Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Calistung Tak Jadi Ukuran, Pendidikan Harus Berkesinambungan

JAYAPURA-Ketua PKK Kota Jayapura, Maria Yuvita Gobay mengungkapkan, kemampuan baca tulis dan berhitung tidak lagi menjadi keharusan bagi lulusan TK PAUD ketika melanjutkan pendidikanya ke jenjang sekolah dasar (SD).

  “Tugas dan tanggung jawab terhadap anak-anak usia dini, bukan hanya tugas  guru-guru PAUD saja, tapi juga guru-guru SD juga.  Tetapi selama ini ada terjadinya gap atau jarak.  Karena terjadi miskonsepsi bahwa ukuran dari keberhasilan anak itu dilihat dari si anak menguasai membaca dan menulis dan menghitung atau calistung.  Sehingga orang tua berlomba-lomba kursuskan anaknya,  ikut-ikut les padahal anak ini masih usia dini,” kata Maria Yuvita Gobay, Kamis (15/6).

  Hal itu akhirnya menjadi beban juga secara psikologis kepada anak. Karena anak usia dini 0-6 tahun sebelum masuk SD, butuh ruang untuk bermain.  Bagi anak-anak itu, belajar adalah bermain,  bermain itu adalah belajar.  Oleh karena itu metode atau cara pembelajaran yang menyenangkan itu yang sangat penting.

Baca Juga :  Mantan Pelaku Curanmor Dijadikan Duta Kamtibmas

  “Maka perlu ada transisi yang menyenangkan.  Karena selama ini masih ada guru-guru beranggapan bahwa anak-anak yang baru lulus dari TK PAUD sudah siap untuk masuk SD. Karena mereka sudah tahu calistung dan itu merupakan tugas dari guru-guru PAUD.  Padahal tidak seperti itu juga, karena, itu menjadi tugas dari guru-guru SD juga.  Karena 0 sampai usia 8 tahun berarti dari usia TK Paud sampai di SD kelas 2″ ujarnya.

   Dia berharap, perlu kerjasama yang baik dari PAUD sampai SD. Caranya,  tentu  harus melakukan penguatan dari pondasi anak.  Karena siswa baru yang akan mendaftar di jenjang SD itu, ada yang berasal dari lembaga PAUD,  ada juga anak usia dini yang bukan dari lembaga PAUD. Itu artinya bagi anak usia dini yang bukan dari lembaga PAUD,  yang menjadi gurunya adalah tetap mengandalkan peran orangtuanya.

Baca Juga :  Tak Terima Hutan Bakau Dirusak, ini yang Dilakukan Perempuan Engros-Tobati

  Karena itu supaya anak mendapatkan perlakuan yang sama, pembelajaran yang sama, maka PAUD dan non PAUD tidak bisa dibeda-bedakan. Untuk itu harus ada penyelarasan untuk mengisi kesenjangan yang terjadi. Sehingga ketika anak PAUD dan non PAUD masuk Sd, maka mereka dengan muda beradaptasi.

  “Itu bisa dapat terjadi apabila ada suport dari orangtua, lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Guru juga harus meningkatkan upgrade diri, salah satu mengenai gerakan transisi PAUD,” tambahnya. (roy/tri)

JAYAPURA-Ketua PKK Kota Jayapura, Maria Yuvita Gobay mengungkapkan, kemampuan baca tulis dan berhitung tidak lagi menjadi keharusan bagi lulusan TK PAUD ketika melanjutkan pendidikanya ke jenjang sekolah dasar (SD).

  “Tugas dan tanggung jawab terhadap anak-anak usia dini, bukan hanya tugas  guru-guru PAUD saja, tapi juga guru-guru SD juga.  Tetapi selama ini ada terjadinya gap atau jarak.  Karena terjadi miskonsepsi bahwa ukuran dari keberhasilan anak itu dilihat dari si anak menguasai membaca dan menulis dan menghitung atau calistung.  Sehingga orang tua berlomba-lomba kursuskan anaknya,  ikut-ikut les padahal anak ini masih usia dini,” kata Maria Yuvita Gobay, Kamis (15/6).

  Hal itu akhirnya menjadi beban juga secara psikologis kepada anak. Karena anak usia dini 0-6 tahun sebelum masuk SD, butuh ruang untuk bermain.  Bagi anak-anak itu, belajar adalah bermain,  bermain itu adalah belajar.  Oleh karena itu metode atau cara pembelajaran yang menyenangkan itu yang sangat penting.

Baca Juga :  Jelang Sidang Viktor Yeimo Aparat Keamanan Jaga Ketat di Pengadilan Jayapura

  “Maka perlu ada transisi yang menyenangkan.  Karena selama ini masih ada guru-guru beranggapan bahwa anak-anak yang baru lulus dari TK PAUD sudah siap untuk masuk SD. Karena mereka sudah tahu calistung dan itu merupakan tugas dari guru-guru PAUD.  Padahal tidak seperti itu juga, karena, itu menjadi tugas dari guru-guru SD juga.  Karena 0 sampai usia 8 tahun berarti dari usia TK Paud sampai di SD kelas 2″ ujarnya.

   Dia berharap, perlu kerjasama yang baik dari PAUD sampai SD. Caranya,  tentu  harus melakukan penguatan dari pondasi anak.  Karena siswa baru yang akan mendaftar di jenjang SD itu, ada yang berasal dari lembaga PAUD,  ada juga anak usia dini yang bukan dari lembaga PAUD. Itu artinya bagi anak usia dini yang bukan dari lembaga PAUD,  yang menjadi gurunya adalah tetap mengandalkan peran orangtuanya.

Baca Juga :  Tak Terima Hutan Bakau Dirusak, ini yang Dilakukan Perempuan Engros-Tobati

  Karena itu supaya anak mendapatkan perlakuan yang sama, pembelajaran yang sama, maka PAUD dan non PAUD tidak bisa dibeda-bedakan. Untuk itu harus ada penyelarasan untuk mengisi kesenjangan yang terjadi. Sehingga ketika anak PAUD dan non PAUD masuk Sd, maka mereka dengan muda beradaptasi.

  “Itu bisa dapat terjadi apabila ada suport dari orangtua, lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Guru juga harus meningkatkan upgrade diri, salah satu mengenai gerakan transisi PAUD,” tambahnya. (roy/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya