ULMWP Desak Buka Akses Kunjungan Komisioner HAM PBB
Selain itu, informasi lain disampaikan bahwa pertemuan IPWP bulan ini di London rencananya akan dihadiri oleh pemimpin baru ULMWP hasil KKT ke – 2 di Vanuatu yakni Oktovianus Mote. “Nanti kita lihat apakah Mote bisa meyakinkan Parlemen Inggris untuk mendukung agenda referendum Papua atau tidak ada kemajuan sama sekali untuk menarik simpati dan dukungan anggota parlemen Inggris,” sindirnya.
Yaung merasa ragu mengingat komunitas negara – negara MSG, ULMWP sudah kehilangan dukungan dan pintu keanggotan penuh sudah ditutup. Kini ULMWP mencoba meyakinkan Parlemen Inggris bulan Oktober untuk agenda referendum Papua. Belum lagi disaat yang sama Inggris merupakan salah satu Negara negara yang memobilisasi dukungan negara-negara persemakmuran Inggris di PBB untuk mendukung proposal keanggotaan Indonesia, di Dewan HAM PBB.
Hasil dari dukungan Inggris ini juga yang membuat Indonesia memperoleh 186 suara anggota PBB dari total anggota jumlah anggota PBB 192 negara.
“Jadi sekali lagi untuk mendapat mendukung dukungan Parlemen Inggris terhadap isu politik yang bukan isu dari para konstituen anggota Parlemen Inggris, maka harus melalui mekanisme penyebaran petisi meminta pendapat rakyat Inggris, yang menjadi konstituen anggota parlemen Inggris,” jelasnya.
Usaha ini akan semakin berat mengingat analisa Yaung, Benny Wenda dan orang Papua bukan konstituen anggota Parlemen Inggris. “Pertanyaannya siapa orang Papua atau orang Indonesia yang jadi anggota Parlemen Inggris saat ini yang bisa mendorong aspirasi referendum Papua,” paparnya.
Iapun menyarankan untuk jangan terlalu berharap banyak terhadap dukungan Parlemen Inggris guna membantu membesarkan isu referendum Papua sebabpemerintah kerajaan Inggris juga tidak mendorong isut tersebut mengingat hanya ULMWP yang mengkampanyekan isu referendum Papua di Inggris untuk mendapatkan dukungan internasional.
“Saya pikir yang dilakukan masih berat kalau berharap pemerintah Inggris untuk ikut dalam propaganda isu – isu Papua,” tutupnya. (ade/wen)
Selain itu, informasi lain disampaikan bahwa pertemuan IPWP bulan ini di London rencananya akan dihadiri oleh pemimpin baru ULMWP hasil KKT ke – 2 di Vanuatu yakni Oktovianus Mote. “Nanti kita lihat apakah Mote bisa meyakinkan Parlemen Inggris untuk mendukung agenda referendum Papua atau tidak ada kemajuan sama sekali untuk menarik simpati dan dukungan anggota parlemen Inggris,” sindirnya.
Yaung merasa ragu mengingat komunitas negara – negara MSG, ULMWP sudah kehilangan dukungan dan pintu keanggotan penuh sudah ditutup. Kini ULMWP mencoba meyakinkan Parlemen Inggris bulan Oktober untuk agenda referendum Papua. Belum lagi disaat yang sama Inggris merupakan salah satu Negara negara yang memobilisasi dukungan negara-negara persemakmuran Inggris di PBB untuk mendukung proposal keanggotaan Indonesia, di Dewan HAM PBB.
Hasil dari dukungan Inggris ini juga yang membuat Indonesia memperoleh 186 suara anggota PBB dari total anggota jumlah anggota PBB 192 negara.
“Jadi sekali lagi untuk mendapat mendukung dukungan Parlemen Inggris terhadap isu politik yang bukan isu dari para konstituen anggota Parlemen Inggris, maka harus melalui mekanisme penyebaran petisi meminta pendapat rakyat Inggris, yang menjadi konstituen anggota parlemen Inggris,” jelasnya.
Usaha ini akan semakin berat mengingat analisa Yaung, Benny Wenda dan orang Papua bukan konstituen anggota Parlemen Inggris. “Pertanyaannya siapa orang Papua atau orang Indonesia yang jadi anggota Parlemen Inggris saat ini yang bisa mendorong aspirasi referendum Papua,” paparnya.
Iapun menyarankan untuk jangan terlalu berharap banyak terhadap dukungan Parlemen Inggris guna membantu membesarkan isu referendum Papua sebabpemerintah kerajaan Inggris juga tidak mendorong isut tersebut mengingat hanya ULMWP yang mengkampanyekan isu referendum Papua di Inggris untuk mendapatkan dukungan internasional.