Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Situasi Berangsur Pulih, Tapi Ratusan Orang Masih Mengungsi di Kodim dan Polres

WAMENA-Dampak dari Kerusuhan sinakma kemarin kini 509 Warga Non OAP yang berdomisili di wilayah Sinakma Distrik Napua dan sekitarnya terpaksa meninggalkan rumahnya dan memilik untuk melakukan pengungsian di Markas Kodim 1702/ Jayawijaya untuk sementara waktu sampai situasi keamanan di wilayah itu benar –benar pulih seperti biasa.

Dandim 1702/ Jayawijaya Letkol CPN Atenius Murib SH,MH  melalui Kasdim Mayor CHB Yusuf Rinding ketika membenarkan adanya 509 warga yang berdomisili di Wilayah Sinakma saat ini ditampung di Makodim 1702/ Jayawijaya.

“Pasca kerusuhan yang terjadi di Sinakma , 307 orang langsung berdatangan ke Kodim dan dan jumlah ini terus bertambah setelah sehari hingga menjadi 509 orang baik itu orang dewasa maupun anak –anak dan bayi,” ungkapnya saat ditemui di Makodim 1702/ Jayawijaya Sabtu (25/2) malam.

Ia juga memastikan para pengungsi ini ditampung di Masjid, Gereja dan rumah anggota untuk sementara waktu sampai situasi benar –benar pulih kembali.  Sedangkan untuk kebutuhan mereka selama dua hari ini ditanggung langsung oleh dari Kodim dalam hal ini Dandim 1702/ Jayawijaya.

Baca Juga :  Diserahkan Pada Mendagri, Logo Pemprov Papua Tengah Resmi Digunakan

“Untuk kebutuhan pengungsi sampai saat ini masih mencukupi sebab dari Dandim 1702 / Jayawijaya yang memperhatikan, kita membuka satu dapur umum untuk anggota masak disana dan nantinya mereka akan dipanggil untuk mengambil makanan,” jelasnya

Sementara itu salah satu pengungsi atas nama Saipul asal Jawa Timur yang berdomisili di Sinakma mengakui jika ia dan keluarganya memilih mengungsi di Markas Kodim 1702/ Jayawijaya karena trauma dengan kerusuhan yang terjadi karena tahun –tahun lalu pernah juga seperti itu sehingga lebih memilih mengungsi dengan keadaan apap adanya.

“Sekarang kita dapat tempat di masjid ya Alhamdulilah ada tempat untuk anak –anak kecil, saya mulai masuk ke sini dari malam Jumat karena ada pembakaran dan kami takut seperti kejadian 2019 lalu, harta bisa dicari tapi nyawa tidak bisa, saya disini bersama istri saya,” bebernya.

Baca Juga :  Akses Resmi Ditutup, Jalur Non Formal Jadi Alternatif

Ia menyebutkan bakal bertahan di pengungsian Kodim hingga situasi benar –benar kondusif, rencananya malam minggu ini balik namun karena ada informasi masa dari atas sehingga kembali lagi ke pengungsian.  Saypul berharap secepatnya bisa aman dan kondusif agar bisa kembali beraktifitas seperti biasa.

Hal yang sama juga disampaikan sampaikan Albert Pengungsi yang ada di Gereja mengakui jika pihaknya bersama dengan warga yang lain yang juga berdomisili di Sinakma lantaran situasi yang ada disana kurang kondusif sehingga mencari tempat yang lebih aman disini (gereja).

“Selama mengungsi dua hari ini syukur segala sesuatu yang dibutuhkan masih terpenuhi di Kodim 1702/Jayawijaya kami disini sudah 3 malam, untuk makan minum masih terpenuhi dengan baik,” bebernya

Albert mengharapkan agar situasi yang terjadi ini bisa segera berakhir dan wamena bisa kembali menjadi Kota DANI (Damai, Aman, Nyaman dan Indah) sehingga masyarakatnya bisa melakukan aktifitas seperti biasa lagi. (ade/jo/wen)

WAMENA-Dampak dari Kerusuhan sinakma kemarin kini 509 Warga Non OAP yang berdomisili di wilayah Sinakma Distrik Napua dan sekitarnya terpaksa meninggalkan rumahnya dan memilik untuk melakukan pengungsian di Markas Kodim 1702/ Jayawijaya untuk sementara waktu sampai situasi keamanan di wilayah itu benar –benar pulih seperti biasa.

Dandim 1702/ Jayawijaya Letkol CPN Atenius Murib SH,MH  melalui Kasdim Mayor CHB Yusuf Rinding ketika membenarkan adanya 509 warga yang berdomisili di Wilayah Sinakma saat ini ditampung di Makodim 1702/ Jayawijaya.

“Pasca kerusuhan yang terjadi di Sinakma , 307 orang langsung berdatangan ke Kodim dan dan jumlah ini terus bertambah setelah sehari hingga menjadi 509 orang baik itu orang dewasa maupun anak –anak dan bayi,” ungkapnya saat ditemui di Makodim 1702/ Jayawijaya Sabtu (25/2) malam.

Ia juga memastikan para pengungsi ini ditampung di Masjid, Gereja dan rumah anggota untuk sementara waktu sampai situasi benar –benar pulih kembali.  Sedangkan untuk kebutuhan mereka selama dua hari ini ditanggung langsung oleh dari Kodim dalam hal ini Dandim 1702/ Jayawijaya.

Baca Juga :  Dibukanya Ekspor Kelapa Sawit, Harga Minyak Goreng di Papua Tidak Bergejolak

“Untuk kebutuhan pengungsi sampai saat ini masih mencukupi sebab dari Dandim 1702 / Jayawijaya yang memperhatikan, kita membuka satu dapur umum untuk anggota masak disana dan nantinya mereka akan dipanggil untuk mengambil makanan,” jelasnya

Sementara itu salah satu pengungsi atas nama Saipul asal Jawa Timur yang berdomisili di Sinakma mengakui jika ia dan keluarganya memilih mengungsi di Markas Kodim 1702/ Jayawijaya karena trauma dengan kerusuhan yang terjadi karena tahun –tahun lalu pernah juga seperti itu sehingga lebih memilih mengungsi dengan keadaan apap adanya.

“Sekarang kita dapat tempat di masjid ya Alhamdulilah ada tempat untuk anak –anak kecil, saya mulai masuk ke sini dari malam Jumat karena ada pembakaran dan kami takut seperti kejadian 2019 lalu, harta bisa dicari tapi nyawa tidak bisa, saya disini bersama istri saya,” bebernya.

Baca Juga :  Akses Resmi Ditutup, Jalur Non Formal Jadi Alternatif

Ia menyebutkan bakal bertahan di pengungsian Kodim hingga situasi benar –benar kondusif, rencananya malam minggu ini balik namun karena ada informasi masa dari atas sehingga kembali lagi ke pengungsian.  Saypul berharap secepatnya bisa aman dan kondusif agar bisa kembali beraktifitas seperti biasa.

Hal yang sama juga disampaikan sampaikan Albert Pengungsi yang ada di Gereja mengakui jika pihaknya bersama dengan warga yang lain yang juga berdomisili di Sinakma lantaran situasi yang ada disana kurang kondusif sehingga mencari tempat yang lebih aman disini (gereja).

“Selama mengungsi dua hari ini syukur segala sesuatu yang dibutuhkan masih terpenuhi di Kodim 1702/Jayawijaya kami disini sudah 3 malam, untuk makan minum masih terpenuhi dengan baik,” bebernya

Albert mengharapkan agar situasi yang terjadi ini bisa segera berakhir dan wamena bisa kembali menjadi Kota DANI (Damai, Aman, Nyaman dan Indah) sehingga masyarakatnya bisa melakukan aktifitas seperti biasa lagi. (ade/jo/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya