Thursday, April 25, 2024
33.7 C
Jayapura

Tolak Tawaran Masuk PNS, Sempat Berwirausaha Sebelum Maju Pilkada

Kisah Esau Miram, SIP., Jurnalis Cenderawasih Pos yang Menjadi Wabup Yahukimo (Bag-3/Habis)

Banyak pengalaman yang diperoleh Esau Miram selama menjadi jurnalis Cenderawasih Pos tahun awal 2012 hingga Agustus 2013, menghantarnya terjun ke dunia politik menjadi anggota legislatif tahun 2014 dan akhir menjadi Wakil Bupati Yahukimo pada Pilkada 2020. 

Laporan: Yonathan, Jayapura

AWALnya bercita-cita menjadi seorang guru, kemudian berubah haluan ingin menjadi seorang rimbawan, Esau Miram setelah menyelesaikan pendidikan di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Yapis Biak sekarang Uniyap Biak, akhirnya berkecimpung di dunia jurnalistik.

Setelah berhasil meraih gelar sarjana ilmu politik (SIP), suami dari Dorce Loho ini diterima menjadi calon reporter di Harian Cenderawasih Pos, Januari 2012. “November 2011 saya diwisuda dan bulan Desember ke Kota Jayapura untuk merayakan Natal. Namun saat saya baca koran, ada lowongan penerimaan wartawan di Cepos. Saya pikir dari pada tidak ada kegiatan, saya coba melamar,” ungkap Esau. 

Setelah menjalani serangkaian seleksi, Esau bersama tiga orang rekan seangkatannya mengikuti magang atau menjadi calon reporter Cepos, Januari 2012. 

Esau mengaku tidak pernah membayangkan bisa lolos seleksi dan diterima untuk mengikuti magang di koran pertama dan terbesar di Papua. “Saya tidak percaya kalau bisa lolos seleksi. Karena saya tahu diri, kemampuan saya di bawah rata-rata. Tapi saya percaya ini cara dan jalan Tuhan bagi saya,” tuturnya.

Esau mengakui tidak mudah baginya untuk menjalankan tugas sebagai seorang calon reporter. Pasalnya dirinya tidak mempunyai dasar tentang jurnalistik ataupun ilmu komunikasi. Apalagi selama magang, dirinya langsung ditempatkan di pos peliputan kantor Wali Kota Jayapura. 

Dirinya mengaku sangat kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Mulai dari mencari berita, menemui sumber berita, melakukan wawancara hingga menyusun sebuah berita. “Terus terang, saat itu saya masih bingung bagaimana menjalankan tugas sebagai seorang wartawan. Apalagi saat menghadapi sumber berita seperti wali kota. Jujur saya tidak tahu apa yang harus saya tanyakan dan memulainya dari mana. Setelah mendapatkan bahan berita, saya juga masih bingung memulainya bagaimana. Namun berkat bimbingan dan arahan dari pimpinan di kantor khususnya di redaksi serta para redaktur dan teman-teman wartawan, saya akhirnya secara perlahan bisa menjalankan tugas,” ucapnya sambil tertawa kecil.

Baca Juga :  Bawaslu Nduga Bantah Klaim OPM

Setelah menjalani magang selama tiga bulan, Esau akhirnya diangkat menjadi seorang wartawan dan dipercayakan menghandel pos peliputan di kantor Wali Kota Jayapura. Dirinya mengakui banyak mendapat pengalaman yang luar biasa selama menjadi seorang wartawan. Pertemuannya dengan narasumber seperti Wali Kota Jayapura, pejabat lainnya serta para tokoh menjadi bekal baginya. “Terus terang di Cepos ini saya terbentuk, kalau di bangku kuliah tidak seberapa.  Banyak hal yang saya pelajari, selama menjadi seorang wartawan Cepos. Pengalaman saya sebagai wartawan saat itu, akhirnya menjadi bekal bagi saya saat maju dalam Pileg tahun 2014 dan Pilkada tahun 2020,” bebernya. 

