Hanya saja Dosen Hubungan Internasional ini mengaku miris mengingat untuk mendapat surat ijin pemakaian ruangan di Parlemen Inggris, rakyat Papua disuruh berhadapan dengan aparat keamanan. Massa kemungkinan diperintahkan untuk all out bahkan bisa diskenariokan harus ada korban.
“Saya hanya kasihan sebab rakyat Papua terus dikorbankan untuk kepentingan para elit Papua di dalam dan di luar negeri. Harusnya mereka bisa lebih cerdas. Jangan mau diperalat terus,” sindirnya.
Marinus Yaung melihat IPWP akan berusaha semaksimalkan mungkin agar mendapat surat ijin dari House Of Common guna bisa menggunakan ruangan Parlemen Inggris. Ini nantinya dijadikan bentuk propaganda politik agar rakyat Papua selalu percaya bahwa Parlemen Inggris mendukung agenda ULMWP dan IPWP untuk referendum Papua.
Namun yang perlu diketahui kata Yaung di Parlemen Inggris terdiri dari 650 anggota di House Of Common dan 800 anggota di House Of Lords. Dan kalau Benny Wenda dan ULMWP mau mendapat dukungan Parlemen Inggris terhadap agenda referendum Papua maka harus mendapat dukungan suara 3/4 suara di House Of Common dan 1/2 suara di House Of Lords.
“Selama ini yang saya tahu hanya kurang lebih empat anggota parlemen Inggris yang mendukung kampanye Benny Wenda dan ULMWP, yakni Andrew Smith, Lord Harries, Lembik Opik dan Jeremy Corbyn atau ketua Partai Buruh Inggris tapi tiga tahun belakang ini Jeremy Corbyn sudah tidak lagi bersuara untuk isi Papua di Parlemen Inggris,” bebernya.