Wednesday, December 17, 2025
25.8 C
Jayapura

Aksi Piet Hitam Berpotensi Timbulkan Trauma Mendalam

JAYAPURA – Momen perayaan Natal mulai terasa. Di Jayapura berbagai kegiatan dan persiapan mulai terlihat. Tak hanya meriam spiritus tetapi road show tim Santa Claus. Biasanya Santa Claus tidak sendiri tetapi didampingi peri yang cantik dan sosok gelap, Piet Hitam.

Tim ini berkeliling kota diiringi rombongan motor yang didominasi kostum berwarna merah. Biasanya tim ini mendatangi rumah yang sudah dibooking lebih dulu oleh para orang tua menghubungi panitia natal gereja untuk mendatangi rumahnya sambil menitipkan hadiah.

Hadiah ini disiapkan oleh para orang tua yang nantinya diserahkan oleh tim Santa. Proses penyerahannya biasa dimulai dengan adegan atau drama. Anak-anak di bawah umur ini nantinya ditakut-takuti oleh Piet Hitam dengan ancaman jika nakal maka akan dimasukkan ke karung kemudian dibawa ke Spanyol.

Baca Juga :  Sorong Mencekam

Hanya saja terkadang ancaman ini dirasa berlebihan karena dengan penampilan wajah dan tubuh dicat hitam kemudian membawa kayu atau sapu langsung mendatangi para bocah kemudian menggendong dan membentak-bentak dengan mata melotot.

Dalam situasi ketakutan itu si anak akan diminta berjanji tidak akan mengulang dan disitulah Santa akan hadir menjadi penyelamat dan sosok yang melindungi. Hanya saja aksi Piet yang membuat sang anak menangis sejadi-jadinya ini kerap dianggap sebagai hiburan atau hal lucu.

Padahal menurut akademisi Uncen, Dr. Yosefina M Watofa. M. Psi. Psikolog Uncen, apa yang dilakukan Piet Hitam dengan menakut-nakuti anak justru akan menimbulkan trauma yang mendalam. Kata Yosefina dari ketakutan yang terlihat langsung ini bisa memberi dampak tidak hanya psikologi tetapi juga kesehatan mental.

Baca Juga :  DPA Tahun 2025  Diserahkan Sebelum Libur Natal

JAYAPURA – Momen perayaan Natal mulai terasa. Di Jayapura berbagai kegiatan dan persiapan mulai terlihat. Tak hanya meriam spiritus tetapi road show tim Santa Claus. Biasanya Santa Claus tidak sendiri tetapi didampingi peri yang cantik dan sosok gelap, Piet Hitam.

Tim ini berkeliling kota diiringi rombongan motor yang didominasi kostum berwarna merah. Biasanya tim ini mendatangi rumah yang sudah dibooking lebih dulu oleh para orang tua menghubungi panitia natal gereja untuk mendatangi rumahnya sambil menitipkan hadiah.

Hadiah ini disiapkan oleh para orang tua yang nantinya diserahkan oleh tim Santa. Proses penyerahannya biasa dimulai dengan adegan atau drama. Anak-anak di bawah umur ini nantinya ditakut-takuti oleh Piet Hitam dengan ancaman jika nakal maka akan dimasukkan ke karung kemudian dibawa ke Spanyol.

Baca Juga :  Momentum Natal Kembali Menjadi Persaudaraan yang Utuh untuk Pembangunan Papua

Hanya saja terkadang ancaman ini dirasa berlebihan karena dengan penampilan wajah dan tubuh dicat hitam kemudian membawa kayu atau sapu langsung mendatangi para bocah kemudian menggendong dan membentak-bentak dengan mata melotot.

Dalam situasi ketakutan itu si anak akan diminta berjanji tidak akan mengulang dan disitulah Santa akan hadir menjadi penyelamat dan sosok yang melindungi. Hanya saja aksi Piet yang membuat sang anak menangis sejadi-jadinya ini kerap dianggap sebagai hiburan atau hal lucu.

Padahal menurut akademisi Uncen, Dr. Yosefina M Watofa. M. Psi. Psikolog Uncen, apa yang dilakukan Piet Hitam dengan menakut-nakuti anak justru akan menimbulkan trauma yang mendalam. Kata Yosefina dari ketakutan yang terlihat langsung ini bisa memberi dampak tidak hanya psikologi tetapi juga kesehatan mental.

Baca Juga :  Perumahan Dinas Kehutanan Yalimo Dibakar

Berita Terbaru

Artikel Lainnya