Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Warga Nduga Takut ke Kebun, Memilih Mengungsi

JAYAPURA – Sejak pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya pada 7 Februari lalu. Sejak itu pula, sebagian warga di perkampungan di Nduga memilih mengunsi meninggalkan kampung mereka.

Bukan hanya mengungsi, sebagian warga di beberapa kampung di Nduga malah memilih tidak berkebun lantaran takut dengan operasi yang dilakukan TNI-Polri dalam rangka pencarian terhadap pilot asal Selandia Baru itu.

Ketua Departemen Pemuda Gereja Kingmi Kabupaten Nduga Pdt Sipe menyampaikan, situasi Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunungan saat ini tidak nyaman dikarenakan adanya pencarian pilot.

“Sebagian masyarakat seperti di Yigi, Mbua memilih berada di honai mereka masing masing. Sebab, anggota masih melakukan pencarian terhadap pilot. Bahkan, di sekitaran Kuyawage  ada anggota yang sudah masuk dalam rangka pencarian Pilot,” terang Sipe kepada Cenderawasih Pos.

Menurut Sipe, alasan warga memilih berada di honai lantaran trauma yang dimiliki. Terlebih, daerah Nduga sering berkonflik dan adanya operasi militer yang dilakukan.

“Aparat keamanan masih berada di Nduga melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens yang mengakibatkan aktivitas masyarakat terganggu. Sebab, masyarakat tidak bisa lagi ke kebun atau sekedar masuk hutan untuk mencari kayu bakar,” terangnya.

Baca Juga :  Soal LPJU Holtekamp Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab

Terkait dengan situasi Nduga saat ini, Sipe meminta para pendeta, para gembala, Kepala Distrik serta Kepala Kampung bisa menempati tugas mereka di gereja gereja atau tetap berada di kampung kampung. Sehingga masyarakat tidak melakukan pengunsian.

“Kami mendorong masyarakat tidak perlu mengunsi, tetap tinggal di tempatnya masing masing. Jika TNI-Polri dan OPM mau perang silahkan, tetapi jangan pernah menganggu umat kami yang tidak tahu menahu persoalan,” tegasnya.

Sipe menegaskan bagaimana pun situasi konflik di Kabupaten Nduga saat ini, namun jangan pernah menganggu warga yang ada di kampung kampung atau di rumah rumah. Biarkan umat yang ada di Kabupaten Nduga tetap beraktivitas seperti biasa.

“Dan jika aparat keamanan bertemu masyarakat di hutan, tolong jangan langsung dipukul atau disakiti. Bertanya terlebih dahulu, karena saat ini ada banyak masyarakat kami yang berjalan kaki dari satu daerah ke daerah lain di Nduga untuk mengamankan diri akibat konflik yang terjadi,” tuturnya.

Baca Juga :  Hoaks, Aparat Perkosa IRT di Intan Jaya

Sipe juga menyampaikan bahwa pasca penyanderaan pada 7 Februari lalu, bukan hanya warga Paro yang melakukan pengunsian. Melainkan bebera Distrik di Nduga mulai ditinggalkan penghuninya seperti Alama, Yuguru dan beberapa kampung lainnya.

“Selain Paro, warga di daerah lain di Nduga mulai mengunsi. Mereka takut jangan sampai ada penyisiran dari aparat, ada yang mengunsi ke hutan dan ada yang ke Ibukota Kenyam dengan berjalan kaki,” terangnya

Selain itu lanjut Sipe, dikabarkan juga warga di Distrik Wutpaga, Distrik Nenggeagin Kabupaten Nduga mulai melakukan pengunsian.

“Namun mengunsinya arah mana kami belum tahu karena belum ada yang masuk ke wamena, sehingga itu kami minta kepada aparat. Jika ketemu masyarakat di hutan tolong jangan disakiti dulu melainkan ditanya terlebih dahulu, sebab ada banyak masyarakat kami yang berjalan kaki dari satu daerah ke daerah lain untuk mengamankan diri akibat konflik yang terjadi,” pintanya.

