JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua, meminta pemerintah pusat mempertimbangkan kembali tarif batas dan batas bawah tiket pesawat domestik di Papua. Pasalnya, tarif tiket pesawat ke luar Papua masih tergolong tinggi hingga saat ini.
“Tarif tiket pesawat kebijakannya memang ada di pusat. Sehingga kami mohon dipertimbangkan supaya kita Papua tidak jauh tertinggal dengan daerah lain,” kata Sekda Papua, Ridwan Rumasukun, usai memimpin upacara peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harbubnas) Tahun 2024 di halaman Kantor Gubernur Papua, Selasa (17/9).
Menurut Ridwan, tarif tiket pesawat yang mahal dapat menurunkan potensi pariwisata yang bakal berimbas pada perekonomian daerah. Sekaligus dapat mempengaruhi pula inflasi daerah yang berdampak membengkaknya kebutuhan rumah tangga.
“Pariwisata akan berjalan baik jika harga tiket pesawat murah. Begitu pun dengan perekonomian daerah akan bergerak kalau harga tiket pesawat murah,” ujarnya.
Dilain sisi, Ridwan mengaku pihaknya juga tengah mendorong hadirnya layanan kapal penumpang Pelni di Kabupaten Sarmi dan Waropen. Sehingga pergerakan arus barang dan jasa ke dua daerah itu bisa berjalan baik.Â
“Sudah ada kapal-kapal perintis yang masuk ke dua daerah ini dan sangat membantu. Tapi kita juga butuh kapal penumpang Pelni masuk ke Sarmi dan Waropen,” ucapnya.
Sementara itu, Ridwan menilai pelayanan transportasi di Papua saat ini sudah cukup bagus. Ia berharap hal tersebut dipertahankan bahkan ditingkatkan kedepannya. Menurunya, peringatan Harbubnas dapat dimaknai sebagai momentum melakukan refleksi terhadap karya dan bakti di bidang transportasi.
“Saya mengajak seluruh stakeholders berkomitmen menjaga keberlanjutan dari pencapaian yang diraih, sekaligus membuat catatan peningkatan dimasa mendatang,” pungkasnya. (fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos