Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Soal Barang Bukti Senpi, TPNPB Tuding Setingan

JAYAPURA – Tewasnya dua  pria asal Kabupaten Nduga, yakni Elias Karunggu dan Seli Karunggu oleh peluru aparat dianggap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)  sebagai bentuk kekejaman dan menambah panjang daftar kekerasan aparat terhadap warga sipil di Papua. TPNPB juga membantah terkait ditemukannya senjata dari tangan korban karena dianggap sebagai setingan.

 “Itu (senjata) adalah barang bukti milik TNI yang diletakkan di samping jenazah korban agar muncul kesan itu barang milik korban. Kami meyakini ini setingan dan senjata itu milik militer Indonesia,” kata Jubir TPNPB, Sebby Sembom melalui rilisnya, Rabu (22/7). 

Dari insiden penembakan ini ia menyebut kota Ndugadama, Senin (20/7) sempat tegang setelah masyarakat dan keluarga korban turun ke jalan melakukan aksi demo. Pendemo meminta ini dipertanggungjawabkan oleh aparat TNI. Pendemo lanjut Sebby juga membawa pesan tentang sederet kekerasan di Ndugadama. 

Baca Juga :  Setengah Jam Kemudian Terjadi Kebakaran Gelombang Kedua

Disebutkan selama kurang lebih 1 tahun 7 bulan agka korban juga meningkat, dari 225 jiwa naik menjadi 230 orang. “Karenanya dari kondisi ini kami minta presiden Joko Widodo untuk segera melepaskan Papua Barat untuk merdeka sendiri,” jelasnya. 

Aspirasi ini juga melebar hingga ke politik dimana pesan lain yang muncul adalah soal Otonomi Khusus Jilid II yang sedang ramai dibicarakan. Sebby menyebut kedua korban adalah warga sipil biasa dan tidak melakukan upaya perlawanan atau penyerangan yang mengancam keselamatan namun mengapa langsung ditembak mati dan bukan diamankan atau dilimpuhkan. 

Seharusnya lanjut Sebby, jika ada yang dicurigai maka aparat keamanan melakukan penangkapan atau langsung mengamankan tanpa harus menembak hingga mati mengingat tak ada bentuk atau upaya untuk melawan. “Kenapa tidak diborgol hidup – hidup kemudian dipenjarakan, kami pikir aturannya seperti itu dan bukan langsung ditembak apalagi ia warga sipil. Kalau ada kontak senjata dan gugur dalam kontak senjata itu masuk akal,” katanya. (ade/nat)

Baca Juga :  Pastikan Absen di Piala Menpora 

JAYAPURA – Tewasnya dua  pria asal Kabupaten Nduga, yakni Elias Karunggu dan Seli Karunggu oleh peluru aparat dianggap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)  sebagai bentuk kekejaman dan menambah panjang daftar kekerasan aparat terhadap warga sipil di Papua. TPNPB juga membantah terkait ditemukannya senjata dari tangan korban karena dianggap sebagai setingan.

 “Itu (senjata) adalah barang bukti milik TNI yang diletakkan di samping jenazah korban agar muncul kesan itu barang milik korban. Kami meyakini ini setingan dan senjata itu milik militer Indonesia,” kata Jubir TPNPB, Sebby Sembom melalui rilisnya, Rabu (22/7). 

Dari insiden penembakan ini ia menyebut kota Ndugadama, Senin (20/7) sempat tegang setelah masyarakat dan keluarga korban turun ke jalan melakukan aksi demo. Pendemo meminta ini dipertanggungjawabkan oleh aparat TNI. Pendemo lanjut Sebby juga membawa pesan tentang sederet kekerasan di Ndugadama. 

Baca Juga :  Hasil Otopsi, Korban Alami Patah Tulang Dasar Tengkorak

Disebutkan selama kurang lebih 1 tahun 7 bulan agka korban juga meningkat, dari 225 jiwa naik menjadi 230 orang. “Karenanya dari kondisi ini kami minta presiden Joko Widodo untuk segera melepaskan Papua Barat untuk merdeka sendiri,” jelasnya. 

Aspirasi ini juga melebar hingga ke politik dimana pesan lain yang muncul adalah soal Otonomi Khusus Jilid II yang sedang ramai dibicarakan. Sebby menyebut kedua korban adalah warga sipil biasa dan tidak melakukan upaya perlawanan atau penyerangan yang mengancam keselamatan namun mengapa langsung ditembak mati dan bukan diamankan atau dilimpuhkan. 

Seharusnya lanjut Sebby, jika ada yang dicurigai maka aparat keamanan melakukan penangkapan atau langsung mengamankan tanpa harus menembak hingga mati mengingat tak ada bentuk atau upaya untuk melawan. “Kenapa tidak diborgol hidup – hidup kemudian dipenjarakan, kami pikir aturannya seperti itu dan bukan langsung ditembak apalagi ia warga sipil. Kalau ada kontak senjata dan gugur dalam kontak senjata itu masuk akal,” katanya. (ade/nat)

Baca Juga :  Pastikan Absen di Piala Menpora 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya