Guru menurut John adalah pembawa cahaya pengetahuan di tengah kegelapan, keterbatasan infrastruktur, keterbatasan logistik dan masalah keamanan. Selain mengajar guru juga merupakan agen sosial yang membentuk karakter dan sebagai jembatan peradaban bagi anak-anak di pedalaman Papua untuk lebih baik dan maju.
Selain itu tindakan yang dilakukan oleh oknum kelompok kekerasan tersebut adalah sebuah ancaman terhadap kedaulatan ilmu bagi generasi penerus Papua. “Jadi setiap guru yang hilang adalah pemutusan situs pengetahuan. Kekerasan semacam ini adalah teror yang efektif untuk melumpuhkan semangat profesionalisme dan menakut-nakuti calon pendidik,” jelasnya.
Kondisi ini nantinya akan menimbulkan terputusnya akses pendidikan yang layak bagi masyarakat terutama generasi penerus bangsa di pedalaman Papua. Karena peradaban manusia di Papua ditentukan oleh faktor agama, pendidikan, kesehatan budaya dan sebagainya.
Lebih jauh Ketua Jurusan PMIPA itu menyampaikan bahwa bagi mereka yang tidak memahami peran guru sebaiknya melakukan refleksi diri agar tidak terpengaruh dengan tindakan-tindakan yang justru bisa menghilangkan masa depan peradaban di tanah Papua.
Sebutnya jika kekerasan akan terus menimpa tenaga pendidik maka akan menyebabkan hilangnya potensi generasi muda, perkembangan daerah yang stagnan, dan peningkatan kesenjangan sosial, karena pendidikan menjadi tidak terjangkau dan berkualitas. “Pendidikan sejatinya adalah cermin masa depan bangsa. Namun, cermin itu kini tampak retak. Ia masih memantulkan bayangan, tetapi kabur dan terdistorsi,” tandasnya. (jim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos