Sunday, May 19, 2024
24.7 C
Jayapura

Kematian Ternak Sapi di Merauke Bertambah Jadi 177 Ekor

Rafel Heri Nugroho, untuk parasit tersebut masih bisa diobati. Karena itu, pihaknya akan segera membentuk sejumlah tim, diantaranya tim pengobatan dan   tim vaksinasi, sehingga sapi-sapi yang sakit tersebut bisa segera sembuh.

Soal sapi-sapi yang dalam keadaan sakit apakah layak dikonsumsi atau tidak, Rafael Heri Nugroho meminta peternak untuk memotong ternaknya di rumah potong hewan (RPH) sehingga ternak-ternak yang akan dipotong dalam pengawasan dokter hewan.

‘’Dokter-dokter hewan yang bertugas akan memeriksa sapi yang akann dipotong dan daging yang nantinya dikonsumsi, apakah daging itu layak dikonsumsi atau tidak. Atau ternak itu layak di potong atau tidak. Terntunya apabila  terindikasi sapi itu skait dan terindikasi terjangkit inveksi patri teman-teman dokter hewan menolak untuk dipotong. Artinya, hewan itu akan ditreatmen atau diobati. Nanti sembuh baru bisa dipotong. Sehingga ini juga kami mengharapkan peternak atau petani tidak memotong ternaknya di     sembarang tempat tapi diarahkan ke RPH saja,’’ terangnya.

Baca Juga :  Belum Ada Tanda – tanda Omicron

Rafel Heri Nugroho juga meyakinkan bahwa parasit-parasit yang ditemukan dalam sapi tersebut tidak menular ke manusia. ‘’Tapi kita juga terus menunggu pengujian yang terus dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Maros  apakah kematian-kematian sapi ini disebabkan apa. Tapi berdasarkan hasil uji baru ditemukan parasit dan bisa diobati. Jadi jangan kuatir,’’ pungkasnya. (ulo/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Rafel Heri Nugroho, untuk parasit tersebut masih bisa diobati. Karena itu, pihaknya akan segera membentuk sejumlah tim, diantaranya tim pengobatan dan   tim vaksinasi, sehingga sapi-sapi yang sakit tersebut bisa segera sembuh.

Soal sapi-sapi yang dalam keadaan sakit apakah layak dikonsumsi atau tidak, Rafael Heri Nugroho meminta peternak untuk memotong ternaknya di rumah potong hewan (RPH) sehingga ternak-ternak yang akan dipotong dalam pengawasan dokter hewan.

‘’Dokter-dokter hewan yang bertugas akan memeriksa sapi yang akann dipotong dan daging yang nantinya dikonsumsi, apakah daging itu layak dikonsumsi atau tidak. Atau ternak itu layak di potong atau tidak. Terntunya apabila  terindikasi sapi itu skait dan terindikasi terjangkit inveksi patri teman-teman dokter hewan menolak untuk dipotong. Artinya, hewan itu akan ditreatmen atau diobati. Nanti sembuh baru bisa dipotong. Sehingga ini juga kami mengharapkan peternak atau petani tidak memotong ternaknya di     sembarang tempat tapi diarahkan ke RPH saja,’’ terangnya.

Baca Juga :  Beras Bantuan yang Tenggelam Bukan 82 Ton   

Rafel Heri Nugroho juga meyakinkan bahwa parasit-parasit yang ditemukan dalam sapi tersebut tidak menular ke manusia. ‘’Tapi kita juga terus menunggu pengujian yang terus dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Maros  apakah kematian-kematian sapi ini disebabkan apa. Tapi berdasarkan hasil uji baru ditemukan parasit dan bisa diobati. Jadi jangan kuatir,’’ pungkasnya. (ulo/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya