WAMENA-Kodim 1702/Jayawijaya mengerahkan personel untuk membantu Polres Jayawijaya meredam dan mencegah bentrok antarsuku yang terjadi di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya kembali pecah. Berdasar data dari Kodam XVII/Cenderawasih, bentrok terjadi pada Sabtu (8/1) dan Minggu (9/1). Akibatnya seorang warga meninggal dunia.
Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Infanteri Arif Budi Situmeang menyampaikan bahwa sampai kemarin (10/1) pihaknya bersama Polres Jayawijaya masih siaga. ”Dan berupaya untuk menghimbau kedua belah pihak untuk menahan diri,” ungkap dia. Dengan begitu diharapkan tidak akan ada lagi korban berjatuhan. Baik korban luka maupun meninggal dunia.
Catatan Kodim 1702/Jayawijaya, selain menyebabkan seorang warga kehilangan nyawa, bentrok antarsuku tersebut juga menyebabkan 22 orang luka-luka. Arif juga menyebut, tidak kurang 35 rumah habis terbakar selama bentrok terjadi. Tidak hanya itu, data yang dia terima mencatat ada empat honai terbakar.
Sementara jumlah kendaraan bermotor yang terbakar sebanyak enam unit. Terdiri atas dua mobil dan empat motor. Untuk mencegah kerugian masyarakat bertambah, personel TNI yang dikerahkan untuk membantu aparat kepolisian masih siaga. Arif menyebut, anak buahnya turut dibantu oleh personal dari Batalyon Infanteri (Yonif) 756/Wimane Sili.
Baik Kodim 1702/Jayawijaya maupun Yonif 756/Wimane Sili masing-masing mengerahkan satu satuan setingkat kompi (SSK). Arif memastikan, pihaknya bersama instansi terkait lainnya di Jayawijaya sudah berkoordinasi untuk menyelesaikan masalah yang mematik terjadinya bentrok. Koordinasi dilakukan dengan bupati Jayawijaya dan Bupati Lanny Jaya.
Mereka juga telah mengajak semua pihak yang bentrok untuk berdialog. ”Pendekatan dengan tokoh masyarakat dari masing-masing kelompok yang bertikai juga telah dilakukan,” jelas Arif. ”Para kepala suku dan panglima perang juga sudah diajak untuk meredakan kelompoknya,” tambah dia.
Kepada anak buahnya yang masih siaga di lokasi bentrok, Arif meminta supaya mereka menyekat dan menghalau apabila ada kelompok massa yang hendak kembali bentrok. Mereka juga ditugasi untuk mencegah area bentrok antarsuku tersebut meluas ke titik lainnya di Jayawijaya.
Arif pun menjelaskan kembali, bentrok antarsuku itu pecah akibat masalah keluarga di antara masyarakat Suku Lanny Jaya dan masyarakat Suku Nduga. ”Dipicu oleh dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh masyarakat Lanny Jaya kepada masyarakat Nduga,” imbuhnya. (syn)