Thursday, April 25, 2024
27.7 C
Jayapura

Danrem Pertegas Semua Korban Warga Sipil

JAYAPURA – Komandan Korem (Danrem) 172/Praja Wira Yathi, Brigjen TNI J.O Sembiring menegaskan bahwa 13 orang yang diserang oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) pada Sabtu (16/7) di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga merupakan warga sipil.

Menurut dia, 13 orang ini merupakan warga sipil yang sehari-hari bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing untuk membangun Papua, khususnya di Kabupaten Nduga.

Danrem JO Sembiring membantah adanya statemen yang menyebut jika para korban  berasal dari satuan keamanan atau intelejen. “Para korban ini adalah orang-orang yang berprofesi sebagai pedagang, sopir truk, tukang bangunan, dimana selama ini ikut memberikan kontribusi dalam membangun Nduga. Jadi tidak betul kalau mengatakan mereka adalah aparat keamanan,” ungkap Danrem JO Sembiring  kepada wartawan di Makorem 172/PWY, Padang Bulan, Selasa (19/7).

Baca Juga :  Ekstra Waspada di Daerah Rawan

Pihaknya mengemukakan bahwa 13 korban ini murni warga sipil bukan seperti yang sering dituduhkan oleh pihak KST sebagai aparat intelijen. “Mereka ini bukan orang-orang yang sering disebut sebagai intel dan lain sebagainya, tidak ada seperti itu. Para korban ini adalah pelaku-pelaku ekonomi yang hanya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya,” tegas Danrem.

Disini Danrem memberikan apresiasi kepada Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge yang langsung merespons kejadian ini dengan mengunjungi para korban saat dievakuasi dari Nduga ke Timika. “Kami memberikan apresiasi kepada Bupati Nduga Namia Gwijangge yang merespons cepat dan datang ke Timika untuk melihat korban sekaligus mengatakan bahwa para korban ini merupakan warga yang selama ini ikut membangun Papua, khususnya Kabupaten Nduga,” ujarnya.

Baca Juga :  Dukung Kegiatan KBM Daring, Pemkab Jayapura Bantu Gadget Android

Pernyataan Danrem tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge, S.Pd., M.Si., yang menyebut mereka (para korban) datang ke Nduga dan bersama-sama dengan masyarakat setempat untuk membangun Kabupaten Nduga yang lebih baik ke depannya. (ade/nat)

JAYAPURA – Komandan Korem (Danrem) 172/Praja Wira Yathi, Brigjen TNI J.O Sembiring menegaskan bahwa 13 orang yang diserang oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) pada Sabtu (16/7) di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga merupakan warga sipil.

Menurut dia, 13 orang ini merupakan warga sipil yang sehari-hari bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing untuk membangun Papua, khususnya di Kabupaten Nduga.

Danrem JO Sembiring membantah adanya statemen yang menyebut jika para korban  berasal dari satuan keamanan atau intelejen. “Para korban ini adalah orang-orang yang berprofesi sebagai pedagang, sopir truk, tukang bangunan, dimana selama ini ikut memberikan kontribusi dalam membangun Nduga. Jadi tidak betul kalau mengatakan mereka adalah aparat keamanan,” ungkap Danrem JO Sembiring  kepada wartawan di Makorem 172/PWY, Padang Bulan, Selasa (19/7).

Baca Juga :  Dukung Kegiatan KBM Daring, Pemkab Jayapura Bantu Gadget Android

Pihaknya mengemukakan bahwa 13 korban ini murni warga sipil bukan seperti yang sering dituduhkan oleh pihak KST sebagai aparat intelijen. “Mereka ini bukan orang-orang yang sering disebut sebagai intel dan lain sebagainya, tidak ada seperti itu. Para korban ini adalah pelaku-pelaku ekonomi yang hanya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya,” tegas Danrem.

Disini Danrem memberikan apresiasi kepada Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge yang langsung merespons kejadian ini dengan mengunjungi para korban saat dievakuasi dari Nduga ke Timika. “Kami memberikan apresiasi kepada Bupati Nduga Namia Gwijangge yang merespons cepat dan datang ke Timika untuk melihat korban sekaligus mengatakan bahwa para korban ini merupakan warga yang selama ini ikut membangun Papua, khususnya Kabupaten Nduga,” ujarnya.

Baca Juga :  Pembangunan Pos di Wilayah Batas Sangat Penting

Pernyataan Danrem tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge, S.Pd., M.Si., yang menyebut mereka (para korban) datang ke Nduga dan bersama-sama dengan masyarakat setempat untuk membangun Kabupaten Nduga yang lebih baik ke depannya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya