Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Serang Lokasi Tambang Karena Butuh Suport Logistik

JAYAPURA – Kapolda Papua, Irjen Pol  Mathius Fakhiri mengungkapkan bahwa para pelaku penyerang pekerja tambang di Distrik Seradala Kabupaten Yahukimo merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang merupakan anggota sempalan dari kelompok yang lebih dulu ditindak.

Kelompok ini  juga berjejaring dengan Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya. Lalu terkait mengapa lokasi penambangan yang dijadikan tempat eksekusi warga sipil dikatakan bahwa KKB juga membutuhkan  support logistik dan lokasi tambang  dipilih lantaran bisa mendapatkan bahan makanan, emas maupun barang berharga lainnya.

“Mereka (KKB) ini merupakan anggota KNPB garis keras yang kemudian mengangkat diri menjadi KKB. Kelompok ini hanya bolak balik dimana kalau dikejar nanti mereka berlari masuk ke Nduga atau Pegunungan Bintang dan itu saja jalurnya,” beber Kapolda kepada wartawan di Hotel Sunny Abepura, Kamis (19/10).

Baca Juga :  Daftarkan 10.000 Jiwa dalam Program JKN-KIS

Ia menyampaikan bahwa KKB selalu berada di lokasi yang bisa mendapatkan logistic. Logisik tersebut bisa bahan makanan bisa juga hasil pendulangan dimana kelompok ini lakukan pemerasan dan pembunuhan.

“Kelompok ini berpindah pindah mencari tambahan rupiah. Bisa saja ia lakukan pemerasan atau ada bahan makanan kemudian mereka rampok dan bisa juga dari sisi kepala kampung,” singgung Kapolda. Kemudian untuk hari kedua dikatakan ada 53 orang yang sudah dievakuasi.

Dan hingga kemarin anggotanya  masih diminta untuk mengecek apakah masih ada penambang yang berada di lokasi. “Yang masih di lokasi kami minta keluar dulu agar penegakan hukum bisa maksimal,” tegas Fakhiri.

Lalu penyidik juga akan mengambil keterangan dari penambang untuk mengetahui berapa banyak orang yang menyerang saat itu. Kata Kapolda,   di Kota Yahukimo kondisinya kondusif sedangkan lokasi kejadian di Seradala yang kurang lebih membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke lokasi.

Baca Juga :  Operasi Premanisme, Polda Papua Bentuk Tim

“Yang jelas harus bersihkan sehingga semua tahapan Pemilu bisa berjalan aman. Saya sudah meminta Kapolres melakukan pendekatan kepada semua tokoh, bisa saja dari Timor, Makassar dan lainnya. Kami minta para tokoh mengingatkan masyarakatnya sebab resikonya sangat tinggi,” pinta Kapolda.

Kepolisian menyampaikan bahwa masyarakat di daerah rawan jika ingin bepergian paling tidak berkoordinasi dengan aparat keamanan sebab kalau sudah sangat jauh tentu tidak bisa terpantau lagi.

Ia juga meminta  kepada para pencari nafkah jika beresiko maka sebaiknya jangan dijalani. “Ojek, buruh bangunan sebaiknya jangan dulu mengambil resiko apalagi aparat kami tidak menjaga keseluruhan. Anggota kami juga saya ingatkan kalau bepergian harus ekstra hati – hati sebab kelompok ini mengincar amunisi maupun senjata yang dibawa,” tutupnya. (ade/wen)

JAYAPURA – Kapolda Papua, Irjen Pol  Mathius Fakhiri mengungkapkan bahwa para pelaku penyerang pekerja tambang di Distrik Seradala Kabupaten Yahukimo merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang merupakan anggota sempalan dari kelompok yang lebih dulu ditindak.

Kelompok ini  juga berjejaring dengan Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya. Lalu terkait mengapa lokasi penambangan yang dijadikan tempat eksekusi warga sipil dikatakan bahwa KKB juga membutuhkan  support logistik dan lokasi tambang  dipilih lantaran bisa mendapatkan bahan makanan, emas maupun barang berharga lainnya.

“Mereka (KKB) ini merupakan anggota KNPB garis keras yang kemudian mengangkat diri menjadi KKB. Kelompok ini hanya bolak balik dimana kalau dikejar nanti mereka berlari masuk ke Nduga atau Pegunungan Bintang dan itu saja jalurnya,” beber Kapolda kepada wartawan di Hotel Sunny Abepura, Kamis (19/10).

Baca Juga :  Belum Juga Disidangkan,  Tuntut Keadilan Negara

Ia menyampaikan bahwa KKB selalu berada di lokasi yang bisa mendapatkan logistic. Logisik tersebut bisa bahan makanan bisa juga hasil pendulangan dimana kelompok ini lakukan pemerasan dan pembunuhan.

“Kelompok ini berpindah pindah mencari tambahan rupiah. Bisa saja ia lakukan pemerasan atau ada bahan makanan kemudian mereka rampok dan bisa juga dari sisi kepala kampung,” singgung Kapolda. Kemudian untuk hari kedua dikatakan ada 53 orang yang sudah dievakuasi.

Dan hingga kemarin anggotanya  masih diminta untuk mengecek apakah masih ada penambang yang berada di lokasi. “Yang masih di lokasi kami minta keluar dulu agar penegakan hukum bisa maksimal,” tegas Fakhiri.

Lalu penyidik juga akan mengambil keterangan dari penambang untuk mengetahui berapa banyak orang yang menyerang saat itu. Kata Kapolda,   di Kota Yahukimo kondisinya kondusif sedangkan lokasi kejadian di Seradala yang kurang lebih membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke lokasi.

Baca Juga :  Operasi Premanisme, Polda Papua Bentuk Tim

“Yang jelas harus bersihkan sehingga semua tahapan Pemilu bisa berjalan aman. Saya sudah meminta Kapolres melakukan pendekatan kepada semua tokoh, bisa saja dari Timor, Makassar dan lainnya. Kami minta para tokoh mengingatkan masyarakatnya sebab resikonya sangat tinggi,” pinta Kapolda.

Kepolisian menyampaikan bahwa masyarakat di daerah rawan jika ingin bepergian paling tidak berkoordinasi dengan aparat keamanan sebab kalau sudah sangat jauh tentu tidak bisa terpantau lagi.

Ia juga meminta  kepada para pencari nafkah jika beresiko maka sebaiknya jangan dijalani. “Ojek, buruh bangunan sebaiknya jangan dulu mengambil resiko apalagi aparat kami tidak menjaga keseluruhan. Anggota kami juga saya ingatkan kalau bepergian harus ekstra hati – hati sebab kelompok ini mengincar amunisi maupun senjata yang dibawa,” tutupnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya