Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

BTM: Banyak Warga Saya Terkepung Banjir

EVAKUASI: Sejumlah warga di Kampung Yoka saat dievakuasi menggunakan perahu karet milik BNPB, Kamis (21/3)( FOTO : Elfira/Cepos)

1000 Warga Yoka Korban Banjir Butuh Bantuan

JAYAPURA-Cuaca ekstrem yang  menyelimuti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura benar-benar membuat repot banyak pihak. 

Tak hanya di Sentani yang sedang dalam proses evakuasi, ternyata di Koya juga mengalami dampak yang cukup parah. Hampir seluruh wilayah Koya baik Koya Barat, Koya Timur maupun Koya Koso terendam banjir. Penyebabnya sendiri akibat jebolnya tangguI. 

Dampak dari banjir tersebut ada sekelompok orang yang melakukan pemalangan jalan namun tak berlangsung  lama setelah Wali Kota Jayapura Dr. Benhur Tomi Mano, M.Si tiba dan memberi penjelasan. 

 “Ia benar, tadi ada sekelompok orang yang menutup jalan karena banjir. Tapi setelah  saya berikan penjelasan mereka akhirnya membuka dan jalur Jayapura – Keerom sudah normal semua. Ini saya baru balik dari lokasi,” kata Tomi Mano melalui ponselnya, Kamis (21/3). 

Masyarakat menurutnya protes akibat banjir namun persoalan banjir tak hanya di Koya tetapi merata akibat intensitas hujan yang tinggi.  “Jadi ada tanggul yang jebol dan akhirnya menambah berat situasi,” kata Tomi Mano. 

Ia membenarkan jika sebagian besar masyarakat di Koya terkepung banjir dan banjir kali ini diakui paling dashyat yang pernah terjadi.

Baca Juga :  Kekasih Cemburu, Seorang Wanita Tewas Ditikam

“Banyak masyarakat saya yang terkepung banjir dan mereka saat ini ada yang masih memilih bertahan di rumah namun ada juga yang memilih mengungsi di gereja atau masjid. Ini segera kami tangani  meski cukup berat karena semua merata,” jelasnya. 

Bantuan segera kata Tomi Mano akan didistribusikan terutama bahan makanan karena para korban banjir ini tak bisa masak karena peralatan masak tenggelam termasuk kayu yang basah. 

“Jadi masyarakat meminta agar memperbaiki tanggung yang jebol diperbaiki dan saya sampaikan nanti kami akan koordinasikan dengan  pemerintah provinsi. Namun yang  jelas akses jalan  yang sempat ditutup kini sudah dibuka. Hanya warga saya saja yang masih terdampak banjir,” imbuhnya. 

Sementara itu, sebanyak 1000-an jiwa yang berasal dari 200-an kepala keluarga menjadi korban banjir akibat naiknya air Danau Sentani.

Sekertaris Kampung Yoka Falen Ibrahim Fairnap  mengaku, banjir yang menimpa Kampung Yoka kali ini merupakan banjir terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya banyak rumah warga yang rusak.

   Terkait banjir yang menimpa Kampung Yoka sejak lima hari terakhir ini, Falen mengatakan korban banjir masih membutuhkan bahan makanan (Bama) dan alas tidur.

“Memang sudah  ada bantuan dari instansi terkait, namun sudah kami bagikan kepada dua  posko  dan langsung ke para korban. Sehingga Bama kami mulai kekurangan untuk para korban,” ucap Falen kepada Cenderawasih Pos, Kamis (21/3).

Baca Juga :  Belum Ketahuan dari Kelompok Mana

Selain Bama, yang dikhawatirkan banyak rumah-rumah warga yang rusak akibat terendam air. Untuk itu, dibutuhkan perbaikan dari pemerintah.

“Wali kota, wakil wali kota dan bahkan isteri dari wali kota sudah dua kali melihat kami, namun kami tetap membutuhkan bantuan dari pemerintah,” ungkapnya.

Terkait dengan pelayanan kesehatan, menurut Falen sudah ada pelayanan kesehatan dari Biddokes Polda Papua dan Puskesmas Kampung Yoka yang dipusatkan di Kantor Pemerintah Kampung Yoka. Sementara posko pengungsian sendiri ada di gereja dan aula eks APDN.

“Masyarakat tetap bersabar, serahkan semua ini pada Tuhan. Semoga bencana ini cepat berakhir dan air turun,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kampung Yoka, Alenjro Tukayo mengaku air Danau Sentani terus meluap hingga menggenangi rumah warga. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tinggi.

 “Terkait bencana ini, kami harap pemerintah atau instansi terkait untuk membantu masyarakat yang ada di Kampung Yoka. Pasalnya, masyarakat masih kekurangan Bama dan lainnya,” pungkasnya. (ade/fia/nat)

EVAKUASI: Sejumlah warga di Kampung Yoka saat dievakuasi menggunakan perahu karet milik BNPB, Kamis (21/3)( FOTO : Elfira/Cepos)

1000 Warga Yoka Korban Banjir Butuh Bantuan

JAYAPURA-Cuaca ekstrem yang  menyelimuti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura benar-benar membuat repot banyak pihak. 

Tak hanya di Sentani yang sedang dalam proses evakuasi, ternyata di Koya juga mengalami dampak yang cukup parah. Hampir seluruh wilayah Koya baik Koya Barat, Koya Timur maupun Koya Koso terendam banjir. Penyebabnya sendiri akibat jebolnya tangguI. 

Dampak dari banjir tersebut ada sekelompok orang yang melakukan pemalangan jalan namun tak berlangsung  lama setelah Wali Kota Jayapura Dr. Benhur Tomi Mano, M.Si tiba dan memberi penjelasan. 

 “Ia benar, tadi ada sekelompok orang yang menutup jalan karena banjir. Tapi setelah  saya berikan penjelasan mereka akhirnya membuka dan jalur Jayapura – Keerom sudah normal semua. Ini saya baru balik dari lokasi,” kata Tomi Mano melalui ponselnya, Kamis (21/3). 

Masyarakat menurutnya protes akibat banjir namun persoalan banjir tak hanya di Koya tetapi merata akibat intensitas hujan yang tinggi.  “Jadi ada tanggul yang jebol dan akhirnya menambah berat situasi,” kata Tomi Mano. 

Ia membenarkan jika sebagian besar masyarakat di Koya terkepung banjir dan banjir kali ini diakui paling dashyat yang pernah terjadi.

Baca Juga :  THB Finish, PB PON Papua Terus Genjot Persiapan dengan Baik

“Banyak masyarakat saya yang terkepung banjir dan mereka saat ini ada yang masih memilih bertahan di rumah namun ada juga yang memilih mengungsi di gereja atau masjid. Ini segera kami tangani  meski cukup berat karena semua merata,” jelasnya. 

Bantuan segera kata Tomi Mano akan didistribusikan terutama bahan makanan karena para korban banjir ini tak bisa masak karena peralatan masak tenggelam termasuk kayu yang basah. 

“Jadi masyarakat meminta agar memperbaiki tanggung yang jebol diperbaiki dan saya sampaikan nanti kami akan koordinasikan dengan  pemerintah provinsi. Namun yang  jelas akses jalan  yang sempat ditutup kini sudah dibuka. Hanya warga saya saja yang masih terdampak banjir,” imbuhnya. 

Sementara itu, sebanyak 1000-an jiwa yang berasal dari 200-an kepala keluarga menjadi korban banjir akibat naiknya air Danau Sentani.

Sekertaris Kampung Yoka Falen Ibrahim Fairnap  mengaku, banjir yang menimpa Kampung Yoka kali ini merupakan banjir terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya banyak rumah warga yang rusak.

   Terkait banjir yang menimpa Kampung Yoka sejak lima hari terakhir ini, Falen mengatakan korban banjir masih membutuhkan bahan makanan (Bama) dan alas tidur.

“Memang sudah  ada bantuan dari instansi terkait, namun sudah kami bagikan kepada dua  posko  dan langsung ke para korban. Sehingga Bama kami mulai kekurangan untuk para korban,” ucap Falen kepada Cenderawasih Pos, Kamis (21/3).

Baca Juga :  54 Advokat Siap Dampingi Tujuh Tapol Papua

Selain Bama, yang dikhawatirkan banyak rumah-rumah warga yang rusak akibat terendam air. Untuk itu, dibutuhkan perbaikan dari pemerintah.

“Wali kota, wakil wali kota dan bahkan isteri dari wali kota sudah dua kali melihat kami, namun kami tetap membutuhkan bantuan dari pemerintah,” ungkapnya.

Terkait dengan pelayanan kesehatan, menurut Falen sudah ada pelayanan kesehatan dari Biddokes Polda Papua dan Puskesmas Kampung Yoka yang dipusatkan di Kantor Pemerintah Kampung Yoka. Sementara posko pengungsian sendiri ada di gereja dan aula eks APDN.

“Masyarakat tetap bersabar, serahkan semua ini pada Tuhan. Semoga bencana ini cepat berakhir dan air turun,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kampung Yoka, Alenjro Tukayo mengaku air Danau Sentani terus meluap hingga menggenangi rumah warga. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tinggi.

 “Terkait bencana ini, kami harap pemerintah atau instansi terkait untuk membantu masyarakat yang ada di Kampung Yoka. Pasalnya, masyarakat masih kekurangan Bama dan lainnya,” pungkasnya. (ade/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya