Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Kerusuhan Reda, Dogiyai Dijaga Ketat

Bangunan yang Dibakar Mayoritas Toko Milik Pendatang

JAKARTA – Keamanan di Dogiyai, Papua Tengah, pasca kerusuhan Kamis dan Jumat (13-14/7) lalu berangsur pulih. Meski demikian, pengamanan tetap diperketat. Sebab, Dogiyai adalah zona merah yang rawan karena merupakan basis Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Langkah dialog tengah dilakukan untuk mencegah kerusuhan kembali terulang.

Kerusuhan di Dogiyai bukan kali ini saja terjadi. Pada November 2022 juga terjadi kerusuhan yang dipicu tertabraknya balita. Dalam kerusuhan itu juga terjadi pembakaran bangunan. Satu korban meninggal ditemukan terkubur di dekat rumahnya yang telah hangus terbakar.

Kabidhumas Polda Papua Kombespol Ignatius Benny Ady Prabowo menyatakan, di daerah Dogiyai memang berkali-kali terjadi tindakan anarkistis yang melibatkan massa. Penyebabnya macam-macam.

”Kejadian kerusuhan kemarin ini diawali dengan pemalakan,” paparnya.

Baca Juga :  Selamat Jalan Lisa, Sang Patriot Bangsa

Dia menerangkan, sebelum kerusuhan meletus, terjadi pemalakan dengan menghadang kendaraan yang sedang melaju. Pemalakan itu lantas didengar aparat. Upaya pembubaran pun dilakukan. Namun, pelaku malah melawan. Mereka justru berupaya merebut senjata milik petugas. ”Tentu petugas harus menjaga senjatanya dan membela diri,” tuturnya.

Merebut senjata memang kebiasaan yang dilakukan kelompok separatis teroris (KST).

”Ini yang perlu dipahami semuanya. Kalau mereka bersenjata itu lantas bisa menjadi KST,” ujarnya.

Dia mengakui, petugas memang menembak para pelaku yang ingin merebut senjata. Namun, aksi tegas itu diawali dengan tembakan peringatan. Karena warning itu diabaikan, petugas lantas menembak pelaku.

Menurut dia, kondisi tidak terelakkan itu dijadikan alasan untuk melakukan kerusuhan dengan penjarahan dan pembakaran.

Baca Juga :  Demo Tolak DOB, Polisi Terpaksa Keluarkan Tembakan

”Yang menjadi sasaran adalah warga pendatang,” ujarnya.

Toko milik warga pendatang di pasar dan rumah dibakar kelompok tersebut.

Namun, menurut dia, saat ini kondisi telah berangsur-angsur pulih. Keamanan telah kondusif. Brimob yang dikerahkan telah membantu upaya pemulihan keamanan.

”Selain itu, kami berupaya dialog dengan tokoh masyarakat dan agama,” terangnya.

Pengamanan juga diperketat. Dia berharap masyarakat tidak tersulut dengan berbagai provokasi.

”Semua diharapkan menahan diri dan menyerahkannya ke aparat,” paparnya.

Sebelumnya, kerusuhan itu mengakibatkan dua anggota kepolisian dan seorang personel TNI terluka akibat panah. Kerusuhan terjadi di beberapa titik, salah satunya di Bandara Moanemani.

Petugas yang berupaya mengevakuasi anggota yang terluka dengan helikopter dihujani panah dan batu. Berdasar pendataan sementara, 69 bangunan dibakar. (idr/c19/oni)

Bangunan yang Dibakar Mayoritas Toko Milik Pendatang

JAKARTA – Keamanan di Dogiyai, Papua Tengah, pasca kerusuhan Kamis dan Jumat (13-14/7) lalu berangsur pulih. Meski demikian, pengamanan tetap diperketat. Sebab, Dogiyai adalah zona merah yang rawan karena merupakan basis Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Langkah dialog tengah dilakukan untuk mencegah kerusuhan kembali terulang.

Kerusuhan di Dogiyai bukan kali ini saja terjadi. Pada November 2022 juga terjadi kerusuhan yang dipicu tertabraknya balita. Dalam kerusuhan itu juga terjadi pembakaran bangunan. Satu korban meninggal ditemukan terkubur di dekat rumahnya yang telah hangus terbakar.

Kabidhumas Polda Papua Kombespol Ignatius Benny Ady Prabowo menyatakan, di daerah Dogiyai memang berkali-kali terjadi tindakan anarkistis yang melibatkan massa. Penyebabnya macam-macam.

”Kejadian kerusuhan kemarin ini diawali dengan pemalakan,” paparnya.

Baca Juga :  Waktu Hampir Habis, Kandidat Harus Pandai Melobi Partai

Dia menerangkan, sebelum kerusuhan meletus, terjadi pemalakan dengan menghadang kendaraan yang sedang melaju. Pemalakan itu lantas didengar aparat. Upaya pembubaran pun dilakukan. Namun, pelaku malah melawan. Mereka justru berupaya merebut senjata milik petugas. ”Tentu petugas harus menjaga senjatanya dan membela diri,” tuturnya.

Merebut senjata memang kebiasaan yang dilakukan kelompok separatis teroris (KST).

”Ini yang perlu dipahami semuanya. Kalau mereka bersenjata itu lantas bisa menjadi KST,” ujarnya.

Dia mengakui, petugas memang menembak para pelaku yang ingin merebut senjata. Namun, aksi tegas itu diawali dengan tembakan peringatan. Karena warning itu diabaikan, petugas lantas menembak pelaku.

Menurut dia, kondisi tidak terelakkan itu dijadikan alasan untuk melakukan kerusuhan dengan penjarahan dan pembakaran.

Baca Juga :  4 DOB Di Papua dan Papua Barat Mulai Di Evaluasi Kemendagri

”Yang menjadi sasaran adalah warga pendatang,” ujarnya.

Toko milik warga pendatang di pasar dan rumah dibakar kelompok tersebut.

Namun, menurut dia, saat ini kondisi telah berangsur-angsur pulih. Keamanan telah kondusif. Brimob yang dikerahkan telah membantu upaya pemulihan keamanan.

”Selain itu, kami berupaya dialog dengan tokoh masyarakat dan agama,” terangnya.

Pengamanan juga diperketat. Dia berharap masyarakat tidak tersulut dengan berbagai provokasi.

”Semua diharapkan menahan diri dan menyerahkannya ke aparat,” paparnya.

Sebelumnya, kerusuhan itu mengakibatkan dua anggota kepolisian dan seorang personel TNI terluka akibat panah. Kerusuhan terjadi di beberapa titik, salah satunya di Bandara Moanemani.

Petugas yang berupaya mengevakuasi anggota yang terluka dengan helikopter dihujani panah dan batu. Berdasar pendataan sementara, 69 bangunan dibakar. (idr/c19/oni)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya