Saturday, March 29, 2025
25.7 C
Jayapura

Guru dan Nakes Diserang KKB, Satu Tewas

JAYAPURA  Kebrutalan dari Kelompok Kriminal Besenjata (KKB) atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) makin menjadi. Lokasi yang biasanya aman justru dibuat mencekam. Sekolah dan puskesmas di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi  Papua Pegunungan menjadi sasaran amuk KKB pada Jumat (21/3). Alhasil ada 7 orang menjadi korban dimana salah satunya meninggal dunia.

Situsi semakin mencekam karena  kejadian ini diketahui oleh tenaga medis dan guru-guru di distrik lain sehingga semua memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Ada yang lari dan berkumpul ke rumah klasis.

Proses evakuasi dihari kejadian sempat terkendala cuaca sehingga baru bisa dituntaskan pada Minggu (23/3). Laporan yang diterima Cenderawasih Pos total ada 46 guru dan tenaga kesehatan (Nakes) yang dievakuasi. Dan yang terakhir pada Minggu kemarin ada 9 nakes dan guru yang  tiba di Jayapura.

Baca Juga :  Egianus Kogoya Cs Diminta Serahkan Diri

“Jumat yang lalu kami mendengar ada penyerangan di Puskesmas Anggruk dan sekolah di Anggruk. Sabtu kemarin cuaca tidak bersahabat akhirnya kami baru bisa masuk hari Minggu dan kami masuk gunakan lima pesawat. Informasi terakhir adalah satu orang meninggal dunia dan 3 luka ringan dan bukan 6 orang yang meninggal tapi 1,” jelas Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli. Dikatakan karena fasilitas kesehatan terbatas maka semua dibawa ke Jayapura.

“Kami ikut berdukacita atas insiden ini. Ini kejadian luar biasa sejak injil masuk 64 tahun yang lalu kejadian ini tidak pernah terjadi. Dulu kami masuk ke  Anggruk bisa  istirahat dan melakukan kegiatan seperti  biasa karena itu saya katakan ini luar biasa,” tambahnya.

Baca Juga :  Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua Kutuk Keras Kejadian Kiriwok

Dikatakan pemerintah kaget dan syok sehingga kami merasa ini tidak harus terjadi. Disini ia juga meluruskan soal isu bahwa nakes ataupun guru bersal dari intelejen.

“Soal rekrutmen guru ini perlu diluruskan, mereka (guru dan nakes) bukan rekrutmen baru tapi ini nakes atau guru yang sudah lama. Kami rekrut terbuka dan wajib beragama Kristen serta wajib terima yesus, sudah dibaptis dan menjadi guru atau tenaga medis missionaris. Dan untuk memenuhi ini kami verifikasi selama 30 hari sampai orang tuanya semua kami tanyakan. Hingga betul-betul  diperoleh mereka yang mau mengabdi,”beber Didimus.

JAYAPURA  Kebrutalan dari Kelompok Kriminal Besenjata (KKB) atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) makin menjadi. Lokasi yang biasanya aman justru dibuat mencekam. Sekolah dan puskesmas di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi  Papua Pegunungan menjadi sasaran amuk KKB pada Jumat (21/3). Alhasil ada 7 orang menjadi korban dimana salah satunya meninggal dunia.

Situsi semakin mencekam karena  kejadian ini diketahui oleh tenaga medis dan guru-guru di distrik lain sehingga semua memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Ada yang lari dan berkumpul ke rumah klasis.

Proses evakuasi dihari kejadian sempat terkendala cuaca sehingga baru bisa dituntaskan pada Minggu (23/3). Laporan yang diterima Cenderawasih Pos total ada 46 guru dan tenaga kesehatan (Nakes) yang dievakuasi. Dan yang terakhir pada Minggu kemarin ada 9 nakes dan guru yang  tiba di Jayapura.

Baca Juga :  Start Manis Mutiara Hitam

“Jumat yang lalu kami mendengar ada penyerangan di Puskesmas Anggruk dan sekolah di Anggruk. Sabtu kemarin cuaca tidak bersahabat akhirnya kami baru bisa masuk hari Minggu dan kami masuk gunakan lima pesawat. Informasi terakhir adalah satu orang meninggal dunia dan 3 luka ringan dan bukan 6 orang yang meninggal tapi 1,” jelas Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli. Dikatakan karena fasilitas kesehatan terbatas maka semua dibawa ke Jayapura.

“Kami ikut berdukacita atas insiden ini. Ini kejadian luar biasa sejak injil masuk 64 tahun yang lalu kejadian ini tidak pernah terjadi. Dulu kami masuk ke  Anggruk bisa  istirahat dan melakukan kegiatan seperti  biasa karena itu saya katakan ini luar biasa,” tambahnya.

Baca Juga :  Penanganan Stunting Harus Kolaboratif

Dikatakan pemerintah kaget dan syok sehingga kami merasa ini tidak harus terjadi. Disini ia juga meluruskan soal isu bahwa nakes ataupun guru bersal dari intelejen.

“Soal rekrutmen guru ini perlu diluruskan, mereka (guru dan nakes) bukan rekrutmen baru tapi ini nakes atau guru yang sudah lama. Kami rekrut terbuka dan wajib beragama Kristen serta wajib terima yesus, sudah dibaptis dan menjadi guru atau tenaga medis missionaris. Dan untuk memenuhi ini kami verifikasi selama 30 hari sampai orang tuanya semua kami tanyakan. Hingga betul-betul  diperoleh mereka yang mau mengabdi,”beber Didimus.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya