SORONG – Sebanyak 18 belas orang tewas imbas dari pertikain dua kelompok massa di Kilometer 10 Kota Sorong, Selasa (25/1). Tidak hanya itu, Tempat Hiburan Malam (THM) Double O dan satu unit mobil Avanza dibakar massa yang bertikai yang saat itu membawa senjata tajam (sajam).
Pertikaian dua kelompok massa dari dua suku tersebut berawal dari keributan antara dua kelompok massa yang merupakan buntut dari permasalahan yang terjadi di salah satu sekertariat, di Kota Sorong pada Minggu (23/1).
Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwindi membenarkan kejadian yang terjadi di tempat hiburan malam tersebut. Ia menyebut, 18 orang tewas. Ke 18 orang ini meninggal dunia karena terjebak api yang membakar THM Double O.
“Satu orang meninggal akibat penganiayaan sementara 18 orang tewas lantaran terbakar,” terang Kabid Humas saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (25/1)
Terkait dengan peristiwa ini kata Kabid Humas, belum ada yang diamankan. Namun pihaknya sudah memeriksa beberapa saksi yang terdiri dari karyawan THM dan satpam.
“Belum ada yang diamankan, kami masih melakukan pemulihan kondisi. Situasi sudah kondusif pasca pertikaian tersebut, masyarakat sudah kembali beraktivitas seperti biasa,” terangnya.
Dikatakan Kabid Humas, anggota masih berjaga jaga di lokasi termasuk menjaga kedua kubu yang bertikai. Patroli skala besarpun dilakukan untuk mengantisipasi hal serupa terulang lagi.
“Sebanyak 500 personel gabungan terdiri dari TNI-Polri dan Brimob kami turunkan, mereka melakukan patroli skala besar,” kata Kabid Humas.
Sementara itu, berdasarkan data yang diterima Cenderawasih Pos, saat terjadi keributan seorang mahasiswa tewas akibat dibacok senjata tajam tepat di perempatan Kantor DPRD Kota. Dimana pelakunya lebih dari 1 orang.
Korban saat itu langsung dilarikan ke RS Selebe Solu untuk mendapatkan penanganan medis, namun nyawa korban tak terselamatkan hingga dinyatakan meninggal dunia. Tak terima dengan kematian itu, sekelompok massa melakukan pembakaran THM Doble O.
Sekira pukul 01.03 WIT, terdengar suara ledakan dari dalam bangunan Doble O hingga terjadi saling serang dengan mengunakan alat tajam seperti panah, tombak dan parang. Hingga terjadi ledakan bom Molotov di depan Kantor BPJS.
Tak lama kemudian, anggota Batalyon B Por Sorong melakukan pemukulan mundur terhadap sekelompok massa menggunakan mobil wolps dan Water Canon yang dipimpin langsung Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiwan dan Danyon Brimob Batalyon B.
Pasca bentrok antar kelompok suku di Kota Sorong, Mabes Polri bergerak cepat melakukan koordinasi hingga ke Papua Barat. Yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat guna mencegah terjadinya bentrokan susulan di Kota Sorong, Papua Barat.
“Polda jajaran langsung berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk mencegah tidak ada aksi balasan atau aksi lainnya,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada awak media, Jakarta, Selasa (25/1) seperti dalam rilis yang disampaikan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal kemarin.
Tak hanya itu, Dedi menyebut, Polda Papua Barat jajaran juga telah melakukan pertemuan kepada perwakilan kedua kelompok yang bertikai. Tujuannya untuk mencegah serta tidak melakukan aksi apapun di ketentuan aturan hukum yang berlaku. “Polsek Sorong Timur telah melakukan pertemuan antara kelompok,” ujar Dedi. Menurut Dedi, polisi juga telah melakukan penyelidikan serta penyidikan dengan melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi dari peristiwa yang mengakibatkan 19 orang meninggal dunia tersebut.
“Penyelidikan melakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk memproses tuntas kasus kejadian ini. Lalu jajaran juga menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP),” ucap Dedi.
Disisi lain, sejauh ini korban tewas akibat bentrokan tersebut berjumlah 19 orang. Dari total tersebut satu meninggal dunia akibat bentrokan sedangkan 18 lainnya diduga meninggal dunia akibat terbakar di dalam tempat hiburan tersebut. “Satu meninggal dunia karena bentrok dan 18 meninggal dunia di tempat hiburan yang terbakar. Masih didalami,” tutur Dedi.
Kemudian, kata Dedi, Polda Papua Barat jajaran saat ini melakukan pencarian terhadap pelaku dan aktor intelektual dari bentrokan tersebut.”Saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap aktor intelektual dan pelaku dari dua kelompok tersebut,” tutupnya. (fia/ade/gin)