Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Di Tengah Keramaian Seorang Warga Ditikam OTK

Warga Mulai Ragu Dengan kondisi Keamanan ditengah Banyaknya Aparat dalam Kota Wamena

WAMENA -Seorang Warga atas nama Peri Pagesang (37) dikabarkan di tusuk Orang tidak di kenal (OTK) ditengah keramaian semarak Hut Kemerdekaan yang digelar di Kota wamena tepatnya di Jalan Patimura dan korban harus dilarikan ke RSUD Wamen lantaran mendapat luka tusukan dengan parang di bagian punggung dan benda tajam tersebut masih menancap di tubuh korban.

Dari data yang dihimpun media ini korban bersama dengan para pelaku menggunakan motor, dan tepat di depan kantor KPU Provinsi Papua Pegunungan, korban langsung ditikam dari belakang dan para pelaku langsung melarikan diri menggunakan sepeda motor.

Kejadian tersebut seketika membuat warga sekitar berkumpul lantaran korban menghentikan motornya dan meringis kesakitan karena masih ada parang yang tertancap di punggungnya.
Melihat hal itu, warga langsung membawa korban ke RSUD Wamena untuk mendapatkan penanganan medis.

Kasus penikaman terhadap pegawai (PHL) Helivida Wamena ini menjadi viral di media sosial. Bahkan mendapat tanggapan dari warga yang merasa tidak aman untuk beraktivitas di Wamena. Sebab rentetan kejadian yang terjadi tak pernah terungkap dan masih misteri.

Baca Juga :  Pro Kontra DOB, Gubernur Diminta Turun Tangan

Salah satu warga Frits mengaku jika setiap saat itu bisa saja ketemu aparat keamanan di kota kecil ini, bahkan banyak sekali. Namun banyak kejadian seperti tabrak lari, jenazah depan kediaman gubernur, penikaman di jalan Pattimura bawah serta tabrak lari di Hom-hom hingga penikaman yang saat ini tidak tahu apakah pelaku sudah ditangkap atau belum.

“Masa tangkap tersangka saja tidak bisa. Yang jadi pertanyaan apakah anggota dilatih untuk kerja seperti orang kantoran yg hanya duduk ketika itu ka? Jadi tidak bisa ungkap pelaku kejahatan atau deteksi kejahatan,” ucapnya.

Warga bahkan membandingkan dengan kepemimpinan Kapolres sebelumnya yang mampu menekan aksi-aksi kejahatan dan kalau pun terjadi, bisa diungkap.

“Contoh kasus penikaman ibu pendeta itu tidak butuh waktu lama untuk tangkap pelaku. Contoh lain, saat mantan kasat Intel dipukul waktu itu, pelakunya bisa diungkap dan masyarakat tahu tindakan polisi jadi mereka tidak khawatir soal keamanan,” ujarnya.

Baca Juga :  Gelar Pertemuan dengan Tokoh Grimenawa

“Kita masyarakat sama sekali tidak butuh anggota berseragam banyak berhamburan di jalan-jalan. Kita hanya butuh keamanan. Saya pikir polisi tidak bisa salahkan masyarakat bila dikemudian hari mereka membawa senjata tajam ke kota atau ke mana mereka pergi. Sebab itu bagian dari proteksi diri yang terkesan tidak bisa diberikan oleh aparat penegak hukum,” sambungnya.

Ia juga menilai kemungkinan kekhwatiran ini bukan saja yang ia sendiri rasakan, namun pasti banyak warga yang lain juga merasakan hal yang sama setelah terjadinya kejadian ini.

“Warga mungkin hanya ragu atau bingung mau menyampaikan kekhawatiran mereka ke mana. Semoga polisi bisa berikan rasa nyaman bagi masyarakat tanpa menunggu lebih banyak orang yg ditikam lagi.”tutupnya. (jo/nat)

Warga Mulai Ragu Dengan kondisi Keamanan ditengah Banyaknya Aparat dalam Kota Wamena

WAMENA -Seorang Warga atas nama Peri Pagesang (37) dikabarkan di tusuk Orang tidak di kenal (OTK) ditengah keramaian semarak Hut Kemerdekaan yang digelar di Kota wamena tepatnya di Jalan Patimura dan korban harus dilarikan ke RSUD Wamen lantaran mendapat luka tusukan dengan parang di bagian punggung dan benda tajam tersebut masih menancap di tubuh korban.

Dari data yang dihimpun media ini korban bersama dengan para pelaku menggunakan motor, dan tepat di depan kantor KPU Provinsi Papua Pegunungan, korban langsung ditikam dari belakang dan para pelaku langsung melarikan diri menggunakan sepeda motor.

Kejadian tersebut seketika membuat warga sekitar berkumpul lantaran korban menghentikan motornya dan meringis kesakitan karena masih ada parang yang tertancap di punggungnya.
Melihat hal itu, warga langsung membawa korban ke RSUD Wamena untuk mendapatkan penanganan medis.

Kasus penikaman terhadap pegawai (PHL) Helivida Wamena ini menjadi viral di media sosial. Bahkan mendapat tanggapan dari warga yang merasa tidak aman untuk beraktivitas di Wamena. Sebab rentetan kejadian yang terjadi tak pernah terungkap dan masih misteri.

Baca Juga :  KPK Hanya Minta Trigana Antar Sampai ke Manado

Salah satu warga Frits mengaku jika setiap saat itu bisa saja ketemu aparat keamanan di kota kecil ini, bahkan banyak sekali. Namun banyak kejadian seperti tabrak lari, jenazah depan kediaman gubernur, penikaman di jalan Pattimura bawah serta tabrak lari di Hom-hom hingga penikaman yang saat ini tidak tahu apakah pelaku sudah ditangkap atau belum.

“Masa tangkap tersangka saja tidak bisa. Yang jadi pertanyaan apakah anggota dilatih untuk kerja seperti orang kantoran yg hanya duduk ketika itu ka? Jadi tidak bisa ungkap pelaku kejahatan atau deteksi kejahatan,” ucapnya.

Warga bahkan membandingkan dengan kepemimpinan Kapolres sebelumnya yang mampu menekan aksi-aksi kejahatan dan kalau pun terjadi, bisa diungkap.

“Contoh kasus penikaman ibu pendeta itu tidak butuh waktu lama untuk tangkap pelaku. Contoh lain, saat mantan kasat Intel dipukul waktu itu, pelakunya bisa diungkap dan masyarakat tahu tindakan polisi jadi mereka tidak khawatir soal keamanan,” ujarnya.

Baca Juga :  Temukan Banyak Indikasi Penyalahgunaan Dana Desa

“Kita masyarakat sama sekali tidak butuh anggota berseragam banyak berhamburan di jalan-jalan. Kita hanya butuh keamanan. Saya pikir polisi tidak bisa salahkan masyarakat bila dikemudian hari mereka membawa senjata tajam ke kota atau ke mana mereka pergi. Sebab itu bagian dari proteksi diri yang terkesan tidak bisa diberikan oleh aparat penegak hukum,” sambungnya.

Ia juga menilai kemungkinan kekhwatiran ini bukan saja yang ia sendiri rasakan, namun pasti banyak warga yang lain juga merasakan hal yang sama setelah terjadinya kejadian ini.

“Warga mungkin hanya ragu atau bingung mau menyampaikan kekhawatiran mereka ke mana. Semoga polisi bisa berikan rasa nyaman bagi masyarakat tanpa menunggu lebih banyak orang yg ditikam lagi.”tutupnya. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya