Friday, March 29, 2024
29.7 C
Jayapura

Dari Kumuh Jadi Asri, RSUD Jayapura Mulai Move On

Meninjau Lingkungan RSUD Jayapura bersama Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes

Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes., memiliki pekerjaan rumah yang dinilai berat untuk mengubah kesan kumuh RSUD Jayapura. Sejauh mana progres yang dikerjakan? Berikut laporan Cenderawasih Pos.

Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes., menunjukkan Taman Penyembuhan yang Ia gagas untuk dibangun di tengah lingkungan rumah sakit dengan tujuan agar suasana natural dari taman tersebut menjadi motivasi bagi pasien memperoleh kesembuhan. ( FOTO: gratianus silas/cepos)

Laporan: Gratianus Silas

Mengubah kesan kumuh yang sejak lama tersematkan terhadap RSUD Jayapura memang menjadi satu pekerjaan rumah dari Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes., sejak dilantik Gubernur Papua hampir setahun yang lalu.

Menyelesaikan pekerjaan rumah ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, dengan komitmen yang kuat, keseriusan dalam bekerja, serta dukungan dari berbagai pihak, terutama Gubernur dan Wakil Gubernur hingga manajemen rumah sakit, serta stakeholder terkait lainnya, niscaya perubahan yang diidam-idamkan itu akan terjadi.

Tidak menunggu lama bagi drg. Giyai membawa perubahan di RSUD Jayapura. Bermodalkan master plan yang telah disusun secara apik, dalam hitungan bulan saja berbagai pekerjaan fisik digencarkan, mulai dari gedung parkir bertingkat, IGD baru bagi penyakit non infeksius, taman penyembuhan, hingga gedung pelayanan jantung terpadu. Alhasil, wajah baru rumah sakit yang telah dibangun sejak zaman Belanda ini perlahan mulai nampak.

“Ini sudah kita rampungkan 100 persen gedung IGD baru untuk penyakit non infeksius. Tahun depan akan difungsikan untuk IGD PON, tapi selanjutnya menjadi IGD penyakit non infeksius.  Sedangkan IGD lama, kita fungsikan sebagai IGD penyakit infeksius, di antaranya Covid 19, paru-paru, diare, serta penyakit infeksius lainnya. Jadi, nanti tidak digabung antara penyakit infeksius dan non infeksius seperti yang selama ini terjadi, melainkan dipisah, termasuk rawat inap dan area penyakit infeksius dan non infeksius,” ungkap drg. Aloysius Giyai, M.Kes.

Baca Juga :  Hari ini Danlanud Merauke Diserahterimakan

Kemudian, gedung dengan unit pelayanan cuci darah, radiologi, kamar operasi, hingga ICU akan dirobohkan pada 5 Januari mendatang. Namun, akan dihitung terlebih dahulu penyusutan aset oleh Dinas PUPR Provinsi Papua.

Demikian, barangkali ada aset yang bisa dilelang dan masuk sebagai pendapatan aset negara. Kata drg. Giyai, ini merupakan prosedur yang harus dilakukan agar ketika gedung dirubuhkan, sudah tercatat dalam dokumen negara.

“Kami sudah rapatkan, nanti unit pelayanan cuci darah, radiologi, kamar operasi, hingga ICU di gedung ini akan dipidahkan ke gedung MCC (Medical Critical Center) di tengah rumah sakit yang sudah 17 tahun mangkrak tapi telah kita selesaikan pembangunannya,” terangnya.

Selanjutnya ada taman penyembuhan yang sengaja dibangun drg. Giyai di antara gedung-gedung unit pelayanan dan ruangan rawat inap pasien. Penyematan nama taman penyembuhan tidaklah sembarang dicomot. Namun, menjadi refleksi alam yang permai dengan dekor aliran air sungai, berbagai jenis tanaman, hingga kicauan burung yang merdu.

Baca Juga :  Cuaca Tak Pengaruhi Pemilu di Yahukimo

“Jadi, menciptakan suasana natural yang asri di tengah rumah sakit sebagai bagian dari tujuan mempercepat pemulihan pasien dari sakitnya, agar sembuh dan pulang dari sini (rumah sakit) dengan suatu kebahagiaan, suatu senyuman, baik penyembuhan secara fisik maupun emosi,” jelasnya.

Tidak cukup sampai di situ, salah satu yang menjadi gebrakan paling menonjol di RSUD Jayapura adalah gedung  Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Jayapura, yang mana akan dirampungkan pada 31 Desember akhir tahun ini, sesuai dengan kontrak kerja dengan pihak ketiga.

Berdasarkan peninjauanya, drg. Giyai melihat bangunan yang diproyeksikan untuk Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Jayapura itu sudah hampir rampung. Tinggal beberapa bagian minor saja yang perlu diselesaikan hingga 31 Desember sesuai kontrak. Sedangkan untuk instalasi oksigen sentral, mechanical dan electrical system, serta instalasi kelistrikan, air, dan elevator sudah dituntaskan.

“Ini berkat dukungan dari Gubernur dan Wakil Gubernur, serta kesungguhan kita dalam membangun. Kami betul-betul monitoring sehingga semoga pada 31 Desember, sesuai kontrak, akan selesai,” pungkasnya.(*/wen)

Meninjau Lingkungan RSUD Jayapura bersama Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes

Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes., memiliki pekerjaan rumah yang dinilai berat untuk mengubah kesan kumuh RSUD Jayapura. Sejauh mana progres yang dikerjakan? Berikut laporan Cenderawasih Pos.

Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes., menunjukkan Taman Penyembuhan yang Ia gagas untuk dibangun di tengah lingkungan rumah sakit dengan tujuan agar suasana natural dari taman tersebut menjadi motivasi bagi pasien memperoleh kesembuhan. ( FOTO: gratianus silas/cepos)

Laporan: Gratianus Silas

Mengubah kesan kumuh yang sejak lama tersematkan terhadap RSUD Jayapura memang menjadi satu pekerjaan rumah dari Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes., sejak dilantik Gubernur Papua hampir setahun yang lalu.

Menyelesaikan pekerjaan rumah ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, dengan komitmen yang kuat, keseriusan dalam bekerja, serta dukungan dari berbagai pihak, terutama Gubernur dan Wakil Gubernur hingga manajemen rumah sakit, serta stakeholder terkait lainnya, niscaya perubahan yang diidam-idamkan itu akan terjadi.

Tidak menunggu lama bagi drg. Giyai membawa perubahan di RSUD Jayapura. Bermodalkan master plan yang telah disusun secara apik, dalam hitungan bulan saja berbagai pekerjaan fisik digencarkan, mulai dari gedung parkir bertingkat, IGD baru bagi penyakit non infeksius, taman penyembuhan, hingga gedung pelayanan jantung terpadu. Alhasil, wajah baru rumah sakit yang telah dibangun sejak zaman Belanda ini perlahan mulai nampak.

“Ini sudah kita rampungkan 100 persen gedung IGD baru untuk penyakit non infeksius. Tahun depan akan difungsikan untuk IGD PON, tapi selanjutnya menjadi IGD penyakit non infeksius.  Sedangkan IGD lama, kita fungsikan sebagai IGD penyakit infeksius, di antaranya Covid 19, paru-paru, diare, serta penyakit infeksius lainnya. Jadi, nanti tidak digabung antara penyakit infeksius dan non infeksius seperti yang selama ini terjadi, melainkan dipisah, termasuk rawat inap dan area penyakit infeksius dan non infeksius,” ungkap drg. Aloysius Giyai, M.Kes.

Baca Juga :  Cuaca Tak Pengaruhi Pemilu di Yahukimo

Kemudian, gedung dengan unit pelayanan cuci darah, radiologi, kamar operasi, hingga ICU akan dirobohkan pada 5 Januari mendatang. Namun, akan dihitung terlebih dahulu penyusutan aset oleh Dinas PUPR Provinsi Papua.

Demikian, barangkali ada aset yang bisa dilelang dan masuk sebagai pendapatan aset negara. Kata drg. Giyai, ini merupakan prosedur yang harus dilakukan agar ketika gedung dirubuhkan, sudah tercatat dalam dokumen negara.

“Kami sudah rapatkan, nanti unit pelayanan cuci darah, radiologi, kamar operasi, hingga ICU di gedung ini akan dipidahkan ke gedung MCC (Medical Critical Center) di tengah rumah sakit yang sudah 17 tahun mangkrak tapi telah kita selesaikan pembangunannya,” terangnya.

Selanjutnya ada taman penyembuhan yang sengaja dibangun drg. Giyai di antara gedung-gedung unit pelayanan dan ruangan rawat inap pasien. Penyematan nama taman penyembuhan tidaklah sembarang dicomot. Namun, menjadi refleksi alam yang permai dengan dekor aliran air sungai, berbagai jenis tanaman, hingga kicauan burung yang merdu.

Baca Juga :  Jalan Holtekamp Kembali Dipalang di Lokasi Berbeda

“Jadi, menciptakan suasana natural yang asri di tengah rumah sakit sebagai bagian dari tujuan mempercepat pemulihan pasien dari sakitnya, agar sembuh dan pulang dari sini (rumah sakit) dengan suatu kebahagiaan, suatu senyuman, baik penyembuhan secara fisik maupun emosi,” jelasnya.

Tidak cukup sampai di situ, salah satu yang menjadi gebrakan paling menonjol di RSUD Jayapura adalah gedung  Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Jayapura, yang mana akan dirampungkan pada 31 Desember akhir tahun ini, sesuai dengan kontrak kerja dengan pihak ketiga.

Berdasarkan peninjauanya, drg. Giyai melihat bangunan yang diproyeksikan untuk Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Jayapura itu sudah hampir rampung. Tinggal beberapa bagian minor saja yang perlu diselesaikan hingga 31 Desember sesuai kontrak. Sedangkan untuk instalasi oksigen sentral, mechanical dan electrical system, serta instalasi kelistrikan, air, dan elevator sudah dituntaskan.

“Ini berkat dukungan dari Gubernur dan Wakil Gubernur, serta kesungguhan kita dalam membangun. Kami betul-betul monitoring sehingga semoga pada 31 Desember, sesuai kontrak, akan selesai,” pungkasnya.(*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya