Saturday, April 20, 2024
31.7 C
Jayapura

Warga Mogok, Aktivitas Perekonomian Lumpuh

DEMO: Ribuan warga saat mendatangi Mapolres Jayawijaya untuk meminta aparat Kepolisian menangkap pelaku pembunuhan di Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (25/4).( FOTO : Denny/Cepos)

Warga Minta Pelaku Pembunuhan di Wouma Ditangkap

WAMENA-Ribuan masyarakat yang tergabung dalam masyarakat nusantara Jayawijaya menggelar aksi menyampaikan aspirasi kepada Polres Jayawijaya guna menuntut pihak Kepolisian untuk menindaklanjuti kasus bentrok fisik masyarakat di pasar misi Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Rabu (24/4) malam yang menewaskan seorang warga  bernama Erikson Simbolon (28).

Selain melakukan aksi demo dengan mendatangi Mapolres Jayawijaya, sebagai bentuk solidaritas warga melakukan aksi mogok dengan tidak melakukan aktivitas dengan menutup pertokoan, warung makan, kios Sembako dan pasar -pasar, 

Aksi ini dilakukan untuk meminta Polres Jayawijaya secepatnya mencari para pelaku yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Erikson Simbolon yang meninggal dunia usai bentrokan warga yang mabuk. 

Dari pantauan Cenderawasih Pos, warga nusantara di Jayawijaya, melakukan arak-arakan mengelilingi kota Wamena dan meminta seluruh warga nusantara yang memiliki kios, toko, warung makan untuk menutup tempat usahanya. Hal itu direspon dengan baik sehingga aktivitas perekonomian di Wamena lumpuh.

Setelah melumpuhkan aktivitas perdaganagan, ribuan warga nusantara ini langsung menuju Mapolres Jayawijaya untuk melakukan aksi demo. Mereka mengancam akan membawa jenazah korban untuk diarak ke Polres Jayawijaya namun hal itu tak dilakukan.

“Kami minta Polres Jayawijaya untuk mengusut tuntas masalah ini dan kami serahkan sepenuhnya kepada aparat untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkap Sekretaris Kerukunan Keluarga Sumatera Utara, Walden Hood Sinaga di depan Kapolres dan Bupati Jayawijaya di halaman Mapolres Jayawijaya, kemarin. 

Tampak pertokoan, kios dan warung makan di sepanjang Jalan Safri Darwin, Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang tutup, Kamis (25/4). ( FOTO : Denny/Cepos)

Walden Sinaga mengatakan, selama ini keamanan di Jayawijaya sudah mulai kondusif. Hanya saja masih banyak penjual minuman keras (Miras) oplosan yang beroperasi. 

Baca Juga :  Bikin Bangga Biak, Sroyer Dapat Motor dari Bupati

Bahkan mereka saat ini mulai bergeser ke pinggiran kota yang mengakibatkan bentrok yang dipicu sekelompok warga yang dipengaruhi Miras. 

Senada dengan itu perwakilan dari Kerukunan Keluarga Maluku,  Adolf  Beyai meminta pelaku ditangkap. Pihaknya memberikan apresiasi atas pemberantasan Miras yang selama ini sudah dilakukan. Namun sayangnya belum sepenuhnya bersih sehingga masih terjadi kejadian yang dipicu Miras. “Kami juga minta dilakukan sweping senjata tajam,” tuturnya.  

Menanggapi aspirasi masyarakat, Kapolres Jayawijaya AKBP. Tonny Ananda Swadaya menyatakan, turut berduka cita atas kejadian yang menelan korban jiwa. Untuk itu, pihaknya berjanji akan menindak tegas para pelaku.

“Saya meminta dukungan masyarakat dan kami Forkominda akan mengungkap kasus ini. Untuk itu kami membutuhkan informasi dari masyarakat,” ungkapnya. 

Dalam kesempatan itu, Kapolres Tonny Ananda menyampaikan bahwa Bupati Jayawijaya akan mendirikan pos d daerah-daerah rawan terutama di Pos Wouma dan Pos Sinakma serta di Pasar Jibama.

Terkait para pelaku, dengan tegas Kapolres Tonny Ananda mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah tegas berupa tembak di tempat namun terukur terhadap oknum warga yang bertindak anarkis. Apalagi saat ini masih dalam situasi Pemilu dan sangat mengganggu saat petugas lengah. 

Baca Juga :  Tiba di Jayapura, ini Agenda Kegiatan Mensos Tri Risma

“Kami sudah melakukan swiping Miras dan sebagainya, namun kenyataannya masih ada juga yang beredar. Bahkan sekarang mereka bermain di pinggiran kota. Selesai Pemilu kami akan sweping besar-besaran,” tegasnya. 

Di tempat yang sama Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan, Pemkab Jayawijaya menyampaikan duka yang mendalam, atas kejadian yang dipicu Miras. 

Dalam kesempatan itu, Bupati Jhon Banua juga meminta paguyuban agar bertanggung jawab apabila ada warganya yang melakukan pembuatan Miras, judi dan prostitusi. 

“Kita minta meminta Kejaksaan dan Pengadilan memberikan hukuman pidana yang setimpal. Kami juga akan mengisi pos-pos di wilayah rawan dengan menyewa tempat sementara terlebih dahulu sampai posnya selesai dibangun,” tegasnya. 

Terkait kejadian ini, Pemkab Jayawijaya menurutnya akan menyentuh daerah-daerah yang dinilai sulit tersentuh seperti di Wouma dengan menempatkan personel keamanan di Pos Wouma untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di Wouma, Sinakma dan Pike. 

“Yang mengganggu ini kebanyakan masyarakat dari luar Jayawijaya yang sering mengonsumsi Miras di Wouma sehingga semua masyarakat termasuk masyarakat asli Wouma merasa tidak aman. Mulai hari ini, kami akan melihat penempatan pos untuk wilayah yang tidak aman,” tutupnya.

Usai menyampaikan aspirasinya di Mapolres Jayawijaya, warga kembali mengantarkan jenazah korban ke bandara kargo untuk diterbangkan ke kampung halamannya. (jo/nat)

DEMO: Ribuan warga saat mendatangi Mapolres Jayawijaya untuk meminta aparat Kepolisian menangkap pelaku pembunuhan di Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (25/4).( FOTO : Denny/Cepos)

Warga Minta Pelaku Pembunuhan di Wouma Ditangkap

WAMENA-Ribuan masyarakat yang tergabung dalam masyarakat nusantara Jayawijaya menggelar aksi menyampaikan aspirasi kepada Polres Jayawijaya guna menuntut pihak Kepolisian untuk menindaklanjuti kasus bentrok fisik masyarakat di pasar misi Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Rabu (24/4) malam yang menewaskan seorang warga  bernama Erikson Simbolon (28).

Selain melakukan aksi demo dengan mendatangi Mapolres Jayawijaya, sebagai bentuk solidaritas warga melakukan aksi mogok dengan tidak melakukan aktivitas dengan menutup pertokoan, warung makan, kios Sembako dan pasar -pasar, 

Aksi ini dilakukan untuk meminta Polres Jayawijaya secepatnya mencari para pelaku yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Erikson Simbolon yang meninggal dunia usai bentrokan warga yang mabuk. 

Dari pantauan Cenderawasih Pos, warga nusantara di Jayawijaya, melakukan arak-arakan mengelilingi kota Wamena dan meminta seluruh warga nusantara yang memiliki kios, toko, warung makan untuk menutup tempat usahanya. Hal itu direspon dengan baik sehingga aktivitas perekonomian di Wamena lumpuh.

Setelah melumpuhkan aktivitas perdaganagan, ribuan warga nusantara ini langsung menuju Mapolres Jayawijaya untuk melakukan aksi demo. Mereka mengancam akan membawa jenazah korban untuk diarak ke Polres Jayawijaya namun hal itu tak dilakukan.

“Kami minta Polres Jayawijaya untuk mengusut tuntas masalah ini dan kami serahkan sepenuhnya kepada aparat untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkap Sekretaris Kerukunan Keluarga Sumatera Utara, Walden Hood Sinaga di depan Kapolres dan Bupati Jayawijaya di halaman Mapolres Jayawijaya, kemarin. 

Tampak pertokoan, kios dan warung makan di sepanjang Jalan Safri Darwin, Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang tutup, Kamis (25/4). ( FOTO : Denny/Cepos)

Walden Sinaga mengatakan, selama ini keamanan di Jayawijaya sudah mulai kondusif. Hanya saja masih banyak penjual minuman keras (Miras) oplosan yang beroperasi. 

Baca Juga :  Tiba di Jayapura, ini Agenda Kegiatan Mensos Tri Risma

Bahkan mereka saat ini mulai bergeser ke pinggiran kota yang mengakibatkan bentrok yang dipicu sekelompok warga yang dipengaruhi Miras. 

Senada dengan itu perwakilan dari Kerukunan Keluarga Maluku,  Adolf  Beyai meminta pelaku ditangkap. Pihaknya memberikan apresiasi atas pemberantasan Miras yang selama ini sudah dilakukan. Namun sayangnya belum sepenuhnya bersih sehingga masih terjadi kejadian yang dipicu Miras. “Kami juga minta dilakukan sweping senjata tajam,” tuturnya.  

Menanggapi aspirasi masyarakat, Kapolres Jayawijaya AKBP. Tonny Ananda Swadaya menyatakan, turut berduka cita atas kejadian yang menelan korban jiwa. Untuk itu, pihaknya berjanji akan menindak tegas para pelaku.

“Saya meminta dukungan masyarakat dan kami Forkominda akan mengungkap kasus ini. Untuk itu kami membutuhkan informasi dari masyarakat,” ungkapnya. 

Dalam kesempatan itu, Kapolres Tonny Ananda menyampaikan bahwa Bupati Jayawijaya akan mendirikan pos d daerah-daerah rawan terutama di Pos Wouma dan Pos Sinakma serta di Pasar Jibama.

Terkait para pelaku, dengan tegas Kapolres Tonny Ananda mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah tegas berupa tembak di tempat namun terukur terhadap oknum warga yang bertindak anarkis. Apalagi saat ini masih dalam situasi Pemilu dan sangat mengganggu saat petugas lengah. 

Baca Juga :  Dimeriahkan Kotak dan Ras Muhamad

“Kami sudah melakukan swiping Miras dan sebagainya, namun kenyataannya masih ada juga yang beredar. Bahkan sekarang mereka bermain di pinggiran kota. Selesai Pemilu kami akan sweping besar-besaran,” tegasnya. 

Di tempat yang sama Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan, Pemkab Jayawijaya menyampaikan duka yang mendalam, atas kejadian yang dipicu Miras. 

Dalam kesempatan itu, Bupati Jhon Banua juga meminta paguyuban agar bertanggung jawab apabila ada warganya yang melakukan pembuatan Miras, judi dan prostitusi. 

“Kita minta meminta Kejaksaan dan Pengadilan memberikan hukuman pidana yang setimpal. Kami juga akan mengisi pos-pos di wilayah rawan dengan menyewa tempat sementara terlebih dahulu sampai posnya selesai dibangun,” tegasnya. 

Terkait kejadian ini, Pemkab Jayawijaya menurutnya akan menyentuh daerah-daerah yang dinilai sulit tersentuh seperti di Wouma dengan menempatkan personel keamanan di Pos Wouma untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di Wouma, Sinakma dan Pike. 

“Yang mengganggu ini kebanyakan masyarakat dari luar Jayawijaya yang sering mengonsumsi Miras di Wouma sehingga semua masyarakat termasuk masyarakat asli Wouma merasa tidak aman. Mulai hari ini, kami akan melihat penempatan pos untuk wilayah yang tidak aman,” tutupnya.

Usai menyampaikan aspirasinya di Mapolres Jayawijaya, warga kembali mengantarkan jenazah korban ke bandara kargo untuk diterbangkan ke kampung halamannya. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya