Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Kondisi Keamanan Kondusif, Pembelajaran Tatap Muka Kembali Dibuka

ILAGA-Aktivitas belajar-mengajar terutama tatap muka di Kabupaten Puncak  akhirnya berjalan kembali setelah hampir satu tahun kegiatan belajar mengajar di Kabupaten Puncak ditiadakan selama hampir satu tahun karena kondisi keamanan yang kurang kondusif.

Pembukaan kembali aktivitas belajar mengajar di Kabupaten Puncak ditandai dengan ibadah dan doa pemulihan pendidikan di Kabupaten Puncak Papua, yang dilaksanakan di halaman SMAN 1 Ilaga, Kamis, (8/9) kemarin.

Dalam kesempatan tersebut juga, Bupati Puncak Papua Willem Wandik, bersama dengan Plt. Sekda Kabupaten Puncak Ir. Darwin Tobing, MM menyerahkan secara simbolis SK bagi guru-guru yang lolos seleksi pegawai Pemerintah dengan perjanjian Kerja (PPPK) kepada 32 guru, yang tersebar di sejumlah sekolah di Kabupaten Puncak.

Sekadar diketahui, dampak dari aksi kelompok sipil bersenjata (KSB) yang melakukan penyerangan di Kabupaten Puncak sejak 2020 sampai dengan 2021 dan berlanjut sampai april 2022, membuat sebagian besar guru-guru memilih mengungsi keluar dari Kabupaten Puncak, meninggalkan lokasi tugas, dampaknya adalah aktvitas belajar-mengajar di sejumlah sekolah di Distrik Beoga dan Ilaga, tidak berjalan, karena adanya berbagai ancaman dari KSB.

Memang sejak awal 2022,setelah kejadian penembakan April lalu, ada aktivitas belajar-mengajar di Ilaga dan Beoga, hanya saja aktivitas dilaksanakan di dalam pusat kota atau bahkan di rumah-rumah guru di dalam kota, ada juga yang menggunakan gedung Aula Pemkab di aula Negelar Ilaga, dengan melibatkan anggota Kepolisian dari Bimas Noken Polres Puncak dan guru-guru,sebab para guru tidak berani mengajar tatap muka di sekolah, lantaran takut kondisi keamanan yang tidak kondusif.

Kini kondisi di Ilaga berangsur-ansur mulai kondusif sejak akhir Juli lalu hingga Agustus 2022 kemarin, terbukti dengan dilaksanannya Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-77 pada tanggal 17 Agustus, yang dipimpin oleh Bupati Puncak Papua Willem Wandik sendiri membuat kondisi di Ilaga mulai ramai, para guru maupun ASN serta para pimpinan OPD mulai berdatangan ke Ilaga, sehingga kondisi di Kabupaten Puncak Papua mulai aman dan ramai dengan aktvitas pemerintahan, kesehatan, ekonomi dan pendidikan.

Baca Juga :  Belum Adaptasi New Normal Karena Warga Kurang Patuh

Guru-guru pun sudah berdatangan di Ilaga dan Beoga, sejak akhir Agustus pekan lalu, sehingga proses belajar-mengajar mulai berlangsung. Sekolah-sekolah direncanakan mulai Jumat, 9 september ini kembali dibuka, proses belajar-mengajar tatap muka akan kembali dilaksanakan di sekolah, karena ada jaminan keamanan dari anggota TNI/Polri, maupun dari masyarakat Kabupaten Puncak sendiri.

Mewakili para pelajar di Distrik Ilaga, Beoga dan Gome, Ketua Osis SMAN 1 Ilaga Dito Kiwak berharap agar pemerintah daerah, para orang tua di Kabupaten Puncak Papua, semua pihak, untuk bersatu menjaga keamanan di Kabupaten Puncak, sehingga dirinya dan teman-temannya bisa kembali sekolah, sebab baginya proses belajar-mengajar sangat penting sekali bagi mereka, karena masa depan Kabupaten Puncak Papua ada di pendidikan.

“Satu tahun hampir kami tidak sekolah aktif, padahal kami ingin sekolah, tapi karena kondisi di Ilaga, tidak kondusif, terpaksa kami belajar di rumah guru, bahkan tidak belajar baik, sekarang kami senang, bisa kembali sekolah, kami adalah generasi masa depan Kabupaten Puncak, kami ingin belajar,”ungkapnya.

Sama halnya pelajar SD kelas III SD Ilaga Akwila mengatakan dirinya ingin sekali sekolah, karena sudah lama tidak sekolah, hampir 1 tahun, setelah mendengar bahwa sekolah akan kembali dibuka, proses belajar-mengajar kembali berjalan, maka dirinya dan teman-temannya begitu senang.

“Saya senang sekali sudah mau sekolah lagi, kami akan ketemu ibu guru lagi, ketemu teman-teman lagi, kami bisa main di sekolah,”tambahnya.

Sementara itu, salah seorang guru Linus Wandagau,S.Pd, yang sehari-hari mengajar di SMAN 1 Beoga berharap agar semua orang tua di Kabupaten Puncak Papua, untuk mendukung pendidikan, sebab baginya pendidikan merupakan jendela dunia, dengan adanya pendidikan, maka suatu daerah bisa membangun.

Baca Juga :  Sembilan Penekanan Mendagri Hadapi HBKN

“Kami guru-guru berharap adanya keamanan, jika kondisi aman, kondusif, maka teman-teman guru, terutama teman-teman yang nusantara, mereka bisa tenang mengajar kami punya anak-anak, sebagai generasi penerus pembangunan di Kabupaten Puncak,”tambahnya.

Bupati Puncak Papua Willem Wandik,SE,M.Si yang hadir langsung bertatap muka dengan para pelajar yang hadir dalam acara ibadah tersebut, sempat menyampaikan pertanyaan kepada para pelajar, perasaan apa yang mereka rasakan ketika tidak sekolah.

“Anak-anak sekarang mau sekolah ka?”tanya Bupati.

Sontak semua anak-anak sekolah menjawab, ”Kami ingin sekolah lagi, kami ingin belajar lagi,” kata para pelajar tersebut.

Bupati Puncak Papua Willem Wandik menegaskan bahwa ketika sekolah tutup, proses belajar-mengajar tidak jalan, karena keamanan, maka itu pelanggaran HAM terbesar, Sebab kata bupati sebagai anak- anak Puncak harus mampu menjaga keamanan sehingga proses belajar-mengajar bisa berjalan, bagi anak-anak generasi penerus Kabupaten Puncak, anak-anak ini bisa diberikan ilmu yang baik, sehingga kelak mereka bisa menjadi orang-orang hebat yang kelak membangun Kabupaten Puncak, Papua dan Indonesia, bahkan dunia.

“Pelanggaran HAM besar, ketika anak-anak ini tidak sekolah, untuk itu mulai saat ini sekolah-sekolah harus dibuka, jangan lagi ditutup, begitu juga kami orang Puncak, mari jaga keamanan, sehingga guru-guru bisa mengajar anak-anak kami, kami jangan merusak masa depan anak-anak ini, kami berdosa dan membuat pelanggaran HAM terbesar buat anak-anak ini,”katanya.

Lanjut Bupati, dengan diadakanknya ibadah tersebut maka mulai Jumat (9/9), sekolah-sekolah di Kabupaten Puncak, terutama di Ilaga dan Beoga, dari PAUD, SD dan SMP, sampai dengan SMA/SMK, sudah bisa kembali dibuka, dan guru-guru sudah harus mengajar lagi seperti biasa, apalagi sudah ada jaminan keamanan dari TNI/Polri.(Diskominfo Puncak Papua)

ILAGA-Aktivitas belajar-mengajar terutama tatap muka di Kabupaten Puncak  akhirnya berjalan kembali setelah hampir satu tahun kegiatan belajar mengajar di Kabupaten Puncak ditiadakan selama hampir satu tahun karena kondisi keamanan yang kurang kondusif.

Pembukaan kembali aktivitas belajar mengajar di Kabupaten Puncak ditandai dengan ibadah dan doa pemulihan pendidikan di Kabupaten Puncak Papua, yang dilaksanakan di halaman SMAN 1 Ilaga, Kamis, (8/9) kemarin.

Dalam kesempatan tersebut juga, Bupati Puncak Papua Willem Wandik, bersama dengan Plt. Sekda Kabupaten Puncak Ir. Darwin Tobing, MM menyerahkan secara simbolis SK bagi guru-guru yang lolos seleksi pegawai Pemerintah dengan perjanjian Kerja (PPPK) kepada 32 guru, yang tersebar di sejumlah sekolah di Kabupaten Puncak.

Sekadar diketahui, dampak dari aksi kelompok sipil bersenjata (KSB) yang melakukan penyerangan di Kabupaten Puncak sejak 2020 sampai dengan 2021 dan berlanjut sampai april 2022, membuat sebagian besar guru-guru memilih mengungsi keluar dari Kabupaten Puncak, meninggalkan lokasi tugas, dampaknya adalah aktvitas belajar-mengajar di sejumlah sekolah di Distrik Beoga dan Ilaga, tidak berjalan, karena adanya berbagai ancaman dari KSB.

Memang sejak awal 2022,setelah kejadian penembakan April lalu, ada aktivitas belajar-mengajar di Ilaga dan Beoga, hanya saja aktivitas dilaksanakan di dalam pusat kota atau bahkan di rumah-rumah guru di dalam kota, ada juga yang menggunakan gedung Aula Pemkab di aula Negelar Ilaga, dengan melibatkan anggota Kepolisian dari Bimas Noken Polres Puncak dan guru-guru,sebab para guru tidak berani mengajar tatap muka di sekolah, lantaran takut kondisi keamanan yang tidak kondusif.

Kini kondisi di Ilaga berangsur-ansur mulai kondusif sejak akhir Juli lalu hingga Agustus 2022 kemarin, terbukti dengan dilaksanannya Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-77 pada tanggal 17 Agustus, yang dipimpin oleh Bupati Puncak Papua Willem Wandik sendiri membuat kondisi di Ilaga mulai ramai, para guru maupun ASN serta para pimpinan OPD mulai berdatangan ke Ilaga, sehingga kondisi di Kabupaten Puncak Papua mulai aman dan ramai dengan aktvitas pemerintahan, kesehatan, ekonomi dan pendidikan.

Baca Juga :  Polisi: Sengaja Untuk Memberikan Rasa Takut kepada Masyarakat

Guru-guru pun sudah berdatangan di Ilaga dan Beoga, sejak akhir Agustus pekan lalu, sehingga proses belajar-mengajar mulai berlangsung. Sekolah-sekolah direncanakan mulai Jumat, 9 september ini kembali dibuka, proses belajar-mengajar tatap muka akan kembali dilaksanakan di sekolah, karena ada jaminan keamanan dari anggota TNI/Polri, maupun dari masyarakat Kabupaten Puncak sendiri.

Mewakili para pelajar di Distrik Ilaga, Beoga dan Gome, Ketua Osis SMAN 1 Ilaga Dito Kiwak berharap agar pemerintah daerah, para orang tua di Kabupaten Puncak Papua, semua pihak, untuk bersatu menjaga keamanan di Kabupaten Puncak, sehingga dirinya dan teman-temannya bisa kembali sekolah, sebab baginya proses belajar-mengajar sangat penting sekali bagi mereka, karena masa depan Kabupaten Puncak Papua ada di pendidikan.

“Satu tahun hampir kami tidak sekolah aktif, padahal kami ingin sekolah, tapi karena kondisi di Ilaga, tidak kondusif, terpaksa kami belajar di rumah guru, bahkan tidak belajar baik, sekarang kami senang, bisa kembali sekolah, kami adalah generasi masa depan Kabupaten Puncak, kami ingin belajar,”ungkapnya.

Sama halnya pelajar SD kelas III SD Ilaga Akwila mengatakan dirinya ingin sekali sekolah, karena sudah lama tidak sekolah, hampir 1 tahun, setelah mendengar bahwa sekolah akan kembali dibuka, proses belajar-mengajar kembali berjalan, maka dirinya dan teman-temannya begitu senang.

“Saya senang sekali sudah mau sekolah lagi, kami akan ketemu ibu guru lagi, ketemu teman-teman lagi, kami bisa main di sekolah,”tambahnya.

Sementara itu, salah seorang guru Linus Wandagau,S.Pd, yang sehari-hari mengajar di SMAN 1 Beoga berharap agar semua orang tua di Kabupaten Puncak Papua, untuk mendukung pendidikan, sebab baginya pendidikan merupakan jendela dunia, dengan adanya pendidikan, maka suatu daerah bisa membangun.

Baca Juga :  Di Merauke, 13 Kampung Diduga Salahgunakan Dana Desa

“Kami guru-guru berharap adanya keamanan, jika kondisi aman, kondusif, maka teman-teman guru, terutama teman-teman yang nusantara, mereka bisa tenang mengajar kami punya anak-anak, sebagai generasi penerus pembangunan di Kabupaten Puncak,”tambahnya.

Bupati Puncak Papua Willem Wandik,SE,M.Si yang hadir langsung bertatap muka dengan para pelajar yang hadir dalam acara ibadah tersebut, sempat menyampaikan pertanyaan kepada para pelajar, perasaan apa yang mereka rasakan ketika tidak sekolah.

“Anak-anak sekarang mau sekolah ka?”tanya Bupati.

Sontak semua anak-anak sekolah menjawab, ”Kami ingin sekolah lagi, kami ingin belajar lagi,” kata para pelajar tersebut.

Bupati Puncak Papua Willem Wandik menegaskan bahwa ketika sekolah tutup, proses belajar-mengajar tidak jalan, karena keamanan, maka itu pelanggaran HAM terbesar, Sebab kata bupati sebagai anak- anak Puncak harus mampu menjaga keamanan sehingga proses belajar-mengajar bisa berjalan, bagi anak-anak generasi penerus Kabupaten Puncak, anak-anak ini bisa diberikan ilmu yang baik, sehingga kelak mereka bisa menjadi orang-orang hebat yang kelak membangun Kabupaten Puncak, Papua dan Indonesia, bahkan dunia.

“Pelanggaran HAM besar, ketika anak-anak ini tidak sekolah, untuk itu mulai saat ini sekolah-sekolah harus dibuka, jangan lagi ditutup, begitu juga kami orang Puncak, mari jaga keamanan, sehingga guru-guru bisa mengajar anak-anak kami, kami jangan merusak masa depan anak-anak ini, kami berdosa dan membuat pelanggaran HAM terbesar buat anak-anak ini,”katanya.

Lanjut Bupati, dengan diadakanknya ibadah tersebut maka mulai Jumat (9/9), sekolah-sekolah di Kabupaten Puncak, terutama di Ilaga dan Beoga, dari PAUD, SD dan SMP, sampai dengan SMA/SMK, sudah bisa kembali dibuka, dan guru-guru sudah harus mengajar lagi seperti biasa, apalagi sudah ada jaminan keamanan dari TNI/Polri.(Diskominfo Puncak Papua)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya