Friday, April 19, 2024
31.7 C
Jayapura

Peringati HUT Keerom ke-18, Bupati dan Wabup Fokus Program 100 Hari Kerja 

Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., MUP., didampingi istri dan Wabup Drs. H. Waghfir Kosasih, SH., MH., M.Si., didampingi istri, kompak menyuapi kue ulang tahun kepada dua bocah pada perayaan HUT Kabupaten Keerom ke-18 di halaman kantor Bupati Keerom, Senin (12/4). ( FOTO: Noel/Cepos)

JAYAPURA-Peringatan HUT Kabupaten Keerom ke-18 tahun, Senin (12/4) kemarin menjadi momentum bagi Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., MUP., dan Wabup Drs. H. Waghfir Kosasih, SH., MH., M.Si., untuk berkomitmen melakukan pemerataan pembangunan prioritas 100 hari kerja di seluruh wilayah Kabupaten Keerom dari Distrik Skamto sampai ke Distrik Towe.

Bupati Keerom Piter Gusbager mengatakan, di usia 18 tahun, Kabupaten Keerom telah menemukan jati diri dan identitasnya. Untuk itu, semua pihak baik pemerintah, DPRD, TNI-Polri, masyarakat adat, paguyuban dan komponen lainnya, diminta bersatu merefleksikan 18 tahun ini.

“Kita bersatu merefleksikan 18 tahun ini dengan kepemimpinan yang telah melauncing dua puluhan lebih program 100 hari kerja, dengan mengutamakan prinsip percepatan dan pemerataan,” ungkap Bupati Piter Gusbager pada perayaan HUT Kabupaten Keerom ke-18 di halaman kantor Bupati Keerom, Senin (12/4).

Sebagai kepala daerah, Piter Gusbager bersama Wabup  H. Waghfir Kosasih mengakui bahwa pemerintah tidak bisa jalan sendiri tanpa keterlibatan semua pihak. Baik dari masyarakat kecil sampai dengan pemerintah pusat. Untuk itu, membutuhkan kontribusi semua pihak baik saran masukan dan kritikan demi kemajuan Kabupaten Keerom yang lebih baik.

“Tanpa dukungan dari semua pihak, Pemerintah Kabupaten Keerom  tidak bisa mampu melakukan percepatan pembangunan dan pemerataan. Untuk itu, mari kita bersatu bekerja secara gotong royong. Masing-masing pihak mengambil peran  dan tanggung jawabnya. Kita harus melihat hak dan kewajiban untuk membangun Kabupaten Keerom, agar tidak tertinggal dengan kabupaten lain dan terus mengalami perubahan. Maka sekali lagi kita bersatu,” tegasnya.

Bupati Piter Gusbager juga menegaskan bahwa keberagaman suku budaya dan juga etnis yang ada di Kabupaten Keerom sebagai miniaturnya Indonesia, bukan lagi menjadi sebuah masalah untuk mengkotak-kotakan masyarakat. Tetapi harus menjadi kekuatan baru untuk memajukan Kabupaten Keerom dan masyarakatnya.

“Hilangkan perbedaan, karena perbedaan adalah suatu kekuatan. Perbedaan bukan menjadi alasan kita mengkotak-kotakan diri. Tetapi perbedaan itu menjadi suatu kekuatan yang dahsyat. Dengan pikiran yang baik kalau kita bersatu dengan mengerahkan seluruh potensi, kekuatan masyarakat dan sumber daya, maka saya percaya Kabupaten Keerom akan makmur dan adil,” ujarnya.

Baca Juga :  Miris, Bayi Laki-Laki Baru Lahir Dibuang di Tengah Perkebunan Sawit 

Dia juga mengajak dengan moment ulang tahun ke-18 Kabupaten Keerom ini t dapat memacu semangat aparatur sipil negara untuk terus bekerja secara baik dan bertangung jawab.

Bupati Piter Gusbager menyebutkan, pada masa kepemimpinannya bersama Wabup H. Waghfir Kosasih, pihaknya akan berfokus untuk memberikan pemerataan pembangunan di seluruh Kabupaten Keerom.

“Dalam periode kepemimpinan ini, kami akan percepat proses pemerataan pelayanan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Keerom dari Skamto sampai Towe,  harus merasakan dan dinikmati,” ucapnya.

