Sunday, September 8, 2024
26.7 C
Jayapura

Bacalon Perseorangan Meninggal Saat Proses Pendaftaran di KPU 

MERAUKE– Bakal Calon Perseorangan Bupati Merauke Fransiskus Xaverius Sirfefa menghembuskan napasnya yang terakhir Senin (13/5) kemarin.

Ia meninggal setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Merauke sekitar pukul 07.30 WIT dari Hotel Itese Merauke. Belum diketahui secara pasti penyebab meninggalnya kader dari Partai Gerindra tersebut.

  Kabar duka meninggalnya FX Sirfefa ini tentu mengagetkan semua pihak terutama bagi keluarga almarhum dan para pendukungnya. Pasalnya, pada Minggu (12/5) FX Sirfefa masih melakukan aktivitas dengan mendaftar dan menyerahkan dukungan persyaratan ke KPU Kabupaten Merauke yang digelar di Hotel Itese Merauke.

Almarhum tiba di Aula Hotel Itese Merauke, sekira pukul 23.15 WIT dan sempat menyapa para komisioner dan sekretariat KPU Merauke yang hadir. Setelah melakukan registrasi,  selanjutnya menyerahkan syarat dukungan diterima Ketua KPU Merauke Rosina Kebubun.

Baca Juga :  Makin Ramai, Sosok Independen Siap Maju di Pilkada Kab. Jayapura

Bahkan setelah menyerahkan syarat dukungan ke KPU untuk dihitung secara manual karena yang diupload dalam Sikon KPU baru tercatat 3.800 dukungan, media ini sempat meminta kepada yang bersangkutan untuk wawancara. Namun  almarhum menyatakan wawancara setelah selesai pendaftaran.

“Nanti saja ya, setelah pendaftaran selesai, ” katanya.

  Kabid Pelayanan Medik RSUD Merauke dr. Mareyke Kulang kepada wartawan menjelaskan bahwa pasien atas nama FX Sirfefa tersebut dibawa ke IGD RSUD Merauke sekitar pukul 07.00 WIT.

‘’Menurut dokter jaga IGD, bahwa saat pasien tiba di IGD memang sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri. Dari pergerakan di dada, hembusan napas diperiksa dokter memang sudah tidak ada. Sehingga dokter langsung melakukan RJP melakukan tindakan hidup dasar dengan maksud supaya jantungnya bisa berdenyut dan pernapasan bisa bagus. Tapi, setelah 3 kali dilakukan 3 kali siklus sesuai SOP, tidak kembali normal dan setelah 3 kali siklus dan dioservasi, dilihat matanya sudan medriasis atau kuping melebar. Atau pasien sudah meninggal. Jadi menurut dokter jaga IGD, kemungkinan pasien datang sudah dalam keadaan meninggal dunia,’’ katanya.

Baca Juga :  Melasti dan Ritual Umat Hindu di Taman Imbi Dibatalkan

MERAUKE– Bakal Calon Perseorangan Bupati Merauke Fransiskus Xaverius Sirfefa menghembuskan napasnya yang terakhir Senin (13/5) kemarin.

Ia meninggal setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Merauke sekitar pukul 07.30 WIT dari Hotel Itese Merauke. Belum diketahui secara pasti penyebab meninggalnya kader dari Partai Gerindra tersebut.

  Kabar duka meninggalnya FX Sirfefa ini tentu mengagetkan semua pihak terutama bagi keluarga almarhum dan para pendukungnya. Pasalnya, pada Minggu (12/5) FX Sirfefa masih melakukan aktivitas dengan mendaftar dan menyerahkan dukungan persyaratan ke KPU Kabupaten Merauke yang digelar di Hotel Itese Merauke.

Almarhum tiba di Aula Hotel Itese Merauke, sekira pukul 23.15 WIT dan sempat menyapa para komisioner dan sekretariat KPU Merauke yang hadir. Setelah melakukan registrasi,  selanjutnya menyerahkan syarat dukungan diterima Ketua KPU Merauke Rosina Kebubun.

Baca Juga :  1 Juli, Situasi di Papua Kondusif

Bahkan setelah menyerahkan syarat dukungan ke KPU untuk dihitung secara manual karena yang diupload dalam Sikon KPU baru tercatat 3.800 dukungan, media ini sempat meminta kepada yang bersangkutan untuk wawancara. Namun  almarhum menyatakan wawancara setelah selesai pendaftaran.

“Nanti saja ya, setelah pendaftaran selesai, ” katanya.

  Kabid Pelayanan Medik RSUD Merauke dr. Mareyke Kulang kepada wartawan menjelaskan bahwa pasien atas nama FX Sirfefa tersebut dibawa ke IGD RSUD Merauke sekitar pukul 07.00 WIT.

‘’Menurut dokter jaga IGD, bahwa saat pasien tiba di IGD memang sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri. Dari pergerakan di dada, hembusan napas diperiksa dokter memang sudah tidak ada. Sehingga dokter langsung melakukan RJP melakukan tindakan hidup dasar dengan maksud supaya jantungnya bisa berdenyut dan pernapasan bisa bagus. Tapi, setelah 3 kali dilakukan 3 kali siklus sesuai SOP, tidak kembali normal dan setelah 3 kali siklus dan dioservasi, dilihat matanya sudan medriasis atau kuping melebar. Atau pasien sudah meninggal. Jadi menurut dokter jaga IGD, kemungkinan pasien datang sudah dalam keadaan meninggal dunia,’’ katanya.

Baca Juga :  Pasar Tersedia, Petani di Merauke Kembali Bergairah Tanam Jagung 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya