James menerangkan, selain usia, masalah lain yang membuat bayi lahir prematur adalah kurang darah akibat minimnya asupan gizi, darah tinggi, pendarahan dan kasus malaria yang masih tinggi di Papua.
“Malaria turut mencetuskan bayi lahir prematur dan untuk mengantisipasi itu, setiap ibu hamil harus dalam keadaan sehat sehingga anaknya juga ikut sehat,” katanya.
Sementara itu, dalam peringatan World Prematurity Day, RSUD Jayapura menghadirkan lima anak yang lahir secara prematur didampingi orang tua masing – masing.
Lima anak ini, ada yang usianya 6 tahun, 14 bulan dan 10 bulan. “Mereka semuanya sehat, sejauh ini pertumbuhan dan perkembangannya dalam keadaan baik sesuai dengan usianya,” ucapnya.
Adapun yang menjadi target dan konsen RSUD Jayapura adalah setiap ibu yang melahirkan bayi prematur bisa mendapatkan pelayanan kesahatan yang berkualitas. Sehingga bayi-bayi prematur bisa bertumbuh dan berkembang seperti anak-anak yang nornal.
Sementara itu, Maria salah satu ibu yang melahirkan anak prematur menyampaikan anaknya yang saat ini berusia lima tahun dalam kondisi sehat, dan berkembang dengan baik. Hanya saja lanjut Maria, anaknya lambat dalam memahami sesuatu.
“Dia tumbuh seperti anak pada umumnya, namun agak lambat dalam memahami sesuatu. Kecuali dipelajari secara berulang,” ujarnya.
Ibu lainnya, Anggi Andriani (24) mengaku senang anaknya yang kini berusia 14 bulan dalam kondisi sehat. Padahal, saat lahir kondisinya sempat kritis. “Dia tumbuh dengan baik, dan lebih aktif dibanding anak-anak lainnya yang lahir dengan kondisi normal,” pungkasnya. (fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos