
MERAUKE-Dari 40 penghuni lokalisasi Yobar yang reaktif usai mengikuti rapid test antibodi pertama, sebanyak 19 orang dinyatakan reaktif setelah menjalani rapid test antibodi kedua.
Mereka yang hasil rapid testnya masih reaktif, selanjutnya menjalani rapid test antigen, Selasa (19/1) kemarin. “Kalau kemarin itu, setelah dilakukan rapid test kedua, ada 19 orang yang masih reaktif sehingga hari ini lanjut mengikuti rapid test antigen di Rumah Sakit Angkatan Laut,” ungkap Yuli, mantan Ketua RT 9 yang juga salah satu pengelola di Lokalisasi Yobar tersebut saat dihubungi Cenderawasih Pos lewat telpon selulernya, Selasa (19/1).
Dari hasil pemeriksaan itu, menurut Yuli, seluruhnya negatif. Artinya, tidak ada yang terpapar Covid. ‘’Ya, alhamdullillah semuanya negatif setelah dilakukan rapid antigen,” tuturnya.
Yuli sendiri mendampingi 19 penghuni Lokalisasi Yobar yang mengikuti rapid antigen tersebut. Karena dia sendiri saat rapid test pertama negatif.
Secara terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Reproduksi (KPR) dr. Inge Selvi saat dikonfrmasi enggan memberi komentar apalagi terkait dengan hasil rapid test tersebut. Sebab, menurut dia, jika dirinya mempublis nantinya akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan dari para penghuni Yobar. “Kalau secara umum saya bisa komentari, tapi kalau sudah menyangkut komunitas tidak. Kalau dari pihak lain yang memberikan informasi silakan saja,’’ tandasnya.
Diketahui sampai sekarang lokalisasi Yobar tersebut ditutup setelah 40 penghuni dari Yobar reaktif saat dilakukan rapid test antibodi beberapa waktu lalu. Terkait dengan penutupan itu, Kepala Satpol PP Kabupaten Merauke Elias Refra, S.Sos, MM, dihubungi Cenderawasih Pos mengungkapkan bahwa terkait dengan penutupan sementara dengan ditemukannya adanya yang reaktif di tempat tersebut.
Pihaknya ikut melakukan pengawasan sehingga pengunjung maupun penghuni yang ada di dalam lokalisasi tersebut tidak melakukan aktivitas sesuai dengan profesi mereka. “Kita tetap awasi mereka dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19,’’ kata Elias Refra.
Namun lanjut Refra, pengawasan yang dilakukan dengan memantau situas di di tempat tersebut. “Ini kembali lagi pada kesadaran semua pihak. Baik yang ada di dalam lokalisasi Yobar maupun pengunjung untuk mematuhi protokol kesehatan. Tapi untuk tempat seperti itu, protokol kesehatan mungkin agak sulit diterapkan oleh pengunjung dengan penghuni. Tetapi jika ada yang ditemukan melanggar dari edaran PSBB pemerintah, kami akan memberikan sanksi yang tegas,” tutupnya. (ulo/nat)