JAYAPURA-Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur Papua telah berlangsung pada 6 Agustus 2025 dan saat ini proses rekapitulasi suara di tingkat distrik di seluruh kabupaten/kota masih berjalan. Di tengah tensi politik yang cukup sengit, akademisi menilai pemenang PSU nanti harus segera fokus membangun Papua yang lebih baik.
Guru Besar Sosiologi Universitas Cenderawasih (Uncen), Prof Dr Ave Lefaan MS, mengatakan bahwa kurang lebih dua tahun terakhir pembangunan di Papua berjalan kurang stabil. Hal ini, menurutnya, disebabkan karena pemerintahan dipimpin Penjabat Gubernur yang secara regulasi tidak bisa melakukan terobosan besar, melainkan hanya melanjutkan program dari pemerintahan definitif sebelumnya.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian pemimpin definitif nantinya. Mereka harus bekerja maksimal, tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi juga mendamaikan hubungan politik yang sempat memanas,” kata Prof Ave, Jumat (8/8).
Ia menilai penting bagi pemimpin baru untuk menyatukan kembali masyarakat yang sempat terbelah karena kontestasi politik berkepanjangan. “Yang harus dikerjakan pertama adalah bagaimana merekatkan kembali hubungan politik, baik antar elit maupun masyarakat di tingkat bawah, agar tensi politik yang cukup lama ini bisa mereda,” ujarnya.