Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Bidan di Papua Baru Terisi 52 Persen

Diusia ke-72, IBI Papua Siap Dukung Pembangunan di Papua

JAYAPURA-Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Papua, Dionesia Pri Utami, S.Tr. K.Keb., SMK., M.Kes., menyampaikan bahwa jumlah bidan di Papua saat ini sekira 3.600 orang. Jumlah tersebut diakui baru memenuhi 52 persen kebutuhan bidan di Papua.

Diakuinya, jumlah bidan yang ada saat ini sangat tidak berbanding dengan luas wilayah dimana jumlah kampung di Papua sekitar 5 ribu kampung.

“Setiap kampung harus ada bidan, tapi kadang kita di Papua ada wilayah yang tidak ada bidannya,” ungkap Dionesia di sela-sela syukuran HUT IBI ke-72 di Hotel Grand Abe, Rabu (12/7).

Keterbasan jumlah bidan menurutnya akhirnya menjadi kendala tingginya masalah kesehatan di setiap kampung, terutama terkait kematian ibu dan anak saat melahirkan. Sebab dengan minimnya jumlah Bidan, tentu sangat terkendala bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil.

Baca Juga :  Ajak Kaum Perempuan Terus Berkolaborasi

“Ini realita yang terjadi kadang ada kampung yang tidak memiliki bidan. Jadi kalau mau kita harus tambahkan bidan sekira 3 ribu orang untuk di Papua,” tambahnya.

Selain persoalan kematian ibu dan anak, juga persoalan stunting disebabkan karena ketersediaan SDM bagi petugas kesehatan khususnya bidan. Kondisi ini membuat masyarakat sangat minim mendapatkan pelayanan maupun pengetahuan tentang pencegahan stunting.

“Jangan heran jika stunting kita di Papua saat ini masih diatas 32 persen, karena tidak akan mungkin turun jika SDM kita masih rendah,” bebernya.

Oleh sebab itu dirinya mengharapkan pemerintah perlu melihat persoalan keterbatasan jumlah bidan maupun petugas kesehatan lainnya di Papua. Sehingga persoalan kesehatan ini dapat diselesaikan walaupun secara berjenjang.

Sementara itu, IBI Provinsi Papua menggelar syukuran hut ke-72 tahun di Hotel Grand Abe, Rabu (12/7). Selain syukuran ulang tahun, IBI Papua juga mengadakan kegiatan Training of Tradier (TOT).

Baca Juga :  Uncen Siap Kukuhkan Lima Guru Besar

Acara syukuran tersebut dibuka langsung oleh Kadis Kesehatan Provinsi Papua Roby Kayame. Dalam sambutannya Roby mengapresiasi kepada IBI Papua yang selalu bekerja keras menyelesaikan perosalan kesehatan di Papua terutama terkait kematian ibu dan anak dan juga persoalan kesehatan lain.

Dia juga mengapresiasi langkah IBI menggelar kegiatan TOT. Sebab menurut  Roby, TOT merupakan langkah maju yang dilakukan IBI di tengah perkembangan zaman saat ini.

Diapun menyatakan dengan adanya perubahan regulasi, tentu anggaran lebih dominan ke daerah kabupaten/kota. Oleh sebab itu diharapkan anggaran yang ada dipergunakan semaksimal mungkin sesuai kebutuhannya.

“Saya harap anggaran besar yang dikuncurkan ke kabupaten kota, diangarkan secara khusus untuk meningkatkan keterampilan para bidan, sehingga mereka boleh kerja dengan lebih maksimal,” tutupnya. (rel/nat) 

Diusia ke-72, IBI Papua Siap Dukung Pembangunan di Papua

JAYAPURA-Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Papua, Dionesia Pri Utami, S.Tr. K.Keb., SMK., M.Kes., menyampaikan bahwa jumlah bidan di Papua saat ini sekira 3.600 orang. Jumlah tersebut diakui baru memenuhi 52 persen kebutuhan bidan di Papua.

Diakuinya, jumlah bidan yang ada saat ini sangat tidak berbanding dengan luas wilayah dimana jumlah kampung di Papua sekitar 5 ribu kampung.

“Setiap kampung harus ada bidan, tapi kadang kita di Papua ada wilayah yang tidak ada bidannya,” ungkap Dionesia di sela-sela syukuran HUT IBI ke-72 di Hotel Grand Abe, Rabu (12/7).

Keterbasan jumlah bidan menurutnya akhirnya menjadi kendala tingginya masalah kesehatan di setiap kampung, terutama terkait kematian ibu dan anak saat melahirkan. Sebab dengan minimnya jumlah Bidan, tentu sangat terkendala bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil.

Baca Juga :  Jubir TPNPB: Ditembak Karena Bawa Logistik TNI Polri

“Ini realita yang terjadi kadang ada kampung yang tidak memiliki bidan. Jadi kalau mau kita harus tambahkan bidan sekira 3 ribu orang untuk di Papua,” tambahnya.

Selain persoalan kematian ibu dan anak, juga persoalan stunting disebabkan karena ketersediaan SDM bagi petugas kesehatan khususnya bidan. Kondisi ini membuat masyarakat sangat minim mendapatkan pelayanan maupun pengetahuan tentang pencegahan stunting.

“Jangan heran jika stunting kita di Papua saat ini masih diatas 32 persen, karena tidak akan mungkin turun jika SDM kita masih rendah,” bebernya.

Oleh sebab itu dirinya mengharapkan pemerintah perlu melihat persoalan keterbatasan jumlah bidan maupun petugas kesehatan lainnya di Papua. Sehingga persoalan kesehatan ini dapat diselesaikan walaupun secara berjenjang.

Sementara itu, IBI Provinsi Papua menggelar syukuran hut ke-72 tahun di Hotel Grand Abe, Rabu (12/7). Selain syukuran ulang tahun, IBI Papua juga mengadakan kegiatan Training of Tradier (TOT).

Baca Juga :  Ajak Kaum Perempuan Terus Berkolaborasi

Acara syukuran tersebut dibuka langsung oleh Kadis Kesehatan Provinsi Papua Roby Kayame. Dalam sambutannya Roby mengapresiasi kepada IBI Papua yang selalu bekerja keras menyelesaikan perosalan kesehatan di Papua terutama terkait kematian ibu dan anak dan juga persoalan kesehatan lain.

Dia juga mengapresiasi langkah IBI menggelar kegiatan TOT. Sebab menurut  Roby, TOT merupakan langkah maju yang dilakukan IBI di tengah perkembangan zaman saat ini.

Diapun menyatakan dengan adanya perubahan regulasi, tentu anggaran lebih dominan ke daerah kabupaten/kota. Oleh sebab itu diharapkan anggaran yang ada dipergunakan semaksimal mungkin sesuai kebutuhannya.

“Saya harap anggaran besar yang dikuncurkan ke kabupaten kota, diangarkan secara khusus untuk meningkatkan keterampilan para bidan, sehingga mereka boleh kerja dengan lebih maksimal,” tutupnya. (rel/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya