Tuesday, October 21, 2025
26.3 C
Jayapura

Tak Semuanya OPM! Ada Ibu Rumah Tangga yang Tertembak

Ditambahkan Bupati Intan Jaya, Aner Maisini. Ia juga mengingatkan untuk aparat keamanan melakukan pendekatan yang lebih humanis. Situasi saat ini ini membuat aktivitas warga terganggu dan menciptakan rasa takut di kalangan masyarakat, termasuk perempuan dan anak-anak yang kini hidup dalam ketidakpastian.

“Masyarakat sipil, baik OAP (Orang Asli Papua) maupun Non-OAP, tidak boleh diganggu apalagi ditembak. Mereka adalah warga yang ingin hidup tenang, mencari makan, dan ikut berkontribusi dalam pembangunan di Intan Jaya,” tegas Bupati Intan Jaya, Aner Maisini saat dihubungi media ini via seluler, Jumat (17/10).

Bupati Maisini juga menyoroti kejadian yang menewaskan beberapa masyarakat sipil di Distrik Hitadipa pada 14 Oktober 2025, yang menyebabkan sejumlah warga sipil ikut menjadi korban. “Kami sangat prihatin atas insiden di Hitadipa. Warga yang tidak tahu apa-apa ikut menjadi korban, padahal mereka hanya ingin hidup tenang. Pemerintah minta agar aparat lebih berhati-hati dalam melakukan operasi keamanan,” tegas Bupati.

Baca Juga :  Sudah Saatnya Dilakukan Pembenahan di Tubuh Polri

Menurutnya, akibat peristiwa tersebut, sebagian masyarakat memilih mengungsi ke wilayah sekitar Sugapa untuk mencari perlindungan. Kondisi ini menambah panjang daftar pengungsi di Intan Jaya yang hingga kini masih hidup serba terbatas tanpa fasilitas memadai. Bupati Aner Maisini menyampaikan duka cita yang mendalam atas setiap insiden yang mengakibatkan korban jiwa. Ia menilai, setiap nyawa yang hilang adalah kehilangan besar bagi bangsa dan daerah.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat Intan Jaya, saya menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban. Semua adalah manusia yang berharga di mata Tuhan. Karena itu, kita harus mencari jalan damai, bukan terus saling melukai,” tutup Aner.

Aner Maisini meminta agar aparat keamanan dan pihak terkait dapat mengutamakan dialog dan pendekatan sosial-budaya dalam menangani konflik. Ia juga berharap agar pemerintah pusat lebih banyak melibatkan pemerintah daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan keamanan, sehingga langkah yang diambil benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat di lapangan.

Baca Juga :  Ny Yulca Enembe Dikukuhkan Sebagai  Bunda Genre dan Duta Stunting

“Kami di daerah lebih tahu karakter masyarakat dan situasi sosialnya. Kalau penanganannya dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi, kami yakin situasi bisa lebih tenang dan semua yang hidup di Intan Jaya akan hidup dalam damai,” tutup Aner. (fia/txtx/ade)

Hasil Identifikasi Tim Mediasi Konflik

1. Kaus Lawiya (Anggota OPM)
2. ⁠Roni Lawiya (Anggota OPM)
3. ⁠Poli Lawiya (Anggota OPM)
4. ⁠Ipe Lawiya bukan Kogoya (Anggota OPM)
5. ⁠Januarius Murip (Anggota OPM)
*Selebihnya masyarakat sipil

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Ditambahkan Bupati Intan Jaya, Aner Maisini. Ia juga mengingatkan untuk aparat keamanan melakukan pendekatan yang lebih humanis. Situasi saat ini ini membuat aktivitas warga terganggu dan menciptakan rasa takut di kalangan masyarakat, termasuk perempuan dan anak-anak yang kini hidup dalam ketidakpastian.

“Masyarakat sipil, baik OAP (Orang Asli Papua) maupun Non-OAP, tidak boleh diganggu apalagi ditembak. Mereka adalah warga yang ingin hidup tenang, mencari makan, dan ikut berkontribusi dalam pembangunan di Intan Jaya,” tegas Bupati Intan Jaya, Aner Maisini saat dihubungi media ini via seluler, Jumat (17/10).

Bupati Maisini juga menyoroti kejadian yang menewaskan beberapa masyarakat sipil di Distrik Hitadipa pada 14 Oktober 2025, yang menyebabkan sejumlah warga sipil ikut menjadi korban. “Kami sangat prihatin atas insiden di Hitadipa. Warga yang tidak tahu apa-apa ikut menjadi korban, padahal mereka hanya ingin hidup tenang. Pemerintah minta agar aparat lebih berhati-hati dalam melakukan operasi keamanan,” tegas Bupati.

Baca Juga :  Pembentukan DOB, Pusat Dinilai Mengelola Lahan Konflik Bersenjata di Papua

Menurutnya, akibat peristiwa tersebut, sebagian masyarakat memilih mengungsi ke wilayah sekitar Sugapa untuk mencari perlindungan. Kondisi ini menambah panjang daftar pengungsi di Intan Jaya yang hingga kini masih hidup serba terbatas tanpa fasilitas memadai. Bupati Aner Maisini menyampaikan duka cita yang mendalam atas setiap insiden yang mengakibatkan korban jiwa. Ia menilai, setiap nyawa yang hilang adalah kehilangan besar bagi bangsa dan daerah.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat Intan Jaya, saya menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban. Semua adalah manusia yang berharga di mata Tuhan. Karena itu, kita harus mencari jalan damai, bukan terus saling melukai,” tutup Aner.

Aner Maisini meminta agar aparat keamanan dan pihak terkait dapat mengutamakan dialog dan pendekatan sosial-budaya dalam menangani konflik. Ia juga berharap agar pemerintah pusat lebih banyak melibatkan pemerintah daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan keamanan, sehingga langkah yang diambil benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat di lapangan.

Baca Juga :  Sudah Saatnya Dilakukan Pembenahan di Tubuh Polri

“Kami di daerah lebih tahu karakter masyarakat dan situasi sosialnya. Kalau penanganannya dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi, kami yakin situasi bisa lebih tenang dan semua yang hidup di Intan Jaya akan hidup dalam damai,” tutup Aner. (fia/txtx/ade)

Hasil Identifikasi Tim Mediasi Konflik

1. Kaus Lawiya (Anggota OPM)
2. ⁠Roni Lawiya (Anggota OPM)
3. ⁠Poli Lawiya (Anggota OPM)
4. ⁠Ipe Lawiya bukan Kogoya (Anggota OPM)
5. ⁠Januarius Murip (Anggota OPM)
*Selebihnya masyarakat sipil

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/