Monday, April 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Teriakan Aba-aba Terhalang masker

Perjuangan Paskibra ‘Angkatan Korona’ Mengibarkan Merah Putih

Ini menjadi tahun kedua para pasukan pengibar bendera dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19. Situasi yang tak biasa membuat mereka harus tetap semangat mengibarkan Bendera Pusaka merah putih. 

HAMDANI WATHONI, Mataram

Upacara bendera di Kota Mataram kemarin berlangsung khidmat. Meski pesertanya tidak sebanyak biasanya, tapi tak mengurangi semarak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76. 

Jumlah peserta upacara dibatasi hanya 100 orang. 10 persen dari kapasitas halaman kantor wali kota yang memang tak terlalu luas. Namun semangat pelaksanan upacara bendera masih tetap begitu terasa menggetarkan jiwa. 

Terlebih ketika para pasukan pengibar bendera merah putih mulai melaksanakan tugasnya. Ada rasa kecintaan terhadap tanah air Indonesia yang bergelora di jiwa. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

Seketika terbayang bagaimana perjuangan para pahlawan bangsa merebut kemerdekaan dari para penjajah. Hanya untuk mengibarkan sang merah putih. Para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raganya. Sehingga kini anak cucu mereka bisa menikmati kemerdekaan. 

Naufal Apriansyah R, Danis Krisna W, dan Bagus Lanang P adalah tiga pemuda yang tetap semangat mengibarkan bendera merah putih di tengah pandemi korona. Mereka bertiga adalah siswa SMAN 2 Mataram. 

Baca Juga :  Di Bintuni, Sejumlah Pekerja Jalan Dibantai

Langkah mereka pasti. Gerakan mereka kompak dan berirama. Membuat para peserta upacara terpana. Termasuk Wali Kota H Mohan Roliskana yang memimpin upacara. Diiringi lagu Indonesia Raya, mereka bertiga mengibarkan bendera merah putih dengan sempurna. 

“Alhamdulillah bisa berjalan lancar,” ucap ketiganya bernafas lega usai pelaksanaan upacara bendera kepada Lombok Post. 

Mereka merasa sangat senang sekaligus terhormat kembali dipercaya mengibarkan bendera merah putih di kantor wali kota. Dengan latihan hanya tiga hari jelang pelaksanaan upaca bendera, mereka sempat khawatir hasilnya tak maksimal. “Apalagi kendala kami menggunakan masker sangat terasa. Agak susah nafas saat ngibar,” ujar Bagus Lanang. 

Ditambah persiapan yang kurang maksimal karena situasi PPKM di Kota Mataram membuat mereka sedikit ragu. Apakah hasilnya akan memuaskan atau tidak. “Lumayan tegang tapi Alhamdulillah sudah lancar,” timpal Naufal Apriansyah R. 

Ketiga pengibar bendera di Kantor Wali Kota Mataram kemarin adalah Paskibra Provinsi tahun 2020 lalu. Tahun lalu mereka juga dipercaya mengibarkan bendera di Kantor Gubernur NTB. “Kalau di sana benderanya lebih besar,” ucap ketiganya tersenyum. 

Baca Juga :  Dipastikan Harus Memenuhi Standarisasi

Namun ini menjadi kedua kalinya mereka merasa ada yang aneh saat mengibarkan bendera. Karena pasukannya hanya tiga orang. Padahal, sebelum pandemi korona, sederet pasukan berbaris mengibarkan sang saka merah putih. Sehingga barisan pengibar bendera terlihat semakin lebih indah dan estetis. 

“Rasanya agak beda. Tapi harus terbiasa tiga orang dengan kondisi pandemi korona ini. Karena kami memang angkatan pertama korona,” cetus ketiganya tertawa. 

Mereka berharap kondisi bisa segera normal. Agar semarak dan suasana pengibaran bendera kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. “Karena pengap (pakai masker) dan susah juga ngeluarin suara saat mengambil aba-aba. Apalagi saya sebagai pengambil aba-aba. Jadinya keluarin suara harus lebih teriak,” ucap Danis Krisna W. 

Meski menyebut diri mereka sebagai angkatan korona, namun ketiga mengaku tetap merasa bangga mengibarkan bendera merah putih. Karena tidak semua orang punya kesempatan yang mereka dapatkan. “Ini sudah menjadi cita-cita kami sejak SMP,” pungkas ketiganya. (*/r3/JPG)

Perjuangan Paskibra ‘Angkatan Korona’ Mengibarkan Merah Putih

Ini menjadi tahun kedua para pasukan pengibar bendera dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19. Situasi yang tak biasa membuat mereka harus tetap semangat mengibarkan Bendera Pusaka merah putih. 

HAMDANI WATHONI, Mataram

Upacara bendera di Kota Mataram kemarin berlangsung khidmat. Meski pesertanya tidak sebanyak biasanya, tapi tak mengurangi semarak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76. 

Jumlah peserta upacara dibatasi hanya 100 orang. 10 persen dari kapasitas halaman kantor wali kota yang memang tak terlalu luas. Namun semangat pelaksanan upacara bendera masih tetap begitu terasa menggetarkan jiwa. 

Terlebih ketika para pasukan pengibar bendera merah putih mulai melaksanakan tugasnya. Ada rasa kecintaan terhadap tanah air Indonesia yang bergelora di jiwa. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

Seketika terbayang bagaimana perjuangan para pahlawan bangsa merebut kemerdekaan dari para penjajah. Hanya untuk mengibarkan sang merah putih. Para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raganya. Sehingga kini anak cucu mereka bisa menikmati kemerdekaan. 

Naufal Apriansyah R, Danis Krisna W, dan Bagus Lanang P adalah tiga pemuda yang tetap semangat mengibarkan bendera merah putih di tengah pandemi korona. Mereka bertiga adalah siswa SMAN 2 Mataram. 

Baca Juga :  Pemeriksaan Enam Prajurit Kasus Timika Rampung

Langkah mereka pasti. Gerakan mereka kompak dan berirama. Membuat para peserta upacara terpana. Termasuk Wali Kota H Mohan Roliskana yang memimpin upacara. Diiringi lagu Indonesia Raya, mereka bertiga mengibarkan bendera merah putih dengan sempurna. 

“Alhamdulillah bisa berjalan lancar,” ucap ketiganya bernafas lega usai pelaksanaan upacara bendera kepada Lombok Post. 

Mereka merasa sangat senang sekaligus terhormat kembali dipercaya mengibarkan bendera merah putih di kantor wali kota. Dengan latihan hanya tiga hari jelang pelaksanaan upaca bendera, mereka sempat khawatir hasilnya tak maksimal. “Apalagi kendala kami menggunakan masker sangat terasa. Agak susah nafas saat ngibar,” ujar Bagus Lanang. 

Ditambah persiapan yang kurang maksimal karena situasi PPKM di Kota Mataram membuat mereka sedikit ragu. Apakah hasilnya akan memuaskan atau tidak. “Lumayan tegang tapi Alhamdulillah sudah lancar,” timpal Naufal Apriansyah R. 

Ketiga pengibar bendera di Kantor Wali Kota Mataram kemarin adalah Paskibra Provinsi tahun 2020 lalu. Tahun lalu mereka juga dipercaya mengibarkan bendera di Kantor Gubernur NTB. “Kalau di sana benderanya lebih besar,” ucap ketiganya tersenyum. 

Baca Juga :  Mobilisasi dari Kampung Mabualem Tidak Akan Mungkin Bisa Dilakukan

Namun ini menjadi kedua kalinya mereka merasa ada yang aneh saat mengibarkan bendera. Karena pasukannya hanya tiga orang. Padahal, sebelum pandemi korona, sederet pasukan berbaris mengibarkan sang saka merah putih. Sehingga barisan pengibar bendera terlihat semakin lebih indah dan estetis. 

“Rasanya agak beda. Tapi harus terbiasa tiga orang dengan kondisi pandemi korona ini. Karena kami memang angkatan pertama korona,” cetus ketiganya tertawa. 

Mereka berharap kondisi bisa segera normal. Agar semarak dan suasana pengibaran bendera kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. “Karena pengap (pakai masker) dan susah juga ngeluarin suara saat mengambil aba-aba. Apalagi saya sebagai pengambil aba-aba. Jadinya keluarin suara harus lebih teriak,” ucap Danis Krisna W. 

Meski menyebut diri mereka sebagai angkatan korona, namun ketiga mengaku tetap merasa bangga mengibarkan bendera merah putih. Karena tidak semua orang punya kesempatan yang mereka dapatkan. “Ini sudah menjadi cita-cita kami sejak SMP,” pungkas ketiganya. (*/r3/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya