Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Tak Kecewa dan Akui Banyak Kepentingan

Yunus Wonda Terkait Wagub Papua

JAYAPURA-Mimpi masyarakat Papua untuk bisa memiliki wakil gubernur harus dikubur dalam – dalam. Setelah pada 5 Maret lalu menjadi batas waktu terakhir untuk munculnya nama orang nomor dua di Papua.

Satu nama yang sempat masuk dalam bursa pemilihan adalah, Dr Yunus Wonda, SH., MH. Ia sendiri menerima hasil tersebut meski namanya digadang-gadang akan mendamping Gubernur, Lukas Enembe. Meski gagal terpilih namun Yunus mengaku tidak mempersoalkan. Ia justru belajar soal kepentingan politik yang tidak  saja dimainkan ditingkat lokal tetapi juga dari pusat untuk birokrasi pemerintahan di Papua.

“Ia waktunya sudah habis dan gubernur pak Lukas akan memimpin sendiri. Memang kita sayangkan karena proses ini harus berhenti. Harus saya akui ada tendensi politik yang cukup kuat dan menjadi kepentingan elit maupun partai. Memang agak disayangkan karena Papua akhirnya tak punya wagub,”  beber Yunus melalui ponselnya, Sabtu (9/4).

Baca Juga :  Tahap II, 7 Tersangka Kasus Makar Minta Dipulangkan

Kepentingan ini menurut Yunus tidak hanya dimainkan petinggi partai tetapi juga petinggi di kementerian. “Saya mau sampaikan bahwa sebagai salah satu calon yang masuk dari Partai Demokrat proses ini sudah tidak mungkin (pemilihan wagub) dan kepentingan politik terasa lebih dominan ketimbang pelayanan kemasyarakatan,” sambungnya.

Disaat gubernur butuh dukungan atau pendamping namun semua tak bisa dilakukan karena kepentingan tertentu tadi. Namun pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua I  DPR Papua ini meyakini  jika gubernur tetap bisa memimpin. “Jadi posisi wagub memang digantung tapi sebagai politisi saya tidak perlu kecewa, kalaupun kemarin terpilih ya saya ucap syukur dan kalaupun tidak juga saya harus tetap berucap syukur. Saya harus selalu dalam posisi siap, siap kalah dan siap menang,” jelasnya.

Baca Juga :  Demo Dukung Gubernur Diyakini Masih Berlanjut

Ia tak peduli dalam proses kemarin tidak ada partai yang mendukung baginya tak masalah  karena pasti ada pertimbangan tersendiri. Tetapi menurut Yunus seharusnya partai berpikir soal kemaslahatan masyarakat. Ada kepentingan yang jauh lebih besar untuk diwujudkan. “Tapi sudahlah, saya tidak  kecewa sedikitpun sebab kegagalan itu bukan hal baru dan saya banyak belajar dari kegagalan dan membuatnya menjadi kenyataan,” tutup Yunus Wonda. (ade/nat)

Yunus Wonda Terkait Wagub Papua

JAYAPURA-Mimpi masyarakat Papua untuk bisa memiliki wakil gubernur harus dikubur dalam – dalam. Setelah pada 5 Maret lalu menjadi batas waktu terakhir untuk munculnya nama orang nomor dua di Papua.

Satu nama yang sempat masuk dalam bursa pemilihan adalah, Dr Yunus Wonda, SH., MH. Ia sendiri menerima hasil tersebut meski namanya digadang-gadang akan mendamping Gubernur, Lukas Enembe. Meski gagal terpilih namun Yunus mengaku tidak mempersoalkan. Ia justru belajar soal kepentingan politik yang tidak  saja dimainkan ditingkat lokal tetapi juga dari pusat untuk birokrasi pemerintahan di Papua.

“Ia waktunya sudah habis dan gubernur pak Lukas akan memimpin sendiri. Memang kita sayangkan karena proses ini harus berhenti. Harus saya akui ada tendensi politik yang cukup kuat dan menjadi kepentingan elit maupun partai. Memang agak disayangkan karena Papua akhirnya tak punya wagub,”  beber Yunus melalui ponselnya, Sabtu (9/4).

Baca Juga :  Kehadiran ASN Supiori Masuk Kantor Setelah Libur IdulFitri Cukup Banyak

Kepentingan ini menurut Yunus tidak hanya dimainkan petinggi partai tetapi juga petinggi di kementerian. “Saya mau sampaikan bahwa sebagai salah satu calon yang masuk dari Partai Demokrat proses ini sudah tidak mungkin (pemilihan wagub) dan kepentingan politik terasa lebih dominan ketimbang pelayanan kemasyarakatan,” sambungnya.

Disaat gubernur butuh dukungan atau pendamping namun semua tak bisa dilakukan karena kepentingan tertentu tadi. Namun pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua I  DPR Papua ini meyakini  jika gubernur tetap bisa memimpin. “Jadi posisi wagub memang digantung tapi sebagai politisi saya tidak perlu kecewa, kalaupun kemarin terpilih ya saya ucap syukur dan kalaupun tidak juga saya harus tetap berucap syukur. Saya harus selalu dalam posisi siap, siap kalah dan siap menang,” jelasnya.

Baca Juga :  Pekan Depan Agenda Tuntutan

Ia tak peduli dalam proses kemarin tidak ada partai yang mendukung baginya tak masalah  karena pasti ada pertimbangan tersendiri. Tetapi menurut Yunus seharusnya partai berpikir soal kemaslahatan masyarakat. Ada kepentingan yang jauh lebih besar untuk diwujudkan. “Tapi sudahlah, saya tidak  kecewa sedikitpun sebab kegagalan itu bukan hal baru dan saya banyak belajar dari kegagalan dan membuatnya menjadi kenyataan,” tutup Yunus Wonda. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya