Saturday, July 26, 2025
22.7 C
Jayapura

Pangdam Angkat Bicara Soal Kelakuan KKB

JAYAPURA – Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Rudi Puruwito akhirnya angkat bicara menanggapi kondisi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Saat ini di Intan Jaya disebut adaribuan warga terpaksa mengungsi meninggalkan kampung halaman. Ini tak lepas dari konflik bersenjata antara aparat keamanan dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Menurut data yang disampaikan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Puncak, Nenu Tabuni, pada Minggu, 6 Juli 2025 di Ilaga, ribuan pengungsi berasal dari sejumlah distrik, antara lain Distrik Sinak Barat, Bina, Pogoma, Gome, Gome Utara, dan Omukia. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan lansia yang mengungsi karena merasa terancam oleh konflik bersenjata yang terus berlangsung.

Baca Juga :  Kaki Diamputasi Usai Tertembak, Keluarga Minta Pelaku Diproses Hukum

“Kontak tembak terjadi karena OPM melakukan gangguan keamanan terhadap warga. Kami hanya bertindak secara terukur dan tepat sasaran untuk melindungi rakyat,” tegas Mayjen Rudi, Senin (21/7).

Iapun menyesalkan bentuk propaganda yang dilakukan oleh OPM melalui media sosial yang menyebarkan informasi palsu (hoaks) dan menyesatkan masyarakat.

Salah satunya adalah narasi bahwa TNI datang untuk mengganggu atau bahkan membunuh masyarakat, padahal yang terjadi justru sebaliknya. “OPM memanfaatkan momen itu untuk mengklaim mereka sebagai bagian dari TNI. Akibatnya masyarakat diteror, ditekan, bahkan dicekoki informasi hoaks seolah-olah TNI hadir untuk menyakiti mereka. Ini tidak benar,” jelasnya.

JAYAPURA – Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Rudi Puruwito akhirnya angkat bicara menanggapi kondisi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Saat ini di Intan Jaya disebut adaribuan warga terpaksa mengungsi meninggalkan kampung halaman. Ini tak lepas dari konflik bersenjata antara aparat keamanan dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Menurut data yang disampaikan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Puncak, Nenu Tabuni, pada Minggu, 6 Juli 2025 di Ilaga, ribuan pengungsi berasal dari sejumlah distrik, antara lain Distrik Sinak Barat, Bina, Pogoma, Gome, Gome Utara, dan Omukia. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak, perempuan, dan lansia yang mengungsi karena merasa terancam oleh konflik bersenjata yang terus berlangsung.

Baca Juga :  Komnas HAM Rekomendasikan Periksa Anggota yang Diduga Terlibat

“Kontak tembak terjadi karena OPM melakukan gangguan keamanan terhadap warga. Kami hanya bertindak secara terukur dan tepat sasaran untuk melindungi rakyat,” tegas Mayjen Rudi, Senin (21/7).

Iapun menyesalkan bentuk propaganda yang dilakukan oleh OPM melalui media sosial yang menyebarkan informasi palsu (hoaks) dan menyesatkan masyarakat.

Salah satunya adalah narasi bahwa TNI datang untuk mengganggu atau bahkan membunuh masyarakat, padahal yang terjadi justru sebaliknya. “OPM memanfaatkan momen itu untuk mengklaim mereka sebagai bagian dari TNI. Akibatnya masyarakat diteror, ditekan, bahkan dicekoki informasi hoaks seolah-olah TNI hadir untuk menyakiti mereka. Ini tidak benar,” jelasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya