> Longsor di Kampung Elarek, Distrik Walaik Kabupaten Jayawijaya
WAMENA – Giliran Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan menyalurkan bantuan kepada korban terdampak bencana longsor di Kampung Elarek, Distrik Walaik Kabupaten Jayawijaya.
Tak tanggung-tanggung 2 Ton Beras beserta ratusan bahan makanan siap saji, dan makanan organik beserta uang tunai senilai Rp 100 juta diberikan agar bisa membantu masyarakat mengalami musibah itu.
Kepala Dinas Kebakaran Penyelamatan Pananggulangan Bencana Alam Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Papua Pegunungan Yanius Telenggen,S.H,M.AP menyampaikan atas nama Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan telah mengutusnya bersama kepala Dinas Kehutanan untuk mengantarkan bantuan kepada warga yang terdampak musibah longsor di kampung Elarek Distrik Walaik.
“Atas nama Gubernur kami menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas korban kemanuasian warga Kampung Elarek dari bencana alam yang terjadi, Kami juga berdoa yang sungguh-sungguh, agar saudara kita yang menjadi korban dapat diterima oleh yang Maha Kuasa dan keluarga yang berduka tetap memiliki kekuatan dan dapat menemui kembali harapan dan iman yang lebih baik.” ungkapnya saat menyerahkan bantuan tersebut di Kanor Distrik Walaik Sabtu (13/5) kemarin.
Yanius Telenggen mengaku jika pemberian bantuan ini merupakan arahan dari Pj. Gubernur Nikolaus Kondomo, SH, MH dan Pj. Sekda Dr. Sumule Tumbo, SE, MM melalui Dinas Penanggulangan Bencana dengan maksut agar pemerintah Provinsi Pegunungan hadir di tengah-tengah masyarakat yang sedang membutuhkan bantuan, mengingat bencana yang terjadi membawa dampak besar bagi masyarakat.
“Kehadiran Pemerintah Provinsi Papua Pegunugan juga ingin memastikan bahwa semua yang terdampak akibat bencana longsor di kampung Elarek bisa tertangani dengan cepat dan dipastikan semua dapat pulih kembali normal,” Jelasnya.
Dikatakan, adapun bantuan tersebut yang diberikan berupa, uang sebesar Rp 100 juta, beras 2 ton, supermie 100 karton, gula pasir 5 sak, minyak goreng 30 karton, ayam 200 ekor, ikan sarden 30 karton, kopi 50 karton, telur 20 rak, tenda 10 x 12 sebanyak 12 buah, semua ini diberikan untuk para korban yang saat ini terdampak bencana alam longsor, dimana ada korban yang saat ini berduka dan ada yang masih luka –luka dan ada juga yang kehilangan tempat tinggalnya serta kebun yang menjadi sumber pangan masyarakat.
“Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian dari Gubernur dan Sekda untuk membantu meringankan masyarakat keluarga korban akibat dari kerugian yang ditimbulkan. Harapan pemerintah Provinsi Papua Pegunungan bantuan ini dapat disalurkan langsung kepada keluarga korban terdampak longsor, harus diberikan yang memang betul-betul kena musiba,” Kata Yanius Telenggen
Ia juga berharap berharap bantuan ini jangan disalahgunakan untuk membagi-bagikan kepada keluarga yang tidak terdampak dan harus pada sasaran keluarga korban. Khususnya dana bantuan yang diberikan ini dapat diberikan kepada keluarga yang duka maupun yang luka –luka untuk memulihkan kesehatannya sehingga bisa kembali sehat lagi.
“Mungkin dengan adanya bantuan ini bisa meringankan beban pengobatan bagi warga yang saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Wamena,” ujarnya.
Di tempat yang sama mewakili keluarga korban Evanjilis Marius Elopere mengatakan atas nama keluarga korban dan masyarakat Kampung elarek serta Distrik Walaik Pada umumnya menyampaikan terimakasih atas kehadiran Pemprov Papua Pegunungan dalam hal ini kadis Bencana Alam Provinsi Papua Pegunungan yang telah memberikan bantuan kepada keluarga korban.
“Bantuan ini sangat membantu kami di tengah kesedihan dan kesulitan atas peristiwa musibah yang menimpa pada keluarga kami di kampung Elarek yang mana terdapat 3 orang meninggal dunia, 6 orang luka –luka, 1 gedung gereja hancur, 1 kantor kampung hancur dan 12 rumah warga hancur,” bebernya.
Ia menjelaskan bahwa bantuan yang diterima di Kantor Distrik Walaik ini, nantinya dilanjutkan di bawa oleh masyarakat dengan cara dipikul untuk berjalan kaki menuju kampung Elarek yang berada di atas bukit, sebab dari distrik menuju kampung tersebut bulum ada jalan yang bisa dilalui dengan kendaraan.
“Untuk itu kami meminta kepada pemerintah Provinsi Papua Pegunungan kedepannya tolong membuka akses jalan ke kampung Elarek, sebab keslutan kami saat ini adalah harus berjalan kaki kurang lebih 5-6 jam baru bisa sampai di Kantor Distrik Welarek,” tutupnya. (jo/wen)