Thursday, June 26, 2025
21.3 C
Jayapura

TNI Klaim Tiga Warga Sipil yang Tertembak Adalah Simpatisan OPM

JAYAPURA-Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Rudy Puruwito akhirnya angkat bicara terkait insiden penembakan tiga warga sipil oleh aparat TNI yang terjadi di Intan Jaya, Papua Tengah, pada 18 Juni 2025 lalu.

Kepada wartawan, Mayjen Rudy menjelaskan bahwa operasi penindakan tersebut bukan dilakukan oleh pasukan dari Kodam XVII/Cenderawasih, melainkan oleh Komando Operasi Gabungan Wilayah (Koop) Habema.

Menurut informasi yang ia terima, Koop Habema melakukan operasi penindakan terukur terhadap kelompok yang disebut sebagai Tentara Nasional Papua Barat (TNPB) di bawah Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Kalau ada yang menyebut korban bukan OPM, paling tidak mereka adalah simpatisan OPM. Karena pelaksanaan operasi selalu diawali dengan operasi intelijen terlebih dahulu,” ungkap Pangdam Rudy di Makodam XVII/Cenderawasih, Senin (23/6).

Baca Juga :  Uskup Mandagi Ajak Umat Katolik Sukseskan Kunjungan Sri Paus ke Indonesia

Tiga korban yang disebut dalam insiden tersebut adalah Isak Kobogau (43) dari Kampung Mimitapa, Alphon Kobogau (20) dari Kampung Bulapa, dan Johanes Tipagau (40) dari Kampung Mimitapa. Mayjen Rudy menjelaskan, operasi yang dilakukan selalu melalui tahapan intelijen yang ketat untuk memastikan keakuratan data dan kondisi lapangan sebelum operasi tempur digelar. Ia menekankan bahwa klaim korban sebagai warga sipil sering digunakan oleh OPM untuk menarik simpati publik.

JAYAPURA-Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Rudy Puruwito akhirnya angkat bicara terkait insiden penembakan tiga warga sipil oleh aparat TNI yang terjadi di Intan Jaya, Papua Tengah, pada 18 Juni 2025 lalu.

Kepada wartawan, Mayjen Rudy menjelaskan bahwa operasi penindakan tersebut bukan dilakukan oleh pasukan dari Kodam XVII/Cenderawasih, melainkan oleh Komando Operasi Gabungan Wilayah (Koop) Habema.

Menurut informasi yang ia terima, Koop Habema melakukan operasi penindakan terukur terhadap kelompok yang disebut sebagai Tentara Nasional Papua Barat (TNPB) di bawah Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Kalau ada yang menyebut korban bukan OPM, paling tidak mereka adalah simpatisan OPM. Karena pelaksanaan operasi selalu diawali dengan operasi intelijen terlebih dahulu,” ungkap Pangdam Rudy di Makodam XVII/Cenderawasih, Senin (23/6).

Baca Juga :  8 Rekomendasi HP Samsung di Bawah Rp 5 Juta

Tiga korban yang disebut dalam insiden tersebut adalah Isak Kobogau (43) dari Kampung Mimitapa, Alphon Kobogau (20) dari Kampung Bulapa, dan Johanes Tipagau (40) dari Kampung Mimitapa. Mayjen Rudy menjelaskan, operasi yang dilakukan selalu melalui tahapan intelijen yang ketat untuk memastikan keakuratan data dan kondisi lapangan sebelum operasi tempur digelar. Ia menekankan bahwa klaim korban sebagai warga sipil sering digunakan oleh OPM untuk menarik simpati publik.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/