Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Konflik Warga di Nabire, Sekolah Diliburkan

JAYAPURA – Konflik antar warga yang terjadi di Nabire akibat batas wilayah akhirnya disikapi pemerintah dan Forkopimda. Pemerintah Daerah Nabire bersama TNI-Polri mengadakan pertemuan di Kantor Distrik Uwapa dalam rangka mencari solusi serta mendengar keluh kesah pasca konflik 2 kelompok warga yang mengakibatkan 2 warga meninggal dunia. Hingga kini konflik tersebut masih berlangsung bahkan tercatat ada 7 rumah warga telah dibakar.

Hanya yang disayangkan adalah rumah yang dibakar ini milik warga yang tak ada kaitannya dengan konflik tersebut. Hingga Kamis (8/6) kemarin warga di Nabire masih was – was mengingat pergerakan massa masih sempat terjadi.  Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, menyampaikan pertemuan Pemda Nabire dan aparat keamanan serta warga ini guna mencari solusi penyelesaian konflik yang terjadi di Nabire.

Baca Juga :  Kasus Curas Paling Menonjol di  Jayapura

Yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah Bupati Nabire Mesak Magai, Bupati Paniai Meky Nawipa, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, Dandim 1705 Nabire Letkol Inf. Donni Firmansyah M. Han, Sekda Pemda Kabupaten Nabire Pieter Erari, Tokoh Masyarakat Suku Mee Mapia Oskar Makai.

Pada kesempatannya Bupati Nabire menyampaikan tujuan Pemda Nabire beserta Kapolres Nabire dan Dandim 1705 Nabire untuk memastikan keamanan di Nabire serta membantu memediasi penyelesaian masalah yang telah terjadi.

“Kami Pimpinan Pemerintah Daerah Nabire ingin menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya dua korban dari masyarakat Suku Mee dan tujuannya kami mengadakan pertemuan ini untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Nabire,” ucapnya. Lebih lanjut, dirinya tidak ingin kembali ada korban maupun hal-hal yang tidak diinginkan bersama seperti pembakaran rumah warga ataupun lainnya.

Baca Juga :  Limbong Bakar Semangat Kontingen, Sebut Nama Almarhum Lisa

Konflik yang terjadi harus segera diselesaikan sehingga warga dapat kembali beraktifitas tanpa adanya rasa takut yang berkepanjangan. Selain itu, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya melaporkan bahwa pada Rabu (7/6) sekitar pukul 22.45 WIT telah terjadi pembakaran rumah warga dan dari data sementara personel di lapangan bahwa di KM 80 sebanyak 6 rumah dan KM 64 sebanyak 1 rumah yang merupakan rangkaian pasca konflik 2 kelompok warga.

“Sampe saat ini kami juga masih melakukan penyelidikan terhadap para korban yang mengalami luka-luka pasca konflik yang terjadi di Kabupaten Nabire karena belum adanya korban luka-luka baik luka ringan maupun luka berat yang dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” ucap Kapolres Nabire. (ade/wen)

JAYAPURA – Konflik antar warga yang terjadi di Nabire akibat batas wilayah akhirnya disikapi pemerintah dan Forkopimda. Pemerintah Daerah Nabire bersama TNI-Polri mengadakan pertemuan di Kantor Distrik Uwapa dalam rangka mencari solusi serta mendengar keluh kesah pasca konflik 2 kelompok warga yang mengakibatkan 2 warga meninggal dunia. Hingga kini konflik tersebut masih berlangsung bahkan tercatat ada 7 rumah warga telah dibakar.

Hanya yang disayangkan adalah rumah yang dibakar ini milik warga yang tak ada kaitannya dengan konflik tersebut. Hingga Kamis (8/6) kemarin warga di Nabire masih was – was mengingat pergerakan massa masih sempat terjadi.  Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, menyampaikan pertemuan Pemda Nabire dan aparat keamanan serta warga ini guna mencari solusi penyelesaian konflik yang terjadi di Nabire.

Baca Juga :  Pemkab Nabire Gelar Peningkatan Kapasitas Bagi Nakes

Yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah Bupati Nabire Mesak Magai, Bupati Paniai Meky Nawipa, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, Dandim 1705 Nabire Letkol Inf. Donni Firmansyah M. Han, Sekda Pemda Kabupaten Nabire Pieter Erari, Tokoh Masyarakat Suku Mee Mapia Oskar Makai.

Pada kesempatannya Bupati Nabire menyampaikan tujuan Pemda Nabire beserta Kapolres Nabire dan Dandim 1705 Nabire untuk memastikan keamanan di Nabire serta membantu memediasi penyelesaian masalah yang telah terjadi.

“Kami Pimpinan Pemerintah Daerah Nabire ingin menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya dua korban dari masyarakat Suku Mee dan tujuannya kami mengadakan pertemuan ini untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Nabire,” ucapnya. Lebih lanjut, dirinya tidak ingin kembali ada korban maupun hal-hal yang tidak diinginkan bersama seperti pembakaran rumah warga ataupun lainnya.

Baca Juga :  Dua Remaja Jadi Tersangka Kasus Pencurian

Konflik yang terjadi harus segera diselesaikan sehingga warga dapat kembali beraktifitas tanpa adanya rasa takut yang berkepanjangan. Selain itu, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya melaporkan bahwa pada Rabu (7/6) sekitar pukul 22.45 WIT telah terjadi pembakaran rumah warga dan dari data sementara personel di lapangan bahwa di KM 80 sebanyak 6 rumah dan KM 64 sebanyak 1 rumah yang merupakan rangkaian pasca konflik 2 kelompok warga.

“Sampe saat ini kami juga masih melakukan penyelidikan terhadap para korban yang mengalami luka-luka pasca konflik yang terjadi di Kabupaten Nabire karena belum adanya korban luka-luka baik luka ringan maupun luka berat yang dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” ucap Kapolres Nabire. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya