Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Polisi: Sengaja Untuk Memberikan Rasa Takut kepada Masyarakat

JAYAPURA-Beredarnya teror lewat vidio dan foto foto yang dibagikan . Dalam foto dan vidio  per tanggal 11 Desember 2022, dalam pengakuan mereka. Pasukan TPNPB telah berhasil membunuh anggota TNI-Polri di Yahukimo dan Pegunungan Bintang awal Desember 2022.

  Dalam rilis penyampaian Seby Sambom, Negara  kriminal  Indonesia melalui pimpinan militer TNI-Polri mengklaim yang melakukan penembakan di Yahukimo adalah OTK dan hanya menewaskan 2 orang adalah informasi tang tidak benar dan direkayasa oleh TNI -Polri.

Mereka juga meminta Intel yang menyamar menjadi pedagang atau pendulang emas di wilayah Yahukimo akan ditembak mati. Sehingga itu, segera angkat kaki dari wilayah tersebut.

   Terkait dengan itu, Polda Papua menyikapi Sebby Sambom yang menyebar teror melalui rilis dan video kekerasan KKB di Papua.

Baca Juga :  Cepos dan Pemkab Keerom Siap Gelar Pelatihan Jurnalistik

  Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, hal ini sengaja untuk memberikan rasa takut kepada seluruh masyarakat di Papua.

  Dikatakan Kamal, peristiwa dalam video tersebut merupakan peristiwa pembunuhan yang terjadi di Pegunungan Bintang pada 6 Desember 2022 yang menyebabkan 3 tukang ojek meninggal dunia dan 3 orang selamat.

“Keenam tukang ojek setiap hari berada di pangkalan ojek, dari video yang disebarkan terlihat KKB dengan kejam membunuh tukang ojek meski para korban sudah tidak berdaya,” kata Kamal, Senin (12/12).

  Lanjut Kamal menjelaskan, para korban tersebut merupakan masyarakat sipil asli Sulawesi Selatan yang merantau ke Papua untuk mencari nafkah. Sebab penghasilan sebagai tukang ojek cukup menjanjikan dalam setiap harinya.

Baca Juga :  47 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di Hamadi

” Para korban tersebut merupakan masyarakat sipil, bukan anggota Intelijen dari TNI-Polri, hal ini dapat dicek ke aparat desa para korban di Sulsel,” ungkap Kamal.

  Kabid Humas menegaskan bahwa setiap KKB melakukan kekerasan terhadap masyarakat, maka Sebby Sambom atau kelompoknya selalu menyebut korban adalah anggota Intelijen TNI-Polri yang menyusup sebagai tukang bangunan, pekerja proyek, tukang ojek, tenaga medis dan tenaga pendidik (guru).

  Kamal pun mengimbau kepada seluruh masyarkat agar tetap hati-hati dan waspada kapan dan dimana saja berada.

“Bedakan informasi sekecil apa pun untuk terciptanya Kamtibmas yang kondusif, kehadiran TNI-Polri untuk menciptakan rasa aman dan nyaman una kelancaran kehidupan masyarakat dan pembangunan daerah di Papua,” pungkasnya. (rel/fia)

JAYAPURA-Beredarnya teror lewat vidio dan foto foto yang dibagikan . Dalam foto dan vidio  per tanggal 11 Desember 2022, dalam pengakuan mereka. Pasukan TPNPB telah berhasil membunuh anggota TNI-Polri di Yahukimo dan Pegunungan Bintang awal Desember 2022.

  Dalam rilis penyampaian Seby Sambom, Negara  kriminal  Indonesia melalui pimpinan militer TNI-Polri mengklaim yang melakukan penembakan di Yahukimo adalah OTK dan hanya menewaskan 2 orang adalah informasi tang tidak benar dan direkayasa oleh TNI -Polri.

Mereka juga meminta Intel yang menyamar menjadi pedagang atau pendulang emas di wilayah Yahukimo akan ditembak mati. Sehingga itu, segera angkat kaki dari wilayah tersebut.

   Terkait dengan itu, Polda Papua menyikapi Sebby Sambom yang menyebar teror melalui rilis dan video kekerasan KKB di Papua.

Baca Juga :  Polisi Curiga Makan Nasi Dengan Tangan Penuh Pasir Ternyata Ditemukan Ini

  Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, hal ini sengaja untuk memberikan rasa takut kepada seluruh masyarakat di Papua.

  Dikatakan Kamal, peristiwa dalam video tersebut merupakan peristiwa pembunuhan yang terjadi di Pegunungan Bintang pada 6 Desember 2022 yang menyebabkan 3 tukang ojek meninggal dunia dan 3 orang selamat.

“Keenam tukang ojek setiap hari berada di pangkalan ojek, dari video yang disebarkan terlihat KKB dengan kejam membunuh tukang ojek meski para korban sudah tidak berdaya,” kata Kamal, Senin (12/12).

  Lanjut Kamal menjelaskan, para korban tersebut merupakan masyarakat sipil asli Sulawesi Selatan yang merantau ke Papua untuk mencari nafkah. Sebab penghasilan sebagai tukang ojek cukup menjanjikan dalam setiap harinya.

Baca Juga :  Korban Pelanggaran HAM Wamena Tolak Penyelesaian Non Yudisial

” Para korban tersebut merupakan masyarakat sipil, bukan anggota Intelijen dari TNI-Polri, hal ini dapat dicek ke aparat desa para korban di Sulsel,” ungkap Kamal.

  Kabid Humas menegaskan bahwa setiap KKB melakukan kekerasan terhadap masyarakat, maka Sebby Sambom atau kelompoknya selalu menyebut korban adalah anggota Intelijen TNI-Polri yang menyusup sebagai tukang bangunan, pekerja proyek, tukang ojek, tenaga medis dan tenaga pendidik (guru).

  Kamal pun mengimbau kepada seluruh masyarkat agar tetap hati-hati dan waspada kapan dan dimana saja berada.

“Bedakan informasi sekecil apa pun untuk terciptanya Kamtibmas yang kondusif, kehadiran TNI-Polri untuk menciptakan rasa aman dan nyaman una kelancaran kehidupan masyarakat dan pembangunan daerah di Papua,” pungkasnya. (rel/fia)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya