Monday, November 17, 2025
29.8 C
Jayapura

Ada Dua Tantangan Serius Untuk Jalur Trans Jayapura-Wamena

Selain faktor alam, Meraudje menyebut tantangan sosial sebagai persoalan yang tidak kalah serius. Ia menyoroti maraknya aksi pemalakan terhadap sopir angkutan barang maupun penumpang di sepanjang jalur tersebut.

“Kita banyak dapat informasi bahwa para sopir dipalak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Biaya perjalanan yang seharusnya kecil justru membengkak hingga jutaan rupiah karena harus membayar oknum pemalak di jalan,” ungkapnya.

Meraudje menilai bahwa akar persoalan sosial tersebut berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di kampung-kampung sekitar jalan trans.

“Kalau masyarakat sejahtera, saya yakin pemalakan seperti ini tidak akan terjadi,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya pelibatan masyarakat lokal dalam pembangunan infrastruktur. Menurutnya, warga tidak boleh hanya menjadi penonton, tetapi harus diberi kesempatan bekerja sesuai kemampuan, seperti mengangkut material atau membersihkan area proyek.

Baca Juga :  Batal Jamu Persija

“Yang penting mereka diberi pekerjaan sesuai bidangnya, sehingga mereka juga merasakan manfaat ekonomi dari pembangunan ini,” ujarnya.

Meraudje berharap masyarakat dapat mendukung program pembangunan yang sedang dijalankan pemerintah. Dengan rampungnya jalan trans ini, akses antardaerah akan semakin mudah dan perekonomian di wilayah pedalaman dapat meningkat pesat. “Selama ini hasil bumi sulit dibawa ke kota karena jalan rusak. Ke depan semuanya akan lebih mudah. Mari kita sambut program pemerintah ini karena tujuannya untuk kesejahteraan kita bersama,” pungkasnya. (rel/ade)

 

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Selain faktor alam, Meraudje menyebut tantangan sosial sebagai persoalan yang tidak kalah serius. Ia menyoroti maraknya aksi pemalakan terhadap sopir angkutan barang maupun penumpang di sepanjang jalur tersebut.

“Kita banyak dapat informasi bahwa para sopir dipalak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Biaya perjalanan yang seharusnya kecil justru membengkak hingga jutaan rupiah karena harus membayar oknum pemalak di jalan,” ungkapnya.

Meraudje menilai bahwa akar persoalan sosial tersebut berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di kampung-kampung sekitar jalan trans.

“Kalau masyarakat sejahtera, saya yakin pemalakan seperti ini tidak akan terjadi,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya pelibatan masyarakat lokal dalam pembangunan infrastruktur. Menurutnya, warga tidak boleh hanya menjadi penonton, tetapi harus diberi kesempatan bekerja sesuai kemampuan, seperti mengangkut material atau membersihkan area proyek.

Baca Juga :  Kalah Medan, Pemerintah Dianggap Tak Mampu Bebaskan Pilot Susi Air?

“Yang penting mereka diberi pekerjaan sesuai bidangnya, sehingga mereka juga merasakan manfaat ekonomi dari pembangunan ini,” ujarnya.

Meraudje berharap masyarakat dapat mendukung program pembangunan yang sedang dijalankan pemerintah. Dengan rampungnya jalan trans ini, akses antardaerah akan semakin mudah dan perekonomian di wilayah pedalaman dapat meningkat pesat. “Selama ini hasil bumi sulit dibawa ke kota karena jalan rusak. Ke depan semuanya akan lebih mudah. Mari kita sambut program pemerintah ini karena tujuannya untuk kesejahteraan kita bersama,” pungkasnya. (rel/ade)

 

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/