JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua, mengimbau masyarakat bijak dan tidak terprovokasi menanggapi polemik pembakaran aksesori burung cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Papua, Yohanes Walilo menyebut, pembakaran tersebut memang menimbulkan reaksi publik. Sebab, bagi masyarakat Papua Burung Cenderawasih memiliki nilai simbolik dan budaya yang tinggi.
Namun Yohanes menegaskan bahwa, tindakan pihak BBKSDA dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) dalam penanganan barang bukti pelanggaran konservasi.
“Burung cenderawasih adalah simbol kehormatan masyarakat Papua, saya sangat memahami adanya kekecewaan di masyarakat. Namun kami berharap masyarakat tidak terprovokasi dan menyikapi peristiwa ini secara arif,” kata Yohanes kepada wartawan, Kamis (23/10).
Yohanes mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan BBKSDA untuk memastikan agar ke depan, penanganan barang bukti satwa dilindungi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai adat dan kultural masyarakat setempat.
“Apa yang terjadi hari ini merupakan pembelajaran penting bagi semua pihak, agar penegakan hukum di bidang konservasi dilakukan dengan tetap menghormati kearifan lokal,” ujarnya.
JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua, mengimbau masyarakat bijak dan tidak terprovokasi menanggapi polemik pembakaran aksesori burung cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Papua, Yohanes Walilo menyebut, pembakaran tersebut memang menimbulkan reaksi publik. Sebab, bagi masyarakat Papua Burung Cenderawasih memiliki nilai simbolik dan budaya yang tinggi.
Namun Yohanes menegaskan bahwa, tindakan pihak BBKSDA dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) dalam penanganan barang bukti pelanggaran konservasi.
“Burung cenderawasih adalah simbol kehormatan masyarakat Papua, saya sangat memahami adanya kekecewaan di masyarakat. Namun kami berharap masyarakat tidak terprovokasi dan menyikapi peristiwa ini secara arif,” kata Yohanes kepada wartawan, Kamis (23/10).
Yohanes mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan BBKSDA untuk memastikan agar ke depan, penanganan barang bukti satwa dilindungi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai adat dan kultural masyarakat setempat.
“Apa yang terjadi hari ini merupakan pembelajaran penting bagi semua pihak, agar penegakan hukum di bidang konservasi dilakukan dengan tetap menghormati kearifan lokal,” ujarnya.