Pj Gubernur Papua Tengah Langsung Serukan Perdamain
JAYAPURA – Penjabat Gubernur Papua Tengah Dr. Ribka Haluk, S.Sos, MM menyampaikan keprihatinannya dan belasungkawa atas gugurnya dua anggota TNI-Polri di Puncak Jaya.
Sebagaimana menurut keterangan Polisi kedua anggota tersebut ditembak saat melakukan pengamanan salat tarawih di Masjid Al Amaliah Ilu, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (25/3) malam.
“Sebenarnya hal hal seperti ini tidak perlu terjadi, jika ada masalah harus diselesaikan secara baik. Tidak boleh menghilangkan nyawa orang lain dengan senjata, siapa pun tidak boleh menjadi korban di tanah ini,” tegas Ribka saat menghubungi Cenderawasih Pos, Minggu (26/3) malam.
Ribka mengaku menyesalkan atas apa yang terjadi, adanya korban yang sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi. Sebab menurutnya, ini menyangkut harkat dan martabat manusia.
“Kita ini umat yang beragama, semua agama mengajarkan kebaikan. Saya mengajak masyarakat di Puncak Jaya dan para tokoh yang ada di sana mengimbau umatnya untuk mengakhiri kontak tembak,” tegasnya.
Terlebih kata Pj Gubernur, masyarakat biasa dan TNI-Polri punya hak untuk hidup. Punya anak istri dan memiliki keluarga, sehingga tidak perlu terjadi pembunuhan terhadap manusia.
“Saya menyerukan perdamaian, konflik tidak boleh terjadi lagi di Papua Tengah, konflik bersenjata segera diakhiri. Karena Tuhan juga tidak mengiginkan hal hal seperti itu,” terangnya.
Ia mengimbau masyarakat sama sama menjaga keamanan dan kedamaian di Papua Tengah lebih khusus di daerah konflik.
Ribka juga menyampaikan bahwa Pemerintah Papua Tengah berkomitmen masing masing kepada daerah menjaga keamanan dan meningkatkan kesejahteraan. Sehingga masyarakat di daerah konflik tidak merasa ketakutan, anak anak bisa sekolah dengan baik, kesehatan bisa berjalan dengan baik dan orang tua merasakan kedamaian bisa mencari hidup tanpa merasa adanya ancaman.
“Kami tidak ingin masyarakat hidup dalam rasa kerakutan dan trauma yang luar biasa akibat konflik yang terjadi, sehingga itu akhiri semua ini,” pintanya.
“Yang beda paham dan ideologi sudahi konflik bersenjata, kalau ada yang tidak rasa puas bisa dibicarakan bersama. Tidak harus menggunakan senjata untuk membunuh orang lain,” sambungnya.
Ribka juga meminta aparat segera mengungkap terhadap masyarakat sipil yang menggunakan senjata untuk membunuh nyawa manusia. (fia/wen)