Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Lukas Enembe Kembali Ceria

Usai Diperiksa Dokter Singapura

JAYAPURA – Sekitar enam jam, Gubernur Papua Lukas Enembe diperiksa kesehatannya oleh dokter Singapura di kediamannya di Koya, Selasa (11/10).

Sekedar diketahui, Tim dokter Gubernur Papua Lukas Enembe terdiri dari dokter spesialis jantung, dokter internis dan satu orang perawat. Mereka adalah Cheng Ho Patrick Ang kebangsaan Singapura, Mardiana Binte Ayob kebangsaan Singapore dan Snooky Tabiliran Lagas kebangsaan Filipina

Dokter Pribadi Gubernur, dr Anton Mote menyampaikan, dokter yang berasal dari Singapura mulai melakukan pemeriksaan di kediaman orang nomor satu di Papua itu sekira pukul 10:30 WIT hingga pukul 16:00 WIT.

“Semua pemeriksaan dilakukan di kediaman Gubernur Papua karena alat alat medis sebelumnya sudah digeser ke rumah Lukas Enembe di Koya,” kata dr Anton Mote kepada wartawan, Rabu (12/10).  Alat medis yang dimaksud dr Anton Mote seperti USG, syringe pump, Elektrokardiogram (EKG) jantung portable, alat pasien monitor, tabung oksigen dan alat medis lainnya.

“Dengan kedatangan dokter Singapura, Gubernur menjalani pemeriksaan fisik, pemeriksaan organ dalam menggunakan USG juga menggunakan alat yang dibawa langsung oleh dokter Singapura guna memeriksa kualitas pembuluh darah dan pemeriksaan EKG,” terangnya.

Baca Juga :  Pemprov Papua Naikkan Jadi Tanggap Darurat

Dari hasil pemeriksaan tersebut, ada beberapa temuan seperti kenaikan gula darah. Sehingga langsung dilakukan terapi gula darah diabetes melitus, terkait dengan pemeriksaan jantung masih berpengaruh pada tensi yang naik turun dan dipastikan langsung oleh dokter jantung. Sehingga terapi sudah diberikan.

“Terdapat kelemahan pada gerak dan bicara dari Gubernur sehingga dianjurkan agar Lukas Enembe melakukan Magnetic Resonance Imaging atau MRI,” kata dr Anton Mote.

Lanjutnya, MRI direncanakan dilakukan pada Selasa (11/10) malam. Namun tidak bisa dilaksanakan karena harus diputuskan oleh pasien dan keluarga yang ada dalam rumah maupun yang masih tetap menjaga Gubernur Papua di kediamannya saat ini.

“Kami akan terus berkoordinasi agar MRI bisa dilakukan, berikutnya kami akan jadwalkan tambahan dokter saraf namun kami persiapkan MRInya terlebih dahulu. Untuk MRI kita gunakan yang dari Jayapura dan pihak keluarga juga sudah mendengar bahwa Gubernur harus melakukan MRI, dan mau tidak mau Lukas harus keluar dari kediamannya,” terangnya.

Baca Juga :  Jika Pendidikan OAP Gagal, maka Otsus juga Ikut Gagal

Selain itu kata dr Anton Mote, pihaknya tetap berkoordinasi untuk jadwal pemeriksaan kesehatan berikutnya dengan akan diikutkan dokter spesialias saraf (neuro) ke Jayapura.

“Dari pengalaman beliau (Gubernur-red) setelah melakukan perawatan ternyata merasa tertolong dengan penanganan medis di Singapura, apalagi stroke. Mengenai dokter itu pilihan  Gubernur karena sejak lama beliau melakukan perawatan di Singapura,” ucapnya.

Dr Anton juga menyampaikan jika Gubernur rutin mengkonsumsi obat obatan yang diberikan, bahkan kemarin ada tambahan obat dari dokter singapura. Sehingga stok obat Gubernur untuk saat ini aman.

“Setelah dilakukan pemeriksaan, kondisi Gubernur secara psikologi baik. Beliau mendapatkan langsung pelayanan dari dokter sehingga keceriaan gubernur mulai kembali,” ungkapnya.

Adapun dokter Singapura ini kata dr Anton akan bolak balik, memang itu merugikan  Gubernur karena secara pengobatan tidak efektif  tetapi pihaknya akan terus mengupayakan yang terbaik untuk orang nomor satu di Papua ini.(fia/wen)

Usai Diperiksa Dokter Singapura

JAYAPURA – Sekitar enam jam, Gubernur Papua Lukas Enembe diperiksa kesehatannya oleh dokter Singapura di kediamannya di Koya, Selasa (11/10).

Sekedar diketahui, Tim dokter Gubernur Papua Lukas Enembe terdiri dari dokter spesialis jantung, dokter internis dan satu orang perawat. Mereka adalah Cheng Ho Patrick Ang kebangsaan Singapura, Mardiana Binte Ayob kebangsaan Singapore dan Snooky Tabiliran Lagas kebangsaan Filipina

Dokter Pribadi Gubernur, dr Anton Mote menyampaikan, dokter yang berasal dari Singapura mulai melakukan pemeriksaan di kediaman orang nomor satu di Papua itu sekira pukul 10:30 WIT hingga pukul 16:00 WIT.

“Semua pemeriksaan dilakukan di kediaman Gubernur Papua karena alat alat medis sebelumnya sudah digeser ke rumah Lukas Enembe di Koya,” kata dr Anton Mote kepada wartawan, Rabu (12/10).  Alat medis yang dimaksud dr Anton Mote seperti USG, syringe pump, Elektrokardiogram (EKG) jantung portable, alat pasien monitor, tabung oksigen dan alat medis lainnya.

“Dengan kedatangan dokter Singapura, Gubernur menjalani pemeriksaan fisik, pemeriksaan organ dalam menggunakan USG juga menggunakan alat yang dibawa langsung oleh dokter Singapura guna memeriksa kualitas pembuluh darah dan pemeriksaan EKG,” terangnya.

Baca Juga :  Program IJPN Edukatif Perkenalkan Teknik Penulisan Berita Kepada Pemuda Papua

Dari hasil pemeriksaan tersebut, ada beberapa temuan seperti kenaikan gula darah. Sehingga langsung dilakukan terapi gula darah diabetes melitus, terkait dengan pemeriksaan jantung masih berpengaruh pada tensi yang naik turun dan dipastikan langsung oleh dokter jantung. Sehingga terapi sudah diberikan.

“Terdapat kelemahan pada gerak dan bicara dari Gubernur sehingga dianjurkan agar Lukas Enembe melakukan Magnetic Resonance Imaging atau MRI,” kata dr Anton Mote.

Lanjutnya, MRI direncanakan dilakukan pada Selasa (11/10) malam. Namun tidak bisa dilaksanakan karena harus diputuskan oleh pasien dan keluarga yang ada dalam rumah maupun yang masih tetap menjaga Gubernur Papua di kediamannya saat ini.

“Kami akan terus berkoordinasi agar MRI bisa dilakukan, berikutnya kami akan jadwalkan tambahan dokter saraf namun kami persiapkan MRInya terlebih dahulu. Untuk MRI kita gunakan yang dari Jayapura dan pihak keluarga juga sudah mendengar bahwa Gubernur harus melakukan MRI, dan mau tidak mau Lukas harus keluar dari kediamannya,” terangnya.

Baca Juga :  Bidan di Papua Baru Terisi 52 Persen

Selain itu kata dr Anton Mote, pihaknya tetap berkoordinasi untuk jadwal pemeriksaan kesehatan berikutnya dengan akan diikutkan dokter spesialias saraf (neuro) ke Jayapura.

“Dari pengalaman beliau (Gubernur-red) setelah melakukan perawatan ternyata merasa tertolong dengan penanganan medis di Singapura, apalagi stroke. Mengenai dokter itu pilihan  Gubernur karena sejak lama beliau melakukan perawatan di Singapura,” ucapnya.

Dr Anton juga menyampaikan jika Gubernur rutin mengkonsumsi obat obatan yang diberikan, bahkan kemarin ada tambahan obat dari dokter singapura. Sehingga stok obat Gubernur untuk saat ini aman.

“Setelah dilakukan pemeriksaan, kondisi Gubernur secara psikologi baik. Beliau mendapatkan langsung pelayanan dari dokter sehingga keceriaan gubernur mulai kembali,” ungkapnya.

Adapun dokter Singapura ini kata dr Anton akan bolak balik, memang itu merugikan  Gubernur karena secara pengobatan tidak efektif  tetapi pihaknya akan terus mengupayakan yang terbaik untuk orang nomor satu di Papua ini.(fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya