Thursday, April 25, 2024
27.7 C
Jayapura

Lockdown Bandara-Pelabuhan Dipastikan Hoaks

*Terus Perketat Pengawasan, Waspada Covid di Pegunungan Tengah Papua

JAYAPURA-Perihal beredarnya kabar penutupan Bandar Udara Sentani akibat kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, khususnya di Kota dan Kabupaten Jayapura, termasuk isu PSDD tahap 2, Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., membantah kabar tersebut.

“Kalau ada isu bahwa akan PSDD tahap 2, itu tidak ada (tidak benar). Bukan seperti itu. Melainkan hanya di kelurahan-kelurahan yang meningkat angka kasusnya. Hal ini akan dilakukan setelah berkomunikasi dengan bupati/wali kota masing-masing,” ungkap Wagub Klemen Tinal, Selasa (21/7) kemarin.

Klemen Tinal, SE., MM ( FOTO: Gratianus Silas/Cepos)

Wagub Tinal memberikan contoh, dimana jika terdapat 5 kelurahan dengan jumlah kasus positif di atas 100 pasien, maka harus ditutup sementara selama 14 hari dan tidak boleh ada aktivitas keluar masuk orang.

“Ini hanya contoh. Misalnya di Gurabesi, kalau kasusnya sudah mencapai 100 pasien, maka itu harus kita tutup selama 14 hari. Dimana tidak boleh ada aktivitas keluar masuk orang, dan masyarakat di lingkungan tersebut kita pastikan memenuhi kebutuhan, termasuk kebutuhan kesehatan, hingga dokter yang standby,” ujarnya.

Secara terpisah, Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K)., juga memastikan bahwa informasi lockdown bandara-pelabuhan tersebut tidak benar (hoaks). Terlebih pihaknya tidak pernah sekalipun mendiskusikan hal tersebut.

“Kabar itu hoaks. Selama ini diskusi kami dengan Tim Satgas Covid-19 Provinsi Papua, tidak pernah disinggung menyangkut penutupan bandara dan sebagainya,” terang dr. Sumule.

Sebaliknya, kata dr. Sumule, dengan belum berakhirnya masa inkubasi 28 hari (4 – 31 Juli), maka pihaknya masih tetap menjalankan Surat Edaran Gubernur yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Papua.

Baca Juga :  Solar Tumpah, Banyak Kendaraan Nyaris Kecelakaan

“Saat ini kami masih tetap menjalankan Surat Edaran yang dirilis Pemprov Papua, yang mana merupakan hasil kesepakatan Gubernur Papua bersama Forkopimda Papua,” tambahnya.

Hal senada dipertegas Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Reky Ambrauw, bahwa dengan tidak lagi adanya surat atau kebijakan yang dikeluarkan hingga 31 Juli mendatang, maka tidak ada rencana lockdown bandara maupun pelabuhan sebagaimana isu yang beredar di masyarakat.

“Sebaliknya, kita masih berpegang pada Surat Edaran yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Papua per tanggal 3 Juli, yang mana merupakan hasil dari kesepakatan bersama bupati/wali kota dan Forkopimda Papua. Serta Juknis relaksasi transportasi perhubungan yang berjalan hingga 31 Juli mendatang. Demikian, tidak ada rencana atau keputusan terkait lockdown bandara maupun pelabuhan,” tegas Reky Ambrauw. 

Adapun terkait kasus positif baru di Provinsi Papua, Rabu (22/7) kemarin  kembali bertambah. Hal ini dikonfirmasi langsung Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K)., yang menyebutkan penambahan 46 kasus positif. 

Dari jumlah tersebut, menurut dr. Sumule 34 kasus di Kota Jayapura, 7 kasus di Jayawijaya, dan 4 kasus di Kabupaten Jayapura, dan 1 kasus di Yapen.

“Dengan tambahan 46 kasus positif baru, khususnya bagi Jayawijaya dengan tambahan 7 kasus, maka berada di urutan ke-6 kasus positif terbanyak di Papua yang telah mencapai 48 kasus. Dari jumlah tersebut 19 pasien dirawat, dan 29 pasien sembuh,” ungkapnya.

Baca Juga :  Gubernur dan Kapolda NTT Wajib Lindungi Mahasiswa Papua di Kupang

Dalam hal ini, sambung dr. Sumule, tambahan 7 kasus tersebut di Jayawijaya mengingatkan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Jayawijaya untuk melakukan pemantauan ketat terhadap pergerakan orang. Baik melalui transportasi udara maupun yang melalui jalur-jalur tradisional.

“Di sisi lain, kami di tingkat provinsi akan terus memberikan dukungan berupa pendampingan terhadap upaya penanganan. Baik pencegahan maupun penanggulangan yang terus dilakukan di Jayawijaya. Termasuk yang juga dilakukan di kabupaten lainnya di wilayah pegunungan tengah Papua,” tambahnya.

Selain itu, dr. Sumule juga mengonfirmasi penambahan kasus kontak erat atau Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 65 orang. Penambahan itu terdiri dari 15 kasus dari Merauke, 5 kasus dari Jayawijaya, dan 45 kasus dari Mimika. 

Sedangkan untuk kasus suspek atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah sebanyak 3 orang, yakni dari Paniai dan Mimika.

Tidak sampai situ, dr. Sumule juga mengonfirmasi penambahan jumlah pasien sembuh di Papua. Dimana diketahui bahwa terdapat penambahan sebanyak 4 pasien sembuh, yakni 1 pasien dari Mimika, dan 3 pasien dari Kota Jayapura.

“Dengan catatan ini, maka jumlah kasus positif di Papua secara kumulatif telah mencapai 2.652 kasus, di antaranya 1.365 kasus dirawat, 1.257 kasus sembuh, dan 30 kasus meninggal dunia. Sedangkan ODP sebanyak 2.985 orang, PDP berjumlah 252 pasien, dan pemeriksaan PCR/TCM yang telah mencapai 23.070 sampel,” pungkasnya. (gr/nat)

*Terus Perketat Pengawasan, Waspada Covid di Pegunungan Tengah Papua

JAYAPURA-Perihal beredarnya kabar penutupan Bandar Udara Sentani akibat kasus positif Covid-19 yang terus meningkat, khususnya di Kota dan Kabupaten Jayapura, termasuk isu PSDD tahap 2, Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., membantah kabar tersebut.

“Kalau ada isu bahwa akan PSDD tahap 2, itu tidak ada (tidak benar). Bukan seperti itu. Melainkan hanya di kelurahan-kelurahan yang meningkat angka kasusnya. Hal ini akan dilakukan setelah berkomunikasi dengan bupati/wali kota masing-masing,” ungkap Wagub Klemen Tinal, Selasa (21/7) kemarin.

Klemen Tinal, SE., MM ( FOTO: Gratianus Silas/Cepos)

Wagub Tinal memberikan contoh, dimana jika terdapat 5 kelurahan dengan jumlah kasus positif di atas 100 pasien, maka harus ditutup sementara selama 14 hari dan tidak boleh ada aktivitas keluar masuk orang.

“Ini hanya contoh. Misalnya di Gurabesi, kalau kasusnya sudah mencapai 100 pasien, maka itu harus kita tutup selama 14 hari. Dimana tidak boleh ada aktivitas keluar masuk orang, dan masyarakat di lingkungan tersebut kita pastikan memenuhi kebutuhan, termasuk kebutuhan kesehatan, hingga dokter yang standby,” ujarnya.

Secara terpisah, Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K)., juga memastikan bahwa informasi lockdown bandara-pelabuhan tersebut tidak benar (hoaks). Terlebih pihaknya tidak pernah sekalipun mendiskusikan hal tersebut.

“Kabar itu hoaks. Selama ini diskusi kami dengan Tim Satgas Covid-19 Provinsi Papua, tidak pernah disinggung menyangkut penutupan bandara dan sebagainya,” terang dr. Sumule.

Sebaliknya, kata dr. Sumule, dengan belum berakhirnya masa inkubasi 28 hari (4 – 31 Juli), maka pihaknya masih tetap menjalankan Surat Edaran Gubernur yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Papua.

Baca Juga :  Solar Tumpah, Banyak Kendaraan Nyaris Kecelakaan

“Saat ini kami masih tetap menjalankan Surat Edaran yang dirilis Pemprov Papua, yang mana merupakan hasil kesepakatan Gubernur Papua bersama Forkopimda Papua,” tambahnya.

Hal senada dipertegas Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Reky Ambrauw, bahwa dengan tidak lagi adanya surat atau kebijakan yang dikeluarkan hingga 31 Juli mendatang, maka tidak ada rencana lockdown bandara maupun pelabuhan sebagaimana isu yang beredar di masyarakat.

“Sebaliknya, kita masih berpegang pada Surat Edaran yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Papua per tanggal 3 Juli, yang mana merupakan hasil dari kesepakatan bersama bupati/wali kota dan Forkopimda Papua. Serta Juknis relaksasi transportasi perhubungan yang berjalan hingga 31 Juli mendatang. Demikian, tidak ada rencana atau keputusan terkait lockdown bandara maupun pelabuhan,” tegas Reky Ambrauw. 

Adapun terkait kasus positif baru di Provinsi Papua, Rabu (22/7) kemarin  kembali bertambah. Hal ini dikonfirmasi langsung Juru Bicara Satgas Covid 19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K)., yang menyebutkan penambahan 46 kasus positif. 

Dari jumlah tersebut, menurut dr. Sumule 34 kasus di Kota Jayapura, 7 kasus di Jayawijaya, dan 4 kasus di Kabupaten Jayapura, dan 1 kasus di Yapen.

“Dengan tambahan 46 kasus positif baru, khususnya bagi Jayawijaya dengan tambahan 7 kasus, maka berada di urutan ke-6 kasus positif terbanyak di Papua yang telah mencapai 48 kasus. Dari jumlah tersebut 19 pasien dirawat, dan 29 pasien sembuh,” ungkapnya.

Baca Juga :  Dicurigai Sebagai Aparat, Lima Sipil Tewas Ditembak dan Dibacok

Dalam hal ini, sambung dr. Sumule, tambahan 7 kasus tersebut di Jayawijaya mengingatkan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Jayawijaya untuk melakukan pemantauan ketat terhadap pergerakan orang. Baik melalui transportasi udara maupun yang melalui jalur-jalur tradisional.

“Di sisi lain, kami di tingkat provinsi akan terus memberikan dukungan berupa pendampingan terhadap upaya penanganan. Baik pencegahan maupun penanggulangan yang terus dilakukan di Jayawijaya. Termasuk yang juga dilakukan di kabupaten lainnya di wilayah pegunungan tengah Papua,” tambahnya.

Selain itu, dr. Sumule juga mengonfirmasi penambahan kasus kontak erat atau Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 65 orang. Penambahan itu terdiri dari 15 kasus dari Merauke, 5 kasus dari Jayawijaya, dan 45 kasus dari Mimika. 

Sedangkan untuk kasus suspek atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah sebanyak 3 orang, yakni dari Paniai dan Mimika.

Tidak sampai situ, dr. Sumule juga mengonfirmasi penambahan jumlah pasien sembuh di Papua. Dimana diketahui bahwa terdapat penambahan sebanyak 4 pasien sembuh, yakni 1 pasien dari Mimika, dan 3 pasien dari Kota Jayapura.

“Dengan catatan ini, maka jumlah kasus positif di Papua secara kumulatif telah mencapai 2.652 kasus, di antaranya 1.365 kasus dirawat, 1.257 kasus sembuh, dan 30 kasus meninggal dunia. Sedangkan ODP sebanyak 2.985 orang, PDP berjumlah 252 pasien, dan pemeriksaan PCR/TCM yang telah mencapai 23.070 sampel,” pungkasnya. (gr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya