
JAYAPURA – Tiga professor yang pada Kamis (20/5) dikukuhkan dalam rapat terbuka senat Universitas Cenderawasih menambah amunisi kualitas pendidik di kampus terbesar di Papua ini.
Dalam rapat terbuka senat yang dipimpin Ketua Senat, Prof Dr Batlazar Kambuaya ini tiga professor yang dikukuhkan yaitu Prof. Dr. Saharuddin Ita, M.Kes AIFO, Prof. Dr. Auldry F Walukouw, M.Si dan Prof. Dr. Drs. Agustinus Salle, M.Ec.
Dari penambahan ini, Uncen tercatat memiliki 18 guru besar dan dua ratus lebih tenaga doktor. “Satu lembaga pendidikan tinggi bisa kuat jika banyak guru besarnya dan Uncen terus mendorong agar tenaga dosen harus bisa meraih gelar guru besar,” kata Prof. Batlazar Kambuaya usai memimpin rapat terbuka senat di Auditorium Uncen, Kamis (20/5).
Prof Batlazar mengatakan bahwa Uncen memiliki 200 lebih dosen dengan gelar doktor dan semua memiliki potensi untuk bisa naik setingkat menjadi guru besar. Namun ini semua harus direncanakan oleh dosen tersebut dan jangan cepat puas dengan gelar yang ada.
“Ini lembaga akademik dan Tri Dharma Perguruan tinggi harus kuat dan itu harus diperkuat dengan tenaga dosen yang memang memiliki kualifikasi. Tujuan akhir dari dosen harus mencapai gelar tertinggi yakni guru besar dan bukan soal jabatan di Uncen,” tegasnya.
Apakah jabatan rektor, dekan dan ketua jurusan menurutnya itu hanya jabatan yang dipercayakan saja. Namun untuk dosen sebisa mungkin terus mengejar hingga berada pada titik guru besar. “Saya tekankan dan semua dosen harus mengejar kesana jadi jangan santai – santai untuk mengajar terus namun lupa untuk karir akademisinya. Dari awal sudah saya ingatkan agar semua dosen harus memiliki mindset bagaimana bisa meraih gelar guru besar sehingga harus punya planning,” jelas Batlazar.
Sekedar diketahui Prof. Dr. Saharuddin Ita, M.Kes AIFO dalam orasi ilmiahnya mengangkat soal bagaimana membangun SDM keolahragaan Papua untuk mencetak atlet nasional. Prof. Saharuddin sendiri masih aktif mengajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Cenderawasih.
Kemudian, Prof. Dr. Drs. Agustinus Salle, M.Ec., membacakan orasi ilmiah terkait akuntabilitas keuangan dana Otonomi Khusus Papua : Instrumen Penganggaran dan Prof. Dr. Auldry Fransje Walukouw, M.Si., menyampaikan pidato ilmiah soal Model Pengendalian Pendemaran Air khususnya di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. (ade/nat)