Setelah menjalani aktivitas sebagai seorang jurnalis dari Januari 2012, Esau akhirnya mengundurkan diri sebagai wartawan Cenderawasih Pos lantaran memutuskan terjun ke dunia politik. Tidak mudah baginya untuk memutuskan terjun ke dunia politik. Sebab dirinya sudah terbiasa dengan dunia jurnalistik dan sangat menikmati kehidupan sebagai seorang wartawan.

Esau mengundurkan diri dari Cenderawasih Pos setelah dirinya ditetapkan sebagai calon anggota legislatif Partai NasDem untuk mengikuti pemilihan legislatif (Pileg) April 2014 di Kabupaten Yahukimo. Esau saat itu menjadi Caleg NasDem di Daerah Pemilihan (Dapil) II Anggruk.

Namun sebelum Pileg digelar, Esau masih sempat membantu Humas Pemkab Mamberamo Tengah (Mamteng). Selama membantu di Humas Pemkab Mamteng, Esau mengaku sempat mendapat tawaran dari Bupati Mamteng Ricky Ham Pagawak untuk menjadi pegawai negeri. Namun dirinya saat itu belum siap dan sedang fokus mempersiapkan diri menghadapi Pileg. “Di Mamteng saya membantu membuat buletin dan mendekati Pileg saya langsung ke Anggruk,” tambahnya.

Menghadapi Pileg tahun 2014, Esau mengalami kendala dana untuk berkampanye. Namun berkat dukungan salah seorang kader Partai NasDem saat itu yang juga maju sebagai caleg DPR RI Dapil Papua, dirinya bisa berkampanye ke masyarakat hingga akhirnya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Yahukimo.  

Baca Juga :  Tak Ada Gizi Buruk di Yahukimo

Selama satu periode 2014-2019 menjadi anggota DPRD Yahukimo, Esau mendapat kepercayaan sebagai Sekretaris Komisi C. “Awalnya saya juga tidak punya target untuk bisa lolos dan saya sudah siapkan planing andaikan tidak terpilih, saya akan berwirausaha. Tapi puji Tuhan saya terpilih dan menjadi anggota dewan satu periode,” ujarnya.

Pada Pileg tahun 2019, Esau kembali langsung maju sebagai Caleg masih dari Dapil Anggruk. Pada Pileg tahun 2019 ini, Esau kembali mendapat kepercayaan masyarakat untuk kembali menjadi anggota dewan. Namun sebelum dilakukan pelantikan, dirinya mengundurkan diri. Esau mengaku mundur karena ingin beristirahat dari dunia politik dan mau fokus berwirausaha.

“Saya waktu itu putuskan untuk istirahat dulu satu periode dan fokus memulai usaha di bidang sembako. Usaha yang saya rintis di Sentani saat itu sudah mulai jalan,” tambahnya.

Saat ingin beristirahat sejenak di dunia politik, Esau yang saat itu kembali mendapat tawaran dari partai NasDem untuk maju dalam Pilkada Serentak 2020. Ketika ditawari dari partai untuk maju pada Pilkada 2020 di Kabupaten Yahukimo, Esau tahu diri dan menyatakan belum siap apabila maju sebagai calon bupati. Dirinya lebih siap apabila maju sebagai calon wakil bupati.

Dalam perjalanan, akhirnya Esau mendapat tawaran dari Didimus Yahuli salah seorang tokoh politik senior di Kabupaten Yahukimo, untuk mendampinginya maju dalam Pilkada Serentak Kabupaten Yahukimo tahun 2020.  “Banyak yang tawarkan untuk jadi calon bupati, tapi saya sampaikan bahwa saya tidak punya dana, kalau wakil saya siap. Terakhir Pak Didi datang, lalu bilang ade bisa dampingi kaka dan saya bilang siap. Saya pilih dampingi beliau, karena Pak Didi salah satu tokoh senior di Yahukimo,” ujarnya.

Pertarungan di Pilkada 2020 diakui Esau tidak mudah. Pasalnya dirinya bersama Didimus Yahuli sebagai calon bupati harus menghadapi petahana. Namun karena kehendak Tuhan, Didimus Yahuli dan Esau Miram memenangkan Pilkada 2020.*** 

Kisah Esau Miram, SIP., Jurnalis Cenderawasih Pos yang Menjadi Wabup Yahukimo (Bag-3/Habis)

Banyak pengalaman yang diperoleh Esau Miram selama menjadi jurnalis Cenderawasih Pos tahun awal 2012 hingga Agustus 2013, menghantarnya terjun ke dunia politik menjadi anggota legislatif tahun 2014 dan akhir menjadi Wakil Bupati Yahukimo pada Pilkada 2020. 

Laporan: Yonathan, Jayapura

AWALnya bercita-cita menjadi seorang guru, kemudian berubah haluan ingin menjadi seorang rimbawan, Esau Miram setelah menyelesaikan pendidikan di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Yapis Biak sekarang Uniyap Biak, akhirnya berkecimpung di dunia jurnalistik.

Setelah berhasil meraih gelar sarjana ilmu politik (SIP), suami dari Dorce Loho ini diterima menjadi calon reporter di Harian Cenderawasih Pos, Januari 2012. “November 2011 saya diwisuda dan bulan Desember ke Kota Jayapura untuk merayakan Natal. Namun saat saya baca koran, ada lowongan penerimaan wartawan di Cepos. Saya pikir dari pada tidak ada kegiatan, saya coba melamar,” ungkap Esau. 

Setelah menjalani serangkaian seleksi, Esau bersama tiga orang rekan seangkatannya mengikuti magang atau menjadi calon reporter Cepos, Januari 2012. 

Esau mengaku tidak pernah membayangkan bisa lolos seleksi dan diterima untuk mengikuti magang di koran pertama dan terbesar di Papua. “Saya tidak percaya kalau bisa lolos seleksi. Karena saya tahu diri, kemampuan saya di bawah rata-rata. Tapi saya percaya ini cara dan jalan Tuhan bagi saya,” tuturnya.

Esau mengakui tidak mudah baginya untuk menjalankan tugas sebagai seorang calon reporter. Pasalnya dirinya tidak mempunyai dasar tentang jurnalistik ataupun ilmu komunikasi. Apalagi selama magang, dirinya langsung ditempatkan di pos peliputan kantor Wali Kota Jayapura. 

Dirinya mengaku sangat kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Mulai dari mencari berita, menemui sumber berita, melakukan wawancara hingga menyusun sebuah berita. “Terus terang, saat itu saya masih bingung bagaimana menjalankan tugas sebagai seorang wartawan. Apalagi saat menghadapi sumber berita seperti wali kota. Jujur saya tidak tahu apa yang harus saya tanyakan dan memulainya dari mana. Setelah mendapatkan bahan berita, saya juga masih bingung memulainya bagaimana. Namun berkat bimbingan dan arahan dari pimpinan di kantor khususnya di redaksi serta para redaktur dan teman-teman wartawan, saya akhirnya secara perlahan bisa menjalankan tugas,” ucapnya sambil tertawa kecil.

Baca Juga :  Jam Malam Jangan Dijadikan Polemik

Setelah menjalani magang selama tiga bulan, Esau akhirnya diangkat menjadi seorang wartawan dan dipercayakan menghandel pos peliputan di kantor Wali Kota Jayapura. Dirinya mengakui banyak mendapat pengalaman yang luar biasa selama menjadi seorang wartawan. Pertemuannya dengan narasumber seperti Wali Kota Jayapura, pejabat lainnya serta para tokoh menjadi bekal baginya. “Terus terang di Cepos ini saya terbentuk, kalau di bangku kuliah tidak seberapa.  Banyak hal yang saya pelajari, selama menjadi seorang wartawan Cepos. Pengalaman saya sebagai wartawan saat itu, akhirnya menjadi bekal bagi saya saat maju dalam Pileg tahun 2014 dan Pilkada tahun 2020,” bebernya. 

Setelah menjalani aktivitas sebagai seorang jurnalis dari Januari 2012, Esau akhirnya mengundurkan diri sebagai wartawan Cenderawasih Pos lantaran memutuskan terjun ke dunia politik. Tidak mudah baginya untuk memutuskan terjun ke dunia politik. Sebab dirinya sudah terbiasa dengan dunia jurnalistik dan sangat menikmati kehidupan sebagai seorang wartawan.

Esau mengundurkan diri dari Cenderawasih Pos setelah dirinya ditetapkan sebagai calon anggota legislatif Partai NasDem untuk mengikuti pemilihan legislatif (Pileg) April 2014 di Kabupaten Yahukimo. Esau saat itu menjadi Caleg NasDem di Daerah Pemilihan (Dapil) II Anggruk.

Namun sebelum Pileg digelar, Esau masih sempat membantu Humas Pemkab Mamberamo Tengah (Mamteng). Selama membantu di Humas Pemkab Mamteng, Esau mengaku sempat mendapat tawaran dari Bupati Mamteng Ricky Ham Pagawak untuk menjadi pegawai negeri. Namun dirinya saat itu belum siap dan sedang fokus mempersiapkan diri menghadapi Pileg. “Di Mamteng saya membantu membuat buletin dan mendekati Pileg saya langsung ke Anggruk,” tambahnya.

Menghadapi Pileg tahun 2014, Esau mengalami kendala dana untuk berkampanye. Namun berkat dukungan salah seorang kader Partai NasDem saat itu yang juga maju sebagai caleg DPR RI Dapil Papua, dirinya bisa berkampanye ke masyarakat hingga akhirnya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Yahukimo.  

Baca Juga :  Bawaslu Nduga Bantah Klaim OPM

Selama satu periode 2014-2019 menjadi anggota DPRD Yahukimo, Esau mendapat kepercayaan sebagai Sekretaris Komisi C. “Awalnya saya juga tidak punya target untuk bisa lolos dan saya sudah siapkan planing andaikan tidak terpilih, saya akan berwirausaha. Tapi puji Tuhan saya terpilih dan menjadi anggota dewan satu periode,” ujarnya.

Pada Pileg tahun 2019, Esau kembali langsung maju sebagai Caleg masih dari Dapil Anggruk. Pada Pileg tahun 2019 ini, Esau kembali mendapat kepercayaan masyarakat untuk kembali menjadi anggota dewan. Namun sebelum dilakukan pelantikan, dirinya mengundurkan diri. Esau mengaku mundur karena ingin beristirahat dari dunia politik dan mau fokus berwirausaha.

“Saya waktu itu putuskan untuk istirahat dulu satu periode dan fokus memulai usaha di bidang sembako. Usaha yang saya rintis di Sentani saat itu sudah mulai jalan,” tambahnya.

Saat ingin beristirahat sejenak di dunia politik, Esau yang saat itu kembali mendapat tawaran dari partai NasDem untuk maju dalam Pilkada Serentak 2020. Ketika ditawari dari partai untuk maju pada Pilkada 2020 di Kabupaten Yahukimo, Esau tahu diri dan menyatakan belum siap apabila maju sebagai calon bupati. Dirinya lebih siap apabila maju sebagai calon wakil bupati.

Dalam perjalanan, akhirnya Esau mendapat tawaran dari Didimus Yahuli salah seorang tokoh politik senior di Kabupaten Yahukimo, untuk mendampinginya maju dalam Pilkada Serentak Kabupaten Yahukimo tahun 2020.  “Banyak yang tawarkan untuk jadi calon bupati, tapi saya sampaikan bahwa saya tidak punya dana, kalau wakil saya siap. Terakhir Pak Didi datang, lalu bilang ade bisa dampingi kaka dan saya bilang siap. Saya pilih dampingi beliau, karena Pak Didi salah satu tokoh senior di Yahukimo,” ujarnya.

Pertarungan di Pilkada 2020 diakui Esau tidak mudah. Pasalnya dirinya bersama Didimus Yahuli sebagai calon bupati harus menghadapi petahana. Namun karena kehendak Tuhan, Didimus Yahuli dan Esau Miram memenangkan Pilkada 2020.*** 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya