JAYAPURA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperingatkan bahwa saat ini Papua masih dalam periode transisi musim penghujan. Hal ini diperingatkan BMKG berdasarkan hasil Monitoring Musim Hujan di wilayah Papua secara keseluruhan yang berada dalam zona musim saat ini. Disatu sisi beberapa daerah yang sudah mengalami periode musim hujan antara lain, Kabupaten Jayapura dan Keerom.
Sementara wilayah lain seperti Kota Jayapura mengalami curah hujan yang cenderung turun secara merata sepanjang tahun atau memiliki tipe hujan monsunal satu. “Periode transisi musim kemarau ke musim penghujan dapat meningkatkan intensitas hujan di Sebagian besar wilayah Papua yang dapat disertai dengan kilat/petir dan angin kencang,” Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik, BMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre kepada Cenderawasih Pos, Senin (10/10).
Lanjut Ronsumbre menjelaskan, hal ini terjadi karena adanya peningkatan pemanasan di permukaan yang dapat memicu pertumbuhan awan cumulonimbus (awan badai). Sebutnya, anomali suhu muka laut di wilayah perairan utara Papua berada pada nilai anomali positif mencapai lebih dari 1.50C yang berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah utara Provinsi Papua.
Terang Ronsumbre, Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada pada fase lima (5) berkontribusi pada peningkatan awan hujan. Selain itu, terdapat daerah pertemuan angin di wilayah Provinsi Papua yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan, serta Labilitas lokal yang kuat di wilayah Papua juga mendukung proses konvektif.
JAYAPURA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperingatkan bahwa saat ini Papua masih dalam periode transisi musim penghujan. Hal ini diperingatkan BMKG berdasarkan hasil Monitoring Musim Hujan di wilayah Papua secara keseluruhan yang berada dalam zona musim saat ini. Disatu sisi beberapa daerah yang sudah mengalami periode musim hujan antara lain, Kabupaten Jayapura dan Keerom.
Sementara wilayah lain seperti Kota Jayapura mengalami curah hujan yang cenderung turun secara merata sepanjang tahun atau memiliki tipe hujan monsunal satu. “Periode transisi musim kemarau ke musim penghujan dapat meningkatkan intensitas hujan di Sebagian besar wilayah Papua yang dapat disertai dengan kilat/petir dan angin kencang,” Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik, BMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre kepada Cenderawasih Pos, Senin (10/10).
Lanjut Ronsumbre menjelaskan, hal ini terjadi karena adanya peningkatan pemanasan di permukaan yang dapat memicu pertumbuhan awan cumulonimbus (awan badai). Sebutnya, anomali suhu muka laut di wilayah perairan utara Papua berada pada nilai anomali positif mencapai lebih dari 1.50C yang berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah utara Provinsi Papua.
Terang Ronsumbre, Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada pada fase lima (5) berkontribusi pada peningkatan awan hujan. Selain itu, terdapat daerah pertemuan angin di wilayah Provinsi Papua yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan, serta Labilitas lokal yang kuat di wilayah Papua juga mendukung proses konvektif.