Dalam masa 100 hari kerja, dirinya bersama wabup telah mencanangkan beberapa program prioritas yang  akan dibangun selama masa kepemimpinannya. Di antaranya, revitalisasi fungsi pasar dan terminal Avijan serta Pasar Rakyat Yowong, pembangunan kantor Bupati Keerom di Waris, pemberdayaan dan pengembangan organisasi kepemudaan (Kebun Pemuda Kampung Adat). Pemberian bantuan usaha produktif dalam rangka peningkatan ekonomi yang terdiri dari bantuan mobil pikap untuk usaha ekonomi, bantuan sepeda motor untuk usaha ekonomi dan bantuan alat pertanian untuk usaha penyaluran BBM.

Sementara untuk peningkatkan ekonomi masyarakat Keerom berupa pemberian bantuan modal usaha kepada UMKM sebesar Rp1.500.000 per unit usaha dan pemberian bantuan sosial produktif Rp 2.000.000 perorang.

Untuk peningkatan SDM ada juga pemberian bantuan biaya studi kepada pelajar dan mahasiswa di semua jenjang pendidikan. Pemberian bantuan 100 hari kehidupan bagi ibu hamil dan anak. Pemberian bantuan biaya kedukaan bagi keluarga yang mengalami kedukaan pembangunan prasarana publik yang terdiri dari.

“Rencana rekonstruksi Jalan ruas arsopura (Arso Pura IV)-Jaifuri (Arso III)-Wiantre (Arso V). Rekonstruksi ruas jalan Sanggaria (Arso I) –  Yaturaharja (Arso X), rekonstruksi ruas jalan Swakarsa wiantre(Arso V), rekonstruksi ruas Jalan Warbo (Arso VII) – Yuwanain (Arso II). Rekonstruksi ruas Jalan  Woor- Bewan, rehabilitasi jalan lingkungan, rehabilitasi jembatan Tami dan pembangunan ruas jalan kampung Yumfuf II – Dusun Pebrap serta pembangunan Alun-alun Kota di Arso,” sambungnya.

Baca Juga :  Di Puncak Rumah Nakes Dibakar

Selain itu, ada juga untuk peningkatan kinerja ASN, pemberian tambahan penghasilan pegawai bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Keerom. Pemberian bantuan pengadaan prasarana dan sarana kepemudaan, penyediaan alat musik bagi pemuda, pembangunan kampung terpadu dengan konsep kampung bangkit. Kemudian pembangunan tugu selamat datang di batas Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom, pada pengoperasian pos pemeriksaan terpadu RI-PNG yang dibangun oleh Badan Pengelolaan Perbatasan. Penyerahan 1 pos lintas batas (PLB) bagi warga Kabupaten Keerom.

Pembangunan best setelan keyboard station universal service obligation menuju Indonesia Digital di daerah blank spot ditargetkan sebanyak 49 unit di Distrik Skanto, Arso, Arso Timur,  Mannem Waris, Senggi Web  Yaffi, Tower, Distrik Kaisenar dan program lainnya.

Di tempat yang sama Wabup Waghfir Kosasih mengatakan, jika selama ini pelayanan ASN kepada masyarakat terlihat kurang baik, dalam masa kepemimpinan kepala daerah saat ini akan ditata kembali.

“ASN sebagai abdi negara akan terus memberikan pelayanan dan bagi ASN yang berprestasi akan diberikan reward dan bagi mereka yang tidak bekerja baik akan diberikan punishment,” tuturnya.

“Dari sisi program untuk masa 100 hari kerja ini, insya Allah kami akan bekerja semaksimal mungkin. Sehingga, setiap hari bisa merasakan kehadiran kami di Kabupaten Keerom walaupun belum sepenuhnya kami akan jawab,” sambungnya.

Sekedar diketahui peringatan HUT Kabupaten Keerom ke-18 yang dihadiri seluruh Forkopimda tetap mengutamajkan protokol kesehatan. Acara diawali dengan upacara yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun.

Dalam kesempatan itu, juga diserahkan Kartu Lintas Batas dan pembagian sejumlah bantuan. Acara juga diisi dengan aksi sosial penggalangan sumbangan sukarela untuk korban banjir di NTT. (oel/nat)

Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., MUP., didampingi istri dan Wabup Drs. H. Waghfir Kosasih, SH., MH., M.Si., didampingi istri, kompak menyuapi kue ulang tahun kepada dua bocah pada perayaan HUT Kabupaten Keerom ke-18 di halaman kantor Bupati Keerom, Senin (12/4). ( FOTO: Noel/Cepos)

JAYAPURA-Peringatan HUT Kabupaten Keerom ke-18 tahun, Senin (12/4) kemarin menjadi momentum bagi Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., MUP., dan Wabup Drs. H. Waghfir Kosasih, SH., MH., M.Si., untuk berkomitmen melakukan pemerataan pembangunan prioritas 100 hari kerja di seluruh wilayah Kabupaten Keerom dari Distrik Skamto sampai ke Distrik Towe.

Bupati Keerom Piter Gusbager mengatakan, di usia 18 tahun, Kabupaten Keerom telah menemukan jati diri dan identitasnya. Untuk itu, semua pihak baik pemerintah, DPRD, TNI-Polri, masyarakat adat, paguyuban dan komponen lainnya, diminta bersatu merefleksikan 18 tahun ini.

“Kita bersatu merefleksikan 18 tahun ini dengan kepemimpinan yang telah melauncing dua puluhan lebih program 100 hari kerja, dengan mengutamakan prinsip percepatan dan pemerataan,” ungkap Bupati Piter Gusbager pada perayaan HUT Kabupaten Keerom ke-18 di halaman kantor Bupati Keerom, Senin (12/4).

Sebagai kepala daerah, Piter Gusbager bersama Wabup  H. Waghfir Kosasih mengakui bahwa pemerintah tidak bisa jalan sendiri tanpa keterlibatan semua pihak. Baik dari masyarakat kecil sampai dengan pemerintah pusat. Untuk itu, membutuhkan kontribusi semua pihak baik saran masukan dan kritikan demi kemajuan Kabupaten Keerom yang lebih baik.

“Tanpa dukungan dari semua pihak, Pemerintah Kabupaten Keerom  tidak bisa mampu melakukan percepatan pembangunan dan pemerataan. Untuk itu, mari kita bersatu bekerja secara gotong royong. Masing-masing pihak mengambil peran  dan tanggung jawabnya. Kita harus melihat hak dan kewajiban untuk membangun Kabupaten Keerom, agar tidak tertinggal dengan kabupaten lain dan terus mengalami perubahan. Maka sekali lagi kita bersatu,” tegasnya.

Bupati Piter Gusbager juga menegaskan bahwa keberagaman suku budaya dan juga etnis yang ada di Kabupaten Keerom sebagai miniaturnya Indonesia, bukan lagi menjadi sebuah masalah untuk mengkotak-kotakan masyarakat. Tetapi harus menjadi kekuatan baru untuk memajukan Kabupaten Keerom dan masyarakatnya.

“Hilangkan perbedaan, karena perbedaan adalah suatu kekuatan. Perbedaan bukan menjadi alasan kita mengkotak-kotakan diri. Tetapi perbedaan itu menjadi suatu kekuatan yang dahsyat. Dengan pikiran yang baik kalau kita bersatu dengan mengerahkan seluruh potensi, kekuatan masyarakat dan sumber daya, maka saya percaya Kabupaten Keerom akan makmur dan adil,” ujarnya.

Baca Juga :  Kontak Tembak di Pegubin, Tiga Polisi Tertembak

Dia juga mengajak dengan moment ulang tahun ke-18 Kabupaten Keerom ini t dapat memacu semangat aparatur sipil negara untuk terus bekerja secara baik dan bertangung jawab.

Bupati Piter Gusbager menyebutkan, pada masa kepemimpinannya bersama Wabup H. Waghfir Kosasih, pihaknya akan berfokus untuk memberikan pemerataan pembangunan di seluruh Kabupaten Keerom.

“Dalam periode kepemimpinan ini, kami akan percepat proses pemerataan pelayanan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Keerom dari Skamto sampai Towe,  harus merasakan dan dinikmati,” ucapnya.

Dalam masa 100 hari kerja, dirinya bersama wabup telah mencanangkan beberapa program prioritas yang  akan dibangun selama masa kepemimpinannya. Di antaranya, revitalisasi fungsi pasar dan terminal Avijan serta Pasar Rakyat Yowong, pembangunan kantor Bupati Keerom di Waris, pemberdayaan dan pengembangan organisasi kepemudaan (Kebun Pemuda Kampung Adat). Pemberian bantuan usaha produktif dalam rangka peningkatan ekonomi yang terdiri dari bantuan mobil pikap untuk usaha ekonomi, bantuan sepeda motor untuk usaha ekonomi dan bantuan alat pertanian untuk usaha penyaluran BBM.

Sementara untuk peningkatkan ekonomi masyarakat Keerom berupa pemberian bantuan modal usaha kepada UMKM sebesar Rp1.500.000 per unit usaha dan pemberian bantuan sosial produktif Rp 2.000.000 perorang.

Untuk peningkatan SDM ada juga pemberian bantuan biaya studi kepada pelajar dan mahasiswa di semua jenjang pendidikan. Pemberian bantuan 100 hari kehidupan bagi ibu hamil dan anak. Pemberian bantuan biaya kedukaan bagi keluarga yang mengalami kedukaan pembangunan prasarana publik yang terdiri dari.

“Rencana rekonstruksi Jalan ruas arsopura (Arso Pura IV)-Jaifuri (Arso III)-Wiantre (Arso V). Rekonstruksi ruas jalan Sanggaria (Arso I) –  Yaturaharja (Arso X), rekonstruksi ruas jalan Swakarsa wiantre(Arso V), rekonstruksi ruas Jalan Warbo (Arso VII) – Yuwanain (Arso II). Rekonstruksi ruas Jalan  Woor- Bewan, rehabilitasi jalan lingkungan, rehabilitasi jembatan Tami dan pembangunan ruas jalan kampung Yumfuf II – Dusun Pebrap serta pembangunan Alun-alun Kota di Arso,” sambungnya.

Baca Juga :  Persipura Terancam Pengurangan 9 Poin dan Denda Rp 1 Miliar

Selain itu, ada juga untuk peningkatan kinerja ASN, pemberian tambahan penghasilan pegawai bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Keerom. Pemberian bantuan pengadaan prasarana dan sarana kepemudaan, penyediaan alat musik bagi pemuda, pembangunan kampung terpadu dengan konsep kampung bangkit. Kemudian pembangunan tugu selamat datang di batas Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom, pada pengoperasian pos pemeriksaan terpadu RI-PNG yang dibangun oleh Badan Pengelolaan Perbatasan. Penyerahan 1 pos lintas batas (PLB) bagi warga Kabupaten Keerom.

Pembangunan best setelan keyboard station universal service obligation menuju Indonesia Digital di daerah blank spot ditargetkan sebanyak 49 unit di Distrik Skanto, Arso, Arso Timur,  Mannem Waris, Senggi Web  Yaffi, Tower, Distrik Kaisenar dan program lainnya.

Di tempat yang sama Wabup Waghfir Kosasih mengatakan, jika selama ini pelayanan ASN kepada masyarakat terlihat kurang baik, dalam masa kepemimpinan kepala daerah saat ini akan ditata kembali.

“ASN sebagai abdi negara akan terus memberikan pelayanan dan bagi ASN yang berprestasi akan diberikan reward dan bagi mereka yang tidak bekerja baik akan diberikan punishment,” tuturnya.

“Dari sisi program untuk masa 100 hari kerja ini, insya Allah kami akan bekerja semaksimal mungkin. Sehingga, setiap hari bisa merasakan kehadiran kami di Kabupaten Keerom walaupun belum sepenuhnya kami akan jawab,” sambungnya.

Sekedar diketahui peringatan HUT Kabupaten Keerom ke-18 yang dihadiri seluruh Forkopimda tetap mengutamajkan protokol kesehatan. Acara diawali dengan upacara yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun.

Dalam kesempatan itu, juga diserahkan Kartu Lintas Batas dan pembagian sejumlah bantuan. Acara juga diisi dengan aksi sosial penggalangan sumbangan sukarela untuk korban banjir di NTT. (oel/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya