JAYAPURA– Kasus tewasnya seorang staf Bawaslu Yahukimo, Tobias Silak hingga kini masih menjadi tanda tangan tentang siapa pelakunya. Kejadian pada Selasa (20/8) itu sempat menimbulkan aksi protes mengingat kejadiannya tepat di depan pos penjagaan yang dijaga anggota Brimob.
Tak kunjung ada pengungkapan membuat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uncen menggelar aksi demontrasi di gapura Expo Waena, Senin (16/12). Aksi yang diwarnai dengan selebaran kertas berupa poster maupun spanduk itu digelar mulai dari Uncen atas, kemudian dilanjutkan dengan long march ke Gapura Expo Waena, Distrik Heram Kota Jayapura.
Adapun aksi itu menuntut aparat penegak hukum segera melakukan penyelidikan kasus penembakan terhadap Tobias Silak di Yahukimo. Mereka mendesak Kapolda Papua untuk segera mengungkap pelaku penembakan tersebut. Koordinator aksi, Marco Pahabol mengatakan aksi itu digelar sebagai bentuk simpati atas kasus penembakan terhadap Tobias Silak.
Pasalnya dari pengakuan pihak keluarga melalui kuasa hukumnya bahwa kasus ini sudah di tangan Polda Papua hanya saja sampai saat ini belum dinaikan ke Jaksa untuk tindak lanjut ke pengadilan negeri. Hal inilah yang dinilai bahwa Polda Papua memperhambat proses itu. “Sehingga melalui aksi hari ini, kami minta Polda Papua lebih serius menyelesaikan kasus ini,” tegasnya.
Kemudian mereka juga mendesak Komnas HAM, untuk mengungkap hasil investigasi. Pasalnya masyarakat sampai saat ini masih menunggu terhadap hasil investigasi tersebut. “Sehingga kami anggap Komnas HAM tidak profesional dalam mengusut kasus kematian Tobias Silak,” tuturnya.
Kamus Bayage juga selaku Koordinator Aksi, mengatakan aksi itu bentuk perlawanan terhadap impunitas di Tanah Papua, sebab pelanggaran HAM dari tahun ke tahun hanya diselesaikan dengan denda adat yaitu bayar kepala. Tindakan ini tidak bisa diteruskan karena mengenyampingkan nilai kemanusiaan.