JAYAPURA – Sejak pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya pada 7 Februari lalu. Sejak itu pula, sebagian warga di perkampungan di Nduga memilih mengunsi meninggalkan kampung mereka.

Bukan hanya mengungsi, sebagian warga di beberapa kampung di Nduga malah memilih tidak berkebun lantaran takut dengan operasi yang dilakukan TNI-Polri dalam rangka pencarian terhadap pilot asal Selandia Baru itu.

Ketua Departemen Pemuda Gereja Kingmi Kabupaten Nduga Pdt Sipe menyampaikan, situasi Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunungan saat ini tidak nyaman dikarenakan adanya pencarian pilot.

“Sebagian masyarakat seperti di Yigi, Mbua memilih berada di honai mereka masing masing. Sebab, anggota masih melakukan pencarian terhadap pilot. Bahkan, di sekitaran Kuyawage  ada anggota yang sudah masuk dalam rangka pencarian Pilot,” terang Sipe kepada Cenderawasih Pos.

Menurut Sipe, alasan warga memilih berada di honai lantaran trauma yang dimiliki. Terlebih, daerah Nduga sering berkonflik dan adanya operasi militer yang dilakukan.

“Aparat keamanan masih berada di Nduga melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens yang mengakibatkan aktivitas masyarakat terganggu. Sebab, masyarakat tidak bisa lagi ke kebun atau sekedar masuk hutan untuk mencari kayu bakar,” terangnya.

Baca Juga :  Tidak Ada Lagi DistrikTerisolir di Lanny Jaya

Terkait dengan situasi Nduga saat ini, Sipe meminta para pendeta, para gembala, Kepala Distrik serta Kepala Kampung bisa menempati tugas mereka di gereja gereja atau tetap berada di kampung kampung. Sehingga masyarakat tidak melakukan pengunsian.

“Kami mendorong masyarakat tidak perlu mengunsi, tetap tinggal di tempatnya masing masing. Jika TNI-Polri dan OPM mau perang silahkan, tetapi jangan pernah menganggu umat kami yang tidak tahu menahu persoalan,” tegasnya.

Sipe menegaskan bagaimana pun situasi konflik di Kabupaten Nduga saat ini, namun jangan pernah menganggu warga yang ada di kampung kampung atau di rumah rumah. Biarkan umat yang ada di Kabupaten Nduga tetap beraktivitas seperti biasa.

“Dan jika aparat keamanan bertemu masyarakat di hutan, tolong jangan langsung dipukul atau disakiti. Bertanya terlebih dahulu, karena saat ini ada banyak masyarakat kami yang berjalan kaki dari satu daerah ke daerah lain di Nduga untuk mengamankan diri akibat konflik yang terjadi,” tuturnya.

Baca Juga :  Egianus Kogoya Dimanfaatkan Untuk Kacaukan Nduga

Sipe juga menyampaikan bahwa pasca penyanderaan pada 7 Februari lalu, bukan hanya warga Paro yang melakukan pengunsian. Melainkan bebera Distrik di Nduga mulai ditinggalkan penghuninya seperti Alama, Yuguru dan beberapa kampung lainnya.

“Selain Paro, warga di daerah lain di Nduga mulai mengunsi. Mereka takut jangan sampai ada penyisiran dari aparat, ada yang mengunsi ke hutan dan ada yang ke Ibukota Kenyam dengan berjalan kaki,” terangnya

Selain itu lanjut Sipe, dikabarkan juga warga di Distrik Wutpaga, Distrik Nenggeagin Kabupaten Nduga mulai melakukan pengunsian.

“Namun mengunsinya arah mana kami belum tahu karena belum ada yang masuk ke wamena, sehingga itu kami minta kepada aparat. Jika ketemu masyarakat di hutan tolong jangan disakiti dulu melainkan ditanya terlebih dahulu, sebab ada banyak masyarakat kami yang berjalan kaki dari satu daerah ke daerah lain untuk mengamankan diri akibat konflik yang terjadi,” pintanya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya