Friday, March 29, 2024
30.7 C
Jayapura

Ingin Bangun Gelanggang Ramah Difabel

BOGOR – Apresiasi bonus kepada para atlet Paralimpiade Tokyo segera terealisasi. Saat mengundang para atlet di Istana Bogor kemarin (17/9), Presiden Joko Widodo memastikan bonus tersebut diberikan tidak hanya kepada atlet-atlet dan pelatih peraih medali, tetapi juga nonmedali.

Kontingen Paralimpiade Indonesia sukses melampaui target. Mereka finis di peringkat ke-43 dengan raihan 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Ini juga merupakan emas pertama sejak edisi Arnhem 1980 silam.

Kesuksesan tersebut tidak lepas dari cabor parabadminton yang menyumbang 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu. Leani Ratri Oktila menjadi atlet paling sukses. Turun dalam tiga nomor, Ratri berhasil menyabet 2 emas dan 1 perak. Dengan begitu, Ratri mendapat total bonus pemerintah Rp 13,5 miliar. Jumlah paling banyak dari semua atlet.

Baca Juga :  Kapolres Jamin Keamanan Rapat Pleno KPU Papua

Perhitungan bonus tersebut disamakan dengan atlet Olimpiade Tokyo 2020. Dengan perincian emas Rp 5,5 miliar; perak 2,5 miliar; dan perunggu Rp 1,5 miliar. Atlet nonmedali tetap mendapat bonus Rp 100 juta.

Ratri merasa bersyukur atas apresiasi tersebut. Dia ingin menggunakan bonus itu untuk mewujudkan impiannya, membangun gedung olahraga yang ramah difabel. ’’Tidak spesifik untuk difabel saja. Ingin punya gedung olahraga yang ada line untuk kursi roda,’’ tutur Ratri kepada Jawa Pos.

Gelanggang itu akan dibangun di Solo dan Riau. Solo dipilih karena menjadi lokasi pelatnas. Sementara Riau merupakan kampung halaman Ratri.

Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi tinggi dan penghargaan kepada perjuangan seluruh atlet. ’’Terima kasih atas medali emas yang diberikan di cabang bulu tangkis, bukan hanya satu emas, tetapi langsung dua emas,’’ kata Jokowi. Menurut dia, prestasi tersebut adalah sebuah lompatan. Sebab, sudah lama Indonesia tak meraih medali emas Paralimpiade. (gil/lyn/c17/bay/JPG)

Baca Juga :  Tahun Ajaran Baru, Pemkot Jayapura Dorong BTM

BOGOR – Apresiasi bonus kepada para atlet Paralimpiade Tokyo segera terealisasi. Saat mengundang para atlet di Istana Bogor kemarin (17/9), Presiden Joko Widodo memastikan bonus tersebut diberikan tidak hanya kepada atlet-atlet dan pelatih peraih medali, tetapi juga nonmedali.

Kontingen Paralimpiade Indonesia sukses melampaui target. Mereka finis di peringkat ke-43 dengan raihan 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Ini juga merupakan emas pertama sejak edisi Arnhem 1980 silam.

Kesuksesan tersebut tidak lepas dari cabor parabadminton yang menyumbang 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu. Leani Ratri Oktila menjadi atlet paling sukses. Turun dalam tiga nomor, Ratri berhasil menyabet 2 emas dan 1 perak. Dengan begitu, Ratri mendapat total bonus pemerintah Rp 13,5 miliar. Jumlah paling banyak dari semua atlet.

Baca Juga :  Papua Harus Jadi Satu-satunya Pintu Masuk ke Pasific

Perhitungan bonus tersebut disamakan dengan atlet Olimpiade Tokyo 2020. Dengan perincian emas Rp 5,5 miliar; perak 2,5 miliar; dan perunggu Rp 1,5 miliar. Atlet nonmedali tetap mendapat bonus Rp 100 juta.

Ratri merasa bersyukur atas apresiasi tersebut. Dia ingin menggunakan bonus itu untuk mewujudkan impiannya, membangun gedung olahraga yang ramah difabel. ’’Tidak spesifik untuk difabel saja. Ingin punya gedung olahraga yang ada line untuk kursi roda,’’ tutur Ratri kepada Jawa Pos.

Gelanggang itu akan dibangun di Solo dan Riau. Solo dipilih karena menjadi lokasi pelatnas. Sementara Riau merupakan kampung halaman Ratri.

Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi tinggi dan penghargaan kepada perjuangan seluruh atlet. ’’Terima kasih atas medali emas yang diberikan di cabang bulu tangkis, bukan hanya satu emas, tetapi langsung dua emas,’’ kata Jokowi. Menurut dia, prestasi tersebut adalah sebuah lompatan. Sebab, sudah lama Indonesia tak meraih medali emas Paralimpiade. (gil/lyn/c17/bay/JPG)

Baca Juga :  Pilot dan Pesawat di Papua Dalam Ancaman Tembakan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya