Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas PMK Intan Jaya ini menjelaskan bahwa dalam penanganan di daerah konflik aparat juga perlu memahami bahwa tidak semua warga sipil adalah kelompok berseberangan sehingga perlu disikapi secara cermat agar tidak menimbulkan ekses yang meluas.
“Tidak bisa membabi buta karena lokasi operasi berdekatan dengan kampung-kampung. Kami tidak mau ada warga yang menjadi korban,” imbuhnya. Dari postingan Intan Jaya News menyebut bahwa ada beberapa korban sipil yang terluka yakni Mama Junite Zanambani (luka di lengan kanan), Minus Yegeseni (terluka di telinga kiri), Nopen Wandagau terluka di tangan kanan) dan seorang ibu dengan marga Tapani.
Selain itu ditulis juga ada yang hilang yakni Ruben Wandagau selaku Kepala Desa Hitadipa, Elisa Wandagau dan seorang pendeta dari kampung Jaindapa. Sementara pihak TPN OPM Brigadir Jendral Aibon Kogoya menyatakan siap bertanggungjawab atas insiden penembakan di Intan Jaya. Ia mengklaim dalam kontak tembak tersebut pihaknya berhasil menembak satu anggota TNI. Kejadian ini terjadi di Kampung Sugapa Lama, Yaindapa adan antara Distrik Sugapa dan Hitadipa.
“Kami dilaporkan bahwa ada satu anggota TNI yang tertembak,” beber Aibon. Namun ia tak menampik jika dua anggotanya terluka dan kini dirawat di Kampung Ndugusiga. Yang terluka adalah Senin Weya (Bripda) tertembak dibagian paha lalu Kasar Pugau (Bripda) terkena tembakan di tangan kanan dan paha. “Korban masih hidup dan ia tertembak di Sereba Bambu Kuning,” katanya.
Aibon menambahkan bahwa saat ini banyak masyakat Kampung Dugisa dan Kendepa mengungsi ke Hitadipa. “Yang jelas kami juga siap tempur,” tutup Aibon. Sementara data lain menyebut bahwa kontak tembak ini terjadi antara jajaran Detasemen 1 Satgas Rajawali 2 & Satgas Yonif 500/Sikatan dengan TPN OPM pimpinan Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya dan Josua Waker.
Selasa pagi aparat masuk dan melakukan pemantauan kemudian menyerang hingga dilaporkan ada anggota TPN OPM yang tewas. Penyergapan ini dilakukan mulai pukul 05.00 WIT hingga pukul 18.00 WIT dimana pada pukul 14.30 WIT aparat sempat mendapatkan tembakan balasan hingga terjadi kontak tembak. Kabarnya dari penyergapan ini ada 18 anggota OPM yang meninggal dunia serta berhasil menyita senjata organik AK 47 sebanyak 1 pucuk dan senjata rakitan 1 buah dan beberapa barang bukti lainnya.
Terkait kejadian ini tersebut pihak TNI yang dikonfirmasi melalui Pendam XVII Cenderawasih belum bisa memberi informasi lebih lanjut. Begitu juga dengan Satgas Damai Cartenz yang menyampaikan belum mendapatkan data pasti. Direktur Yayasan Keadilan Dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP), Theo Hesegem mengatakan dalam operasi tersebut mengakibatkan banyak korban. Baik korban luka-luka akibat tembakan yang dilakukan oleh TNI maupun korban hilang.