Thursday, December 12, 2024
27.7 C
Jayapura

Kepercayaan Masyarakat Kepada Pemerintah Makin Rendah

Sayangnya lanjut dia Politik uang juga muncul disebakan karena biaya atau cost politik di Indonesia sangat tinggi dan atas dasar itulah mendorong setiap kandidiat untuk memberanikan diri berpolitik uang karena dianggap sebagai politik pasti. “Hampir tidak ada caleg atau calon bupati atau gubernur yang  betul-betul maju di dalam pemilu karena kapasitas atau kapabilitas tinggi, semua  pasti karena ada uang,” sindirnya.

Dengan demikian, semua akan berpengaruh pada kinerja ketika menduduki jabatan tertinggi disuatu daerah. Pasalnya dengan pengeluaran yang besar paling tidak ada pemikiran untuk bagaimana mengembalikan dana uang digunakan selama proses pilkada serta akan fokus terhadap pola untuk merebut suara pemilih untuk Pemilu berikutnya. “Alhasil waktu bekerja untuk masyarakat akan sangat minim,”  tambahnya.

Baca Juga :  Korsleting, Taksi Ludes Terbakar

Atas persoalan tersebut langkah yang harus dilakukan ke depan adalah pemerintah wajib membuat sebuah komitmen agar terkait biaya politik harus dievaluasi secara total. Bagaimana agar para kandidat yang ingin berkontestasi tidak sekedar karena kekuatan financial, namun betul betul karena punya kapabilitas dan kapasitas untuk menjadi pemimpin.

Kemudian pola politik uang dihilangkan serta yang tidak kalah penting seorang pemimpin harus betul-betul bekerja untuk kesejahteran masyarakat. Jika itu bisa dilakukan, maka demokrasi di Indonesia akan berjalan baik. “Tentu proses evaluasi ini membutuhkan waktu yang cukup lama, tapi kalau kita bisa melakukannya secara perlahan, maka partisipasi masyarakat akan semakin baik,” pungkasnya. (rel/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

Baca Juga :  Kapolda: Satgas Ops Harus Segera Dimulai

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Sayangnya lanjut dia Politik uang juga muncul disebakan karena biaya atau cost politik di Indonesia sangat tinggi dan atas dasar itulah mendorong setiap kandidiat untuk memberanikan diri berpolitik uang karena dianggap sebagai politik pasti. “Hampir tidak ada caleg atau calon bupati atau gubernur yang  betul-betul maju di dalam pemilu karena kapasitas atau kapabilitas tinggi, semua  pasti karena ada uang,” sindirnya.

Dengan demikian, semua akan berpengaruh pada kinerja ketika menduduki jabatan tertinggi disuatu daerah. Pasalnya dengan pengeluaran yang besar paling tidak ada pemikiran untuk bagaimana mengembalikan dana uang digunakan selama proses pilkada serta akan fokus terhadap pola untuk merebut suara pemilih untuk Pemilu berikutnya. “Alhasil waktu bekerja untuk masyarakat akan sangat minim,”  tambahnya.

Baca Juga :  BPSDM Terus Lakukan Pembinaan ASN Pemprov Papua

Atas persoalan tersebut langkah yang harus dilakukan ke depan adalah pemerintah wajib membuat sebuah komitmen agar terkait biaya politik harus dievaluasi secara total. Bagaimana agar para kandidat yang ingin berkontestasi tidak sekedar karena kekuatan financial, namun betul betul karena punya kapabilitas dan kapasitas untuk menjadi pemimpin.

Kemudian pola politik uang dihilangkan serta yang tidak kalah penting seorang pemimpin harus betul-betul bekerja untuk kesejahteran masyarakat. Jika itu bisa dilakukan, maka demokrasi di Indonesia akan berjalan baik. “Tentu proses evaluasi ini membutuhkan waktu yang cukup lama, tapi kalau kita bisa melakukannya secara perlahan, maka partisipasi masyarakat akan semakin baik,” pungkasnya. (rel/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

Baca Juga :  Demi Persatuan OAP, Pro Kontra DOB Harus Diakhiri

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya