Sunday, November 24, 2024
33.7 C
Jayapura

Intan Jaya Siaga Satu, Warga di Enam Kampung Mengungsi

Panglima Tertinggi West Papua Army (WPA) Sebut Serangan yang Dilakukan Sebagai Bentuk Penolakan atas Eksploitasi Blok Wabu

JAYAPURA – Kontak tembak antara TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, masih berlangsung sejak Jumat (19/1) hingga Minggu (21/1) kemarin.

Dalam baku tembak yang berlangsung selama tiga hari itu, dua orang dilaporkan meninggal dunia dan satu orang terkena serpihan peluru. Mereka adalah anggota Brimob, Bripda Alfandi Steve Karamoy meninggal dunia akibat ditembak KKB pada Jumat (19/1). Dan sudah diterbangkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan.

Sementara warga sipil sebagaimana data yang diterima Cenderawasih Pos, bernama Yusak Sondegau yang dikabarkan meninggal akibat tertembak pada Minggu (21/1). Sedang warga lainnya bernama Apriani Sani terkena serpihan peluru di bagian tangan kiri.

Baca Juga :  Kondisi Drainase Pasar Lama Sentani  Dikeluhkan Warga

Untuk Apriani Sani, telah mendapatkan penanganan medis di rumah sakit Intan Jaya. Bahkan tangan yang bersangkutan telah dijahit.

Salah satu warga yang ada di Intan Jaya, menyebut jika kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dengan TNI-Polri, yang berlangsung selama tiga hari itu membuat warga di enam Kampung di Kabupaten Intan Jaya mengungsi.

“Masyarakat yang mengungsi berasal dari Desa Mamba, Sambili, Yokatapa, Waboagapa, Bilogai dan Kumpalagupa,” ucap salah satu warga yang namanya enggan dikorankan.

Menurutnya, warga di enam desa tersebut mengungsi akibat trauma dengan kontak tembak yang masih berlangsung sejak (19-21 Januari) Warga yang terdiri dari perempuan dan anak anak itu mengungsi ke daerah yang lebih aman.

“Masih terjadi kontak tembak di sini (Intan Jaya), kami (warga sipil) dilarang keluar. Satu orang pun tidak ada yang keluyuran kecuali TPNPB, OPM dan TNI-Polri. Saat ini Intan Jaya dalam bahaya, tidak tahu akan terjadi apa besok dan seterusnya,” ujarnya.

Baca Juga :  Korsleting, Ratusan Rumah dan Tempat Usaha Ludes Terbakar

Sementara itu, Panglima Tertinggi West Papua Army (WPA) Demianus Magai Yogi, mengatakan sedang terjadi darurat militer di Intan Jaya.  “Masyarakat saat ini sedang mengunsi ke gereja, Kampung Yalai dan Eknemba,” ucapnya melalui pesan WhatsApnya.

Demianus mengaku jika serangan yang dilakukan kepada aparat sebagai bentuk penolakan mereka atas eksploitasi Blok Wabu yang berada di Intan Jaya serta penentuan nasib sendiri.

“Penembakan 19 Januari lalu hingga menewaskan satu anggota Polisi murni dilakukan OPM, sebagai bentuk penolakan kami terhadap eksploitasi tambang gunung emas di Blok Wabu,” tegasnya.

Panglima Tertinggi West Papua Army (WPA) Sebut Serangan yang Dilakukan Sebagai Bentuk Penolakan atas Eksploitasi Blok Wabu

JAYAPURA – Kontak tembak antara TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, masih berlangsung sejak Jumat (19/1) hingga Minggu (21/1) kemarin.

Dalam baku tembak yang berlangsung selama tiga hari itu, dua orang dilaporkan meninggal dunia dan satu orang terkena serpihan peluru. Mereka adalah anggota Brimob, Bripda Alfandi Steve Karamoy meninggal dunia akibat ditembak KKB pada Jumat (19/1). Dan sudah diterbangkan ke kampung halamannya untuk dimakamkan.

Sementara warga sipil sebagaimana data yang diterima Cenderawasih Pos, bernama Yusak Sondegau yang dikabarkan meninggal akibat tertembak pada Minggu (21/1). Sedang warga lainnya bernama Apriani Sani terkena serpihan peluru di bagian tangan kiri.

Baca Juga :  Korsleting, Ratusan Rumah dan Tempat Usaha Ludes Terbakar

Untuk Apriani Sani, telah mendapatkan penanganan medis di rumah sakit Intan Jaya. Bahkan tangan yang bersangkutan telah dijahit.

Salah satu warga yang ada di Intan Jaya, menyebut jika kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dengan TNI-Polri, yang berlangsung selama tiga hari itu membuat warga di enam Kampung di Kabupaten Intan Jaya mengungsi.

“Masyarakat yang mengungsi berasal dari Desa Mamba, Sambili, Yokatapa, Waboagapa, Bilogai dan Kumpalagupa,” ucap salah satu warga yang namanya enggan dikorankan.

Menurutnya, warga di enam desa tersebut mengungsi akibat trauma dengan kontak tembak yang masih berlangsung sejak (19-21 Januari) Warga yang terdiri dari perempuan dan anak anak itu mengungsi ke daerah yang lebih aman.

“Masih terjadi kontak tembak di sini (Intan Jaya), kami (warga sipil) dilarang keluar. Satu orang pun tidak ada yang keluyuran kecuali TPNPB, OPM dan TNI-Polri. Saat ini Intan Jaya dalam bahaya, tidak tahu akan terjadi apa besok dan seterusnya,” ujarnya.

Baca Juga :  Soal Pemilihan Anggota DPRP Jalur Otsus, Pemprov Tunggu Mendagri

Sementara itu, Panglima Tertinggi West Papua Army (WPA) Demianus Magai Yogi, mengatakan sedang terjadi darurat militer di Intan Jaya.  “Masyarakat saat ini sedang mengunsi ke gereja, Kampung Yalai dan Eknemba,” ucapnya melalui pesan WhatsApnya.

Demianus mengaku jika serangan yang dilakukan kepada aparat sebagai bentuk penolakan mereka atas eksploitasi Blok Wabu yang berada di Intan Jaya serta penentuan nasib sendiri.

“Penembakan 19 Januari lalu hingga menewaskan satu anggota Polisi murni dilakukan OPM, sebagai bentuk penolakan kami terhadap eksploitasi tambang gunung emas di Blok Wabu,” tegasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya