JAYAPURA – Kompleks Perumnas I Graha Youtefa, tepatnya di RT3 /RW 11 mengalami banjir disertai lumpur tebal, setinggi atas mata kaki orang dewasa. Lumpur tidak hanya menutupi badan jalan tapi juga masuk ke rumah. Banjir ini terjadi sekira pukul 02:00 pagi sesaat setelah hujan lebat semalam.
Ibu RT 03 Mariana Yanengga mengatakan bahwa masyarakat merasakan dampak dari pengalian material di atas bukit, sehingga material turun ke rumah warga.
“Kebanyakan warga tingal di kos-kosan yang rasakan dampak, sementara warga tetap ada sekitar 15 KK dengan rumah pribadi, jadi untuk kamar kos ada 20 an Kamar kos-kosan, jadi kejadian ini mulai sejak hujan dari jam 02:30 pagi,” katanya.
Selain itu, tidak adanya parit membuat air dan lumpur meluap di badan jalan mencari tempat yang lebih rendah.
“Sebelumnya tidak pernah terjadi begini tapi sejak ada gusur di bukit, sehingga warga di bawah kena dampak banjir ini,” katanya.
Sementara itu, salah salah satu warga di sekitaran bukit, Martinus Wuka mengatakan bahwa pihaknya sudah pernah menegur perusahan agar melihat dampak bagi warga di bawah bukit.
“Saya kasih tahu dua kali tapi mereka (pekerja) tidak hiraukan tapi mereka malah panggil massa dan saya sampaikan kenapa panggil massa, saya sampaikan ini harus dibuat talud dulu baru bangun, karena ini bisa kena warga di bawah jaraknya sangat dekat rumah warga. Selain itu pohon yang biasa lindungi masyarakat dari banjir malah ditebang,” kata Wuka.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Yabansai Luiz Mebri yang meninjau lokasi langsung mengatakan bahwa pemerintah akan hentikan pekerjaan proyek tersebut .
“Pekerjaan dihentikan sampai ada solusi untuk dampak banjir dan ganti rugi masyarakat, selain itu lokasi kerja harus buat talud dulu baru bisa kerja, jelang lebaran jadi jangan bikin masyarakat banjir lagi, maka kami minta tangani dulu ini, karena kejadian ini bukan karena alam kejadian ini murni karena ulah manusia,” katanya,
Sementara itu, dari pantauan Cenderawasih Pos, warga di lokasi semua lakukan pembersihan rumah dan pekarangan mereka, karena air masuk saat puncak banjir hingga setengah meter dan pembersihan dilakukan di rumah yang bisa ditangani sementara di badan jalan karena lumpur dan material cukup tebal, maka butuh bantuan alat berat, selain itu banyak mobil pribadi warga dan taksi tidak bisa beroperasi karena jalan keluar tertimbun lumpur.
Sementara itu, banjir juga terjadi di depan SMKN 5 Jayapura dan Kali Acay pada Kamis (20/4) dini hari. Sebagian pemukiman warga kemasukan air yang disertai dengan lumpur.
Lokasi Kali Acay dan depan SMKN 5 Jayapura sendiri paling sering menjadi langganan banjir. Kendati demikian, warga enggan meninggalkan lokasi tersebut. Merasa aman dengan lingkungan setempat.
Sukartini salah satu warga yang tempat tinggalnya tergenang air mengaku pasrah dengan kondisi yang ada. “Mau bagaimana lagi, sudah terbiasa. Palingan habis ini dibersihkan lagi tempat tinggalnya,” ucapnya.
Kendati demikian, Sukartini mengaku enggan untuk pindah dari tempatnya yang saat ini. Meski tempat tinggalnya sering menjadi langganan banjir. “Masalahnya kami ini pedagang, ini adalah tempat yang strategis dekat dengan pasar,” ucapnya. (oel/fia/rel/wen)