Wednesday, May 8, 2024
23.7 C
Jayapura

Bandara Sugapa Beroperasi Tanpa Petugas Bandara dan AirNav

Merasa Takut, Sebagian Warga Tinggalkan Intan Jaya

JAYAPURA-Pasca kontak senjata antara KKB dan TNI-Polri yang terjadi 26 Oktober 2021, Bandara Bilorai- Sugapa, Kabupaten Intan Jaya kini kembali beroperasi tanpa petugas bandara dan petugas AirNav setempat.

Kapolres Intan Jaya, AKBP. Sandi Sultan menyampaikan, akibat tak adanya petugas bandara dan AirNav, maka operasional Bandara Bilorai selama lima hari terakhir dikendalikan oleh aparat TN-Polri. Termasuk membantu pendistribusian bantuan untuk pengungsi di Intan Jaya.

“Pegawai AirNav dan bandara tidak ada di tempat. Padahal saya dan Bupati Intan Jaya sudah buat surat jaminana keamanan,” kata Kapolres Sandi Sultan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (8/11).

Kapolres menjelaskan, petugas bandara dan AirNav menghilang sejak kejadian 26 Oktober lalu. Padahal, bupati, Dandim dan PNS lainnya saat ini masih berada di Intan Jaya.

“Sekalipun petugas bandara dan AirNav tidak ada di tempat, tapi penerbangan tetap lancar karena dikendalikan TNI-Polri, termasuk bantuan yang masuk ke Intan Jaya untuk pengungsi,” terang Kapolres.

Dikatakan Kapolres, kalaupun petugas AirNav dan petugas bandara mau meninggalkan lokasi dengan alasan konseling, setidaknya, mereka harus mencari penggantinya untuk ditempatkan di Bandara Bilorai-Sugapa.

Baca Juga :  MK Harus Buat Aturan Waktu Persidangan

“Saya menempatkan 100 personel untuk menduduki Bandara Bilorai, tapi ketika ada pesawat yang masuk jumlah personel yang saya turunkan sekira 200 personel untuk amankan bandara agar tidak ada gangguan,” jelas Kapolres.

“Petugas AirNav dan petugas bandara yang meninggalkan tugasnya segera kembali. Untuk keamanan di Bandara Bilorai, saya yang tanggung jawab. Jika ada apa-apa dengan bandara, mereka (KKB-red) berhadapan dengan TNI-Polri,” tegas Sandi Sultan.

Sementara itu, untuk dua anggota yang terkena rekoset saat kontak tembak dengan KKB pada Jumat (5/11) sudah dievakuasi ke Mimika, Senin (8/11) pagi. Sementara warga Apolo Belau yang terkena tembakan dalam kontak tembak, dievakuasi ke Nabire.

Dijelaskan, Apolo Belau terkena tembak karena pada saat anggoa melakukan penindakan kepada anggota KKB, Apolo mengikuti KKB yang lari. Padahal masyarakat semuanya berada di gereja saat kejadian.

Untuk evakuasi 2 personel Satgas YPR 501/BY korban kontak tembak dengan KKB bernama Sertu Dedi Hari Sanjaya dan Praka Tri Joko Prabowo diterbangkan ke Mimika menggunakan 2 helikopter Bell TNI AD.  Proses evakuasi dua personel TNI dikawal ketat aparat.

Secara terpisah, salah seorang tokoh agama yang berada di Intan Jaya juga membenarkan bahwawarga sipil Apolo Belau yang terkena tembak dari aparat telah dievakuasi ke Nabire, Senin (8/11) pagi.

Baca Juga :  Dari Kumuh Jadi Asri, RSUD Jayapura Mulai Move On

“Rencana mau dibawa ke Mimika, hanya saja tidak ada penerbangan dari Intan Jaya ke Mimiki sehingga dibawa ke Nabire ditemani isterinya,” ucap tokoh agamar saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos.

Dikatakan, dua hari terakhir tidak ada lagi kontak tembak di Intan Jaya. Namun, sebagian warga yaitu pedagang, para tukang, pegawai negeri mulai meninggalkan Intan Jaya.

“Banyak sekali warga di Bandara Birogai sedang berlomba-lomba naik pesawat untuk keluar dari Intan Jaya, kebanyakan mereka mau ke Nabire. Mereka merasa ketakutan sehingga ingin meninggalkan Intan Jaya. Untuk penerbangan sendiri sudah mulai lancar,” tuturnya.

Sementara itu, untuk warga di Distrik Sugapa hingga saat ini masih berada di lokasi pengungsian. Para warga ini belum kembali ke rumah mereka masing-masing sebelum ada perintah dari aparat.

“Warga yang mengungsi menunggu arahan dari aparat TNI-Polri, apakah diperbolehkan pulang atau tidak. Jika situasi sudah kondusif maka warga kembali ke rumah mereka masing-masing. Namun yang pasti, kios belum buka,” tutupnya. (fia/nat) 

Merasa Takut, Sebagian Warga Tinggalkan Intan Jaya

JAYAPURA-Pasca kontak senjata antara KKB dan TNI-Polri yang terjadi 26 Oktober 2021, Bandara Bilorai- Sugapa, Kabupaten Intan Jaya kini kembali beroperasi tanpa petugas bandara dan petugas AirNav setempat.

Kapolres Intan Jaya, AKBP. Sandi Sultan menyampaikan, akibat tak adanya petugas bandara dan AirNav, maka operasional Bandara Bilorai selama lima hari terakhir dikendalikan oleh aparat TN-Polri. Termasuk membantu pendistribusian bantuan untuk pengungsi di Intan Jaya.

“Pegawai AirNav dan bandara tidak ada di tempat. Padahal saya dan Bupati Intan Jaya sudah buat surat jaminana keamanan,” kata Kapolres Sandi Sultan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (8/11).

Kapolres menjelaskan, petugas bandara dan AirNav menghilang sejak kejadian 26 Oktober lalu. Padahal, bupati, Dandim dan PNS lainnya saat ini masih berada di Intan Jaya.

“Sekalipun petugas bandara dan AirNav tidak ada di tempat, tapi penerbangan tetap lancar karena dikendalikan TNI-Polri, termasuk bantuan yang masuk ke Intan Jaya untuk pengungsi,” terang Kapolres.

Dikatakan Kapolres, kalaupun petugas AirNav dan petugas bandara mau meninggalkan lokasi dengan alasan konseling, setidaknya, mereka harus mencari penggantinya untuk ditempatkan di Bandara Bilorai-Sugapa.

Baca Juga :  Tiga Jenazah dan Black Box Diterbangkan ke Timika

“Saya menempatkan 100 personel untuk menduduki Bandara Bilorai, tapi ketika ada pesawat yang masuk jumlah personel yang saya turunkan sekira 200 personel untuk amankan bandara agar tidak ada gangguan,” jelas Kapolres.

“Petugas AirNav dan petugas bandara yang meninggalkan tugasnya segera kembali. Untuk keamanan di Bandara Bilorai, saya yang tanggung jawab. Jika ada apa-apa dengan bandara, mereka (KKB-red) berhadapan dengan TNI-Polri,” tegas Sandi Sultan.

Sementara itu, untuk dua anggota yang terkena rekoset saat kontak tembak dengan KKB pada Jumat (5/11) sudah dievakuasi ke Mimika, Senin (8/11) pagi. Sementara warga Apolo Belau yang terkena tembakan dalam kontak tembak, dievakuasi ke Nabire.

Dijelaskan, Apolo Belau terkena tembak karena pada saat anggoa melakukan penindakan kepada anggota KKB, Apolo mengikuti KKB yang lari. Padahal masyarakat semuanya berada di gereja saat kejadian.

Untuk evakuasi 2 personel Satgas YPR 501/BY korban kontak tembak dengan KKB bernama Sertu Dedi Hari Sanjaya dan Praka Tri Joko Prabowo diterbangkan ke Mimika menggunakan 2 helikopter Bell TNI AD.  Proses evakuasi dua personel TNI dikawal ketat aparat.

Secara terpisah, salah seorang tokoh agama yang berada di Intan Jaya juga membenarkan bahwawarga sipil Apolo Belau yang terkena tembak dari aparat telah dievakuasi ke Nabire, Senin (8/11) pagi.

Baca Juga :  Ingin Bangun Gelanggang Ramah Difabel

“Rencana mau dibawa ke Mimika, hanya saja tidak ada penerbangan dari Intan Jaya ke Mimiki sehingga dibawa ke Nabire ditemani isterinya,” ucap tokoh agamar saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos.

Dikatakan, dua hari terakhir tidak ada lagi kontak tembak di Intan Jaya. Namun, sebagian warga yaitu pedagang, para tukang, pegawai negeri mulai meninggalkan Intan Jaya.

“Banyak sekali warga di Bandara Birogai sedang berlomba-lomba naik pesawat untuk keluar dari Intan Jaya, kebanyakan mereka mau ke Nabire. Mereka merasa ketakutan sehingga ingin meninggalkan Intan Jaya. Untuk penerbangan sendiri sudah mulai lancar,” tuturnya.

Sementara itu, untuk warga di Distrik Sugapa hingga saat ini masih berada di lokasi pengungsian. Para warga ini belum kembali ke rumah mereka masing-masing sebelum ada perintah dari aparat.

“Warga yang mengungsi menunggu arahan dari aparat TNI-Polri, apakah diperbolehkan pulang atau tidak. Jika situasi sudah kondusif maka warga kembali ke rumah mereka masing-masing. Namun yang pasti, kios belum buka,” tutupnya. (fia